Mengunjungi Soto Ayam Podjok Legendaris di Kediri

Mengunjungi Soto Ayam Podjok Legendaris di Kediri
info gambar utama

Setiap daerah mempunyai jajanan khas guna memanjakan lidah turis, baik yang berasal dari lokal maupun mancanegara. Tidak hanya menggoda indra pengecap, tetapi juga mencipta sebuah kenangan tempo dulu. Kota di Jawa Timur yang terkenal dengan produk Tahu Kuning Poo, Kota Kediri, akan membuat perut pengunjung bergema.

Tengok saja di sudut Jalan Dhoho Kota Kediri, ada warung legendaris yang menjual soto ayam kampung. Warung bernama “Soto Ayam Podjok” berdiri sejak 1926 tertulis pada papan di atas pintu masuk. Lokasinya memang di pojok jalan dan tidak melebar ke sisi jalan dengan tujuan mempertahankan area strategis khas warung ini.

Suasana tempo dulu masih terasa kental saat melihat arsitektur gawang pintu dan jendela tinggi semampai bergaya klasik Hindia berwarna kuning gading. Jendela kayu lipat dengan selot sederhana pun masih dipertahankan. Kemungkinan desain awal ialah sebuah rumah yang terbangun di pojok jalan, lalu sang pemilik menyulap menjadi warung seperti sekarang ini.

Saat berjalan masuk ke warung, terlihat meja yang tertempel di tembok dikelilingi bangku panjang dengan pajangan minuman botol kaca. Dua bangku panjang berhadapan pada sebuah meja panjang yang dihiasi dengan telur kampung rebus, telur asin, perkedel, kerupuk udang, kerupuk palembang, dan kerupuk lainnya untuk menemani semangkuk soto ayam kampung.

Tak lupa terpajang foto sang pemilik sekaligus peracik menu Soto Ayam Podjok di dinding. Menurunkan resep rahasia ke generasi ketiga saat ini tanpa mengubah cita rasa sama sekali, baik bumbu maupun peralatan makan. Konsistensi pemilik Soto Ayam Podjok benar-benar patut dicontoh oleh para pedagang masa kini.

DOG!” suara nyaring terdengar dari botol kecap yang sengaja digebrak ke meja dapur oleh peracik. Suara gebrakan yang menggelegar hingga pintu masuk sebagai penanda saat soto sedang disajikan bagi pelanggan. Tak usah penasaran, penyajian soto dapat langsung disaksikan dari sudut bilik kecil itu.

Mangkuk cekung nan lebar diisi nasi hangat dengan suwiran daging ayam kampung, kecambah kecil, dan potongan daun seledri, langsung disiram kuah kaldu bening. Tak lupa dibubuhkan sedikit sambal buatan pemilik bagi pecinta pedas. Soto ayam kampung siap dihidangkan bersama tahu pong goreng yang berbalur kecap.

Beningnya kuah kaldu terasa pas dan gurih tanpa tambahan garam sekalipun. Seruput demi seruput kuah soto dapat menghangatkan perut. Suwiran daging ayam kampung begitu empuk di setiap sendoknya. Akan lengkap rasanya menikmati semangkok soto dengan perkedel dan kerupuk udang yang tersedia di depan mata.

Porsi nasi pada soto terbilang pas sehingga perut tidak terlalu begah. Pelayan selalu siaga apabila pelanggan ingin tambahan nasi atau ingin menyantap soto dalam porsi besar. Dilanjut menyantap kerenyahan tahu pong dengan baluran kecap yang sedari tadi uap dari tahu goreng mengepul di udara dan memamerkan aroma gurihnya di depan pelanggan.

Serasa menyantap hidangan rumah padahal tidak sedang di rumah juga menjadi ciri khas dari warung ini untuk menarik pelanggan baru. Bagaimana tidak, mulai dari bumbu soto, kecap, sambal, tahu pong, dan perkedel merupakan buatan tangan pekerja Soto Ayam Podjok yang diperhatikan langsung oleh generasi ketiga pemilik warung.

Layaknya warung pada umumnya, suara pengunjung saling bersahut-sahutan di meja panjang. “Permisi Mbak, saya mau ambil perkedelnya,” dan sejenisnya. Rasa hangat terasa dari semangkok soto ayam dan keakraban antar pengunjung dalam warung kecil ini. Mungkin inilah suasana tempo dulu yang tidak akan didapatkan di warung maupun restoran lain.

Referensi: Instagram Soto Ayam Podjok | Kota Kediri

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NU
GI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini