Fakta Unik Ikan Red Devil: Predator yang Dilarang di Indonesia

Fakta Unik Ikan Red Devil: Predator yang Dilarang di Indonesia
info gambar utama

Berbagai jenis ikan hias yang memiliki bentuk indah, tidak selalu memiliki dampak juga yang baik bagi lingkungan. Salah satunya adalah ikan red devil. Ikan ini memang terlihat indah untuk dipelihara, bahkan bentuknya mirip dengan ikan lou han. Namun, ikan ini ternyata merupakan ikan predator yang jahat jika dilepas di perairan bebas.

Ikan red devil atau yang juga disebut sebagai setan merah ini diklasifikasikan oleh Labert Gunter pada tahun 1864. Ikan ini bahkan merusak dan menjadi masalah serius di Danau Toba. Artikel ini akan membahas tentang asal, habitat, dan fakta unik ikan red devil.

1. Asal ikan red devil bukan dari Indonesia

Ikan red devil adalah ikan predator berbahaya yang bukan dari Indonesia. Ikan yang memiliki nama ilmiah Amphilophus labiatus ini ternyata berasal dari wilayah Amerika Tengah. Tepatnya, ikan ini merupakan spesies endemik yang berasal dari perairan Nikaragua, seperti Danau Nikaragua, Danau Managua, dan Danau Xiloa.

2. Habitat ikan red devil di perairan tawar

Ikan red devil sering sekali ditemukan di perairan air tawar dan lebih sering berada di danau daripada di sungai. Selain itu, ikan berbahaya ini juga senang bertempat tinggal di perairan yang memiliki banyak batu sebagai tempat mereka untuk berenang di antara celah-celah batu tersebut.

Baca juga: Mengenal 5 Ikan Air Tawar Sumatra yang Terancam Punah

3. Ikan red devil menjadi predator spesies ikan lainnya

Ikan ini memiliki rahang yang sangat kuat dan gigi yang tajam. Hal itulah yang menyebabkan ikan omnivora ini diklasifikasikan sebagai ikan predator yang berbahaya bagi spesies ikan lainnya. Ikan red devil selalu memangsa ikan kecil, cacing, larva, serangga, siput, dan organisme lainnya.

Baca juga : Mengenal Arapaima, Ikan Predator Terbesar Asal Amazon yang Dilarang di Indonesia

4. Pernah mengancam spesies ikan lain di Danau Toba

Meskipun bukan berasal dari Indonesia, ikan ini sendiri sudah menyebar sampai ke Indonesia dan ditemukan pada sekitar tahun 1990-an dibawa dari Singapura dan Malaysia. Ikan ini juga menjadi masalah yang besar bagi habitat-habitat ikan lain di danau Toba.

Beberapa perairan yang pernah ditinggali oleh ikan red devil di Indonesia antara lain Danau Toba Sumatera Utara, Waduk Sermo Yogyakarta, Kedung Ombo Jawa Tengah, hingga Danau Sentani Papua.

ikan red devil -ikan predator yang dilarang di Indonesia
info gambar

5. Dijadikan ikan hias karena warnanya yang bervariasi

Meskipun berbahaya, ikan red devil memiliki bentuk yang sangat indah. Ikan ini bahkan berkerabat dengan ikan lou han dan warnanya juga sangat mencolok. Red devil kerap dijumpai dengan warna yang berbeda-beda. Mulai dari merah, abu-abu, kuning, putih, hingga merah muda.

Bahkan di dalam air, ikan ini terkadang terlihat dengan bentuk bibir yang lebih besar.Oleh karena itu, orang-orang masih memilih memelihara ikan ini untuk disimpan di dalam aquarium.

6. Populasinya sulit dikendalikan karena berkembang biak dengan cepat

Ikan red devil memiliki adaptasi yang sangat baik. Ikan ini bisa tinggal di perairan air tawar mana saja dan bisa hidup di berbagai macam kondisi. Oleh karena itu, dari kemampuan adaptasi dan berkembang biak di mana saja membuat ikan ini sangat sulit untuk dikendalikan populasinya.

7. Bisa dikonsumsi sebagai makanan

Meskipun predator, ikan ini juga bisa dikonsumsi oleh manusia. Ikan red devil bahkan dikatakan memiliki rasa yang sangat lezat ketika diolah menjadi sebuah keripik atau ikan krispi.

Baca juga: Mengenal Toman, Ikan Predator Hias Yang Dapat Dikonsumsi

8. Dilarang di Indonesia karena mengancam fauna endemik di perairan

Mengingat akan bahaya yang ditimbulkan akibat adanya ikan red devil, Indonesia melarang orang untuk memasukkan, membudidayakan, mengedarkan, dan melepasliarkan ke wilayah perairan Indonesia. Ikan ini berpotensi mengancam fauna endemik yang ada di perairan Indonesia. Larangan tersebut tercantum dalam Peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan No 19 Tahun 2020.

Baca juga: Ternyata, 3 Ikan Purba ini Masih Hidup di Perairan Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Farih Fanani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Farih Fanani.

MF
RP
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini