Mengenal 4 Keunikan Desa Sidetapa di Bali

Mengenal 4 Keunikan Desa Sidetapa di Bali
info gambar utama

Kawan pernah mendengar atau mengetahui Desa Sidetapa di Bali? Desa tua ini menyimpan keindahan alam dan keunikan yang menarik untuk diulas.

Desa Sidetapa berlokasi di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Terletak di puncak bukit ketinggian 650 mdpl, desa ini terlihat asri dengan panorama indah.

Warga Desa Sidetapa terkenal masih menjaga kebudayaan turun temurun yang diwariskan nenek moyang, mulai dari adat istiadat, sistem sosial, kepercayaan, tradisi bermukim, dan mata pencaharian.

Kebudayaan ini menjadi keunikan yang terus dilestarikan warga. Kawan penasaran dengan keunikan Desa Sidetapa? Simak ulasan berikut ini, ya!

Desa Sidetapa | Foto: sidetapa-buleleng.desa.id
info gambar

1. Desa Tua di Bali

Desa Sidetapa termasuk golongan Desa Bali Aga, yakni desa tradisional tertua yang tersebar di daerah pegunungan di Bali. Nenek moyang mereka merupakan orang-orang Bali dari keluarga besar Austronesia.

Baca juga: Intip 4 Lokasi Syuting MV Sugar Rush Ride TXT di Bali, MOA Harus Tahu!

Selain Sidetapa, desa lain yang tergolong Bali Aga, yakni Desa Tenganan di Kabupaten Karangasem dan Desa Trunyan dan Desa Bayug Gede di Kabupaten Bangli. Paling banyak ada di Kabupaten Buleleng, yakni Desa Julah, Desa Pedawa, Desa Sembiran, Desa Tigawasa, dan Desa Cempaga.

Memang tidak ada prasasti atau catatan mengenai asal-usul Desa Sidetapa, tetapi berdasarkan penuturan tetua mereka, Desa Sidetapa sudah ada sejak 785 M. Sudah lama sekali, ya!

Alkisah, dulu Desa Sidetapa bernama Gunung Sari Munggah Tapa. Suatu waktu, desa terkena wabah penyakit. Seorang pendeta Budha akhirnya melakukan semedi untuk menghilangkan wabah. Akhirnya, wabah tersebut berhasil diatasi dan sang pendeta dihormati warga Gunung Sari Munggah Tapa.

Sang pendeta pun mengadakan bhisama (ikhtisar) menggunakan tirta (air suci) yang berada di Kayon Teben. Air suci tersebut digunakan sebagai tirta pembersih, tirta pengelukatan, dan tirta pengentas bagi orang meninggal. Selain itu, tidak boleh digunakan untuk kepentingan lain.

Nama desa kemudian diubah menjadi Sidetapa. Semua urusan diserahkan kepada Dewa Gede Penyarikan.

2. Bale Gajah Tumpang Salu

Rumah adat Desa Sidetapa bernama Bale Gajah Tumpang Salu. Bale artinya rumah, gajah artinya besar atau ilmu pengetahuan, dan tumpang salu artinya tri mandala atau tiga bagian kawasan, yakni nista mandala, madya mandala, dan utama mandala.

Baca juga: Menyingkap Asal Usul Desa Kurungan Nyawa, Benarkah Orang yang Masuk Tak Bisa Keluar?

Madya mandala memiliki tiga fungsi, yakni tempat pemujaan Dewi Sri atau Dewi Padi, tempat menampung air bersih, dan tempat menaruh perabotan rumah tangga. Utama mandala juga memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai tempat sembahyang, tempat tidur, dan bale kematian.

Bentuk rumah ini terdiri dari empat tiang sesuai kaki gajah dan bertumpang tiga. Menariknya, rumah dibangun membelakangi jalan.

Konon, masyarakat dulu sengaja membangun rumah membelakangi jalan untuk menyembunyikan aktivitas dari invasi Majapahit. Versi lain menyebutkan masyarakat Sidetapa menyembunyikan kegiatan spiritual dari Raja Mayadenawa yang menganggap dirinya sebagai Tuhan.

3. Pengrajin Anyaman Bambu

Kawan akan menemukan banyak kerajinan anyaman bambu di Desa Sidetapa. Masyarakat Sidetapa terkenal suka menganyam. Hampir setiap rumah mengerjakan anyaman bambu. Mata pencaharian ini terus dilestarikan secara turun temurun.

Kualitas anyaman mereka sangat tinggi dan terkenal, bahkan sudah menembus pasar ekspor global. Produk anyaman bambu yang mereka buat, antara lain kursi, kurungan, tempat lampu, tempat pensil, dan beragam interior rumah.

4. Ritual Agung Briyang

Penduduk Desa Sidetapa masih menjalankan tradisi atau ritual Agung Briyang. Ritual itu sebagai bentuk persembahan ke Sang Hyang Widhi dan menyambut para dewa, sekaligus mengusir roh-roh jahat.

Baca juga: Desa Terbersih Dunia Ada di Indonesia, Inilah Desa Penglipuran Bali!

Mereka melaksanakan ritual itu setiap tiga tahun sekali pada purnamaning sasih kedasa—bulan purnama dalam dalam bulan sepuluh dari kalender Hindu Bali. Peserta ritual terdiri dari laki-laki yang memakai kostum tradisional dan perempuan yang membawa persembahan di kepala.

Itulah keunikan Desa Sidetapa di Buleleng, Bali yang masih ada hingga saat ini. Bila di Bali, Kawan bisa mampir untuk berkunjung ke desa wisata tersebut untuk menambah pengetahuan. Semoga informasi ini membuat Kawan semakin tahu Indonesia, ya!

Referensi: IDN Times | Kemenparekraf | BALIPOST

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

F
GI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini