Bukan Sulap! Mahasiswa KKN UNDIP Ubah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi nan Apik

Bukan Sulap! Mahasiswa KKN UNDIP Ubah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi nan Apik
info gambar utama

Pengelolaan limbah rumah tangga masih menjadi PR penting dalam kehidupan masyarakat, termasuk di Desa Panekan, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. Salah satu limbah rumah tangga yang belum dikelola dengan baik adalah minyak jelantah dari hasil penggunaan memasak di skala rumahan.

Dianggap tidak dapat dimanfaatkan lagi, masyarakat Desa Panekan memilih untuk membuang minyak jelantah begitu saja setelah digunakan. Bayangkan, betapa banyaknya minyak jelantah yang dihasilkan dalam sehari saja. Padahal, potensi kerusakan lingkungan akan muncul apabila salah satu limbah B3 rumah tangga ini tidak dikelola dengan baik dalam pembuangan hingga penanganan limbahnya.

Beranjak dari fenomena ini, Ammara Aqiila, mahasiswa S1 Teknik Kimia UNDIP, berinisiasi untuk melakukan inovasi terhadap minyak jelantah. Kegiatan yang dilakukan adalah mengajak seluruh Ibu Rumah Tangga (IRT) di Desa Panekan melakukan pemanfaatan minyak jelantah menjadi produk bermanfaat nan apik untuk dipajang dan digunakan di rumah, yaitu dengan membuat lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah. Kegiatan ini menjadi salah satu Program Keilmuan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 UNDIP Tahun Akademik 2022/2023 yang diselenggarakan pada hari Minggu, 29 Januari 2023 dan dihadiri oleh Ibu-ibu RT, RW, dan BPD Desa Panekan serta perwakilan anggota Kelompok PKK yang notabene merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT).

Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah
info gambar

Foto: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Kegiatan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah ini mendapat antusias yang baik dari seluruh peserta yang hadir. "Memang bukan sulap! Ternyata mudah sekali cara membuatnya. Padahal, bahannya sangat mudah untuk didapatkan, tapi tidak terpikir untuk diolah menjadi produk yang bermanfaat." ujar salah satu perwakilan Kelompok PKK Desa Panekan saat sesi pelatihan selesai dilaksanakan. Pasalnya, pembuatan lilin aromaterapi ini hanya memerlukan sedikit bahan dan waktu yang sebentar untuk mengolahannya. Semua kalangan bisa untuk membuatnya.

Foto: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Kawan GNFI juga dapat membuat lilin aromaterapi ini sendiri di rumah. Bahan-bahan yang dibutuhkan, yakni minyak jelantah, bubuk stearin, krayon warna, dan essential oil. Sebelumnya, minyak jelantah perlu untuk dimurnikan dengan cara memberinya arang yang membara dan didiamkan selama 1 malam. Tujuan pemberian arang membara pada minyak jelantah adalah untuk menghilangkan bau kurang sedap dan mengendapkan kotoran yang terdapat pada minyak. Setelah itu, minyak jelantah dapat disaring dan siap untuk digunakan. Pembuatan lilin aromaterapi ini sangatlah mudah. Caranya, semua bahan dicampur dengan cara dipanaskan dengan kompor dengan memasukkan minyak jelantah dan bubuk stearin terlebih dahulu sambil diaduk hingga rata. Selanjutnya, berilah essential oil hingga tercium wangi aromaterapi. Terakhir, pemberian krayon ke dalam campuran guna memberikan warna untuk lilin. Jika campuran sudah rata dapat segera dipindahkan ke wadah lilin dari kaca yang sudah diberikan sumbu di dalamnya. Selain wadah kaca, lilin juga dapat ditaruh pada wadah kaleng sisa minuman yang sudah dicuci bersih. Selanjutnya, tunggu hingga campuran tadi menjadi padat. Voila! Lilin aromaterapi sudah dapat digunakan.

Harapannya, kegiatan ini memberikan inspirasi bagi masyarakat Desa Panekan dalam mengelola limbah rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat. Selain itu, kesadaran masyarakat terkait pengelolaan limbah rumah tangga juga semakin tinggi sehingga ide-ide kreatif akan muncul dan menjadi salah satu ide bisnis yang dapat dikembangkan. Terlebih lagi, pengelolaan limbah yang baik akan menjadikan kondisi lingkungan tempat tinggal menjadi lebih sehat dan bersih.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini