Mengenal Rumah Adat Bali, Mahakarya Pulau Dewata yang Sarat akan Makna

Mengenal Rumah Adat Bali, Mahakarya Pulau Dewata yang Sarat akan Makna
info gambar utama

Bali merupakan provinsi di Indonesia yang terkenal akan budayanya yang unik dan begitu lekat dalam keseharian penduduknya. Bahkan nilai budaya ini begitu dijunjung tinggi dan dijaga kelestariannya hingga kini, tak terkecuali dengan rumah adat Bali yang masih terjaga keasliannya serta keberadaannya sangat mudah di temukan di seantero Bali.

Dikenal sangat mencintai nilai budaya dan menjunjung tinggi adat istiadat, hal ini dapat sangat terlihat dari arsitektur bangunan dari rumah adat Bali. Penasaran dengan keunikan dan nilai-nilai yang terkandung pada rumah tradisional khas Bali? Mari kenali salah satu warisan budaya dari bumi pertiwi yang satu ini melalui ulasan berikut!

Sejarah Rumah Adat Bali

Dikutip dari jurnal ilmiah Rumah Tradisional Bali (2016) oleh Ir. I Nyoman Sudiarta dan diterbitkan Universitas Udayana, dijelaskan bahwa rumah adat Bali berasal dari masa Bali Aga.

Dalam jurnal yang sama juga dijelaskan bahwa arsitektur rumah adat Bali mengedepankan dan menggunakan konsep bangunan sebagai pertahanan perang.

Adapun tokoh yang memegang peranan penting dalam pengembangan rumah adat Bali adalah Empu Kuturan. Seorang budayawan, ahli teori arsitektur, sekaligus penasihat Anak Wungsu yang memerintah Bali sekitar abad ke 11.

Baca juga: Sejarah Rumah Tongkonan, Rumah Adat Sulawesi Selatan yang Disakralkan Suku Toraja

Nilai Filosofi yang Terkandung pada Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali dibangun sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali yaitu bagian dari kitab agama Hindu yaitu Weda yang khusus mengatur mengenai tata letak ruang dan bangunan.

Aturan ini mirip dengan aturan Feng Shui yang digunakan oleh etnis Tionghoa yang mana arah dan sudut merupakan aspek yang sangat penting dalam pembangunan suatu rumah.

Sejarah dan makna rumah adat bali
info gambar

Dengan demikian arah dibangunnya rumah adat Bali begitu diperhitungkan. Untuk bangunan yang dianggap keramat atau suci seperti Pura harus dibangun menghadap ke gunung dan disebut dengan istilah Kaja. Sementara untuk bangunan biasa di bangun menghadap ke laut dan disebut dengan istilah Kelod.

Rumah adat Bali juga menerapkan aspek keharmonisan berkehidupan atau yang disebut dengan Tri Hita Karana. Tri Hita Karana merupakan salah satu filosofi agama Hindu yang mana mengandung makna hubungan harmonis antara pawongan, palemahan, dan parahyangan yang dibutuhkan guna mewujudkan kedinamisan dalam hidup.

Pawongan sendiri memiliki makna para penghuni rumah, sedangkan palemahan memiliki makna harus adanya hubungan yang baik dan harmonis antara penghuni rumah dengan alam atau lingkungan serta parahyangan yang bermakna hubungan yang seimbang antara manusia dan Tuhan yang Maha Esa.

Baca juga: Rumah Lamin Adat dari Kutai Kalimantan Timur yang Melambangkan Kewibawaan Dayak

Ragam Ornamen Penuh Makna di Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali memang begitu menonjolkan sisi budaya hingga kepercayaan penduduk setempat. Salah satunya melalui ornamen atau ukiran khas yang terdapat pada sisi-sisi bangunan.

Ornamen pada rumah adat Bali pun juga sarat akan filosofi dimana menggambarkan kehidupan yang ada di bumi antar makhluk hidup yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan.

Ornamen pada rumah adat ini begitu beragam dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu.

  1. Keketusan

Pada rumah adat Bali, ornamen keketusan umumnya terdapat pada sisi bangunan dengan permukaan atau bidang yang luas.

Keketusan berisi motif flora yang mana mengambil salah satu bagian penting dari tumbuhan dan dibentuk dengan pola berulang. Keketusan terbagi ke dalam berbagai jenis seperti keketusan wangsa, bunga tuwung, bun-bun dan masih banyak lagi.

Ornamen keketusan mengandung filosofi tercapainya kesejahteraan hidup. Ornamen ini diharapkan dapat mengikat hal-hal positif guna mewujudkan hidup rukun, kedamaian, kecukupan dan kesejahteraan di dunia hingga ke akhirat.

  1. Kekarangan

Ornamen kekarangan merupakan perpaduan ornamen flora dan fauna. Kekarangan biasanya terdapat di sudut atau bagian tengah dari bangunan baik itu rumah adat atau bangunan suci.

Bentuk dasar dari ornamen kekarangan umumnya berupa fauna khayalan yang berbentuk abstrak dan dikombinasikan dengan ornamen flora.

Beberapa ornamen kekarangan yang paling khas dan cukup dikenal yaitu karang Hasti, Karang Sai, dan Karang Celeng.

Ornamen kekarangan pada umumnya melambangkan kekokohan serta kuasa Tuhan yang Maha Esa yang tak dapat ditandingi oleh siapa pun.

  1. Pepatraan

Ornamen pepatraan merupakan ornamen flora yang biasanya terdapat pada permukaan yang sempit seperti tiang dan motifnya disusun secara memanjang.

Layaknya tumbuhan yang teduh dan menjadi salah satu sumber kehidupan, ornamen pepatraan mengandung makna filosofis agar orang-orang yang tinggal di rumah dengan berhiaskan ornamen ini dapat hidup dengan nyaman. Serta terlindungi dari rasa takut, panas, haus, dan lain sebagainya.

Baca juga: Keunikan Rumah Adat Sunda di Tatar Pasundan yang Harmonis dengan Alam

Ragam Jenis Bangunan pada Kompleks Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali terdiri dari beberapa macam bangunan yang ditempatkan pada satu kompleks sehingga membentuk suatu harmonisasi. Berikut beberapa bangunan tradisional yang terdapat pada kompleks rumah adat Bali.

  • Angkul-angkul

Angkul-angkul merupakan bangunan semacam gapura yang menjadi pintu masuk ke pekarangan rumah adat Bali. Angkul-angkul sering disamakan dengan Gapura Candi Bentar karena memiliki fungsi yang sama sebagai pintu masuk.

rumah adat bali
info gambar

Namun terdapat perbedaan mendasar di antara keduanya yaitu Gapura Candi Bentar tak beratap sedangkan Angkul-angkul memiliki atap yang posisinya sejajar.

  • Aling-aling

Aling-aling dalam bahasa Indonesia memiliki makna “pembatas”. Aling-aling merupakan area yang menjadi pembatas antara Angkul-angkul dan pekarangan rumah ataupun tempat suci yang berfungsi sebagai penghalang aura negatif agar tidak masuk ke pekarangan rumah ataupun tempat suci tersebut.

Pada bagian Aling-aling umumnya terdapat tembok pembatas yang rendah( penyengker ) dengan arca di bagian depannya.

  • Pura Keluarga

Sebagian besar masyarakat Bali diketahui menganut kepercayaan Hindu. Oleh karenanya Pura Keluarga merupakan salah satu bangunan yang terdapat hampir di seluruh rumah adat Bali.

Bangunan ini terletak di sebelah timur laut dari rumah hunian dan diposisikan di sudut. Bangunan ini disebut juga dengan pamerajaan atau sanggah yang digunakan sebagai tempat beribadah dan berdoa.

  • Bale Dauh

Bale Dauh merupakan bangunan yang dengan konsep terbuka yang digunakan sebagai tempat orang Bali menerima tamu. Bale Dauh terletak di sisi barat dan memiliki bentuk persegi panjang dengan disertai banyak tiang penyangga yang mana jumlah tiangnya berbeda-beda antar satu rumah dengan rumah yang lainnya.

Di dalam ruangan Bale Dauh terdapat semacam bale sehingga ruang ini juga dapat difungsikan sebagai tempat tidur remaja laki-laki.

  • Bale Manten / Bale Daja

Bale Manten atau Bale Daja merupakan bangunan yang menjadi bagian inti dari rumah adat Bali yang digunakan sebagai tempat tidur kepala keluarga atau anak gadis yang belum menikah.

Bangunan Bale Manten berbentuk persegi panjang dan dilengkapi dengan bale-bale di sisi kanan dan kirinya. Bale Manten terletak di sebelah utara dan memiliki lantai yang lebih tinggi dibandingkan Bale Dauh.

  • Bale Gede

Bale Gede merupakan bangunan terbesar di antara bangunan lain pada komponen rumah adat Bali. Bale Gede memiliki desain yang mewah dan digunakan sebagai tempat upacara adat baik bagi keluarga hingga masyarakat sekitar.

  • Bale Sekapat

Bale Sekapat merupakan bangunan menyerupai gazebo dengan empat buah tiang dan bentuk atap seperti pelana. Bale Sekapat digunakan sebagai tempat anggota keluarga untuk bersantai dan bercengkerama sehingga akan menumbuhkan hubungan yang lebih harmonis.

rumah adat bali - bale
info gambar
  • Jineng / Klumpu

Jineng atau Klumpu merupakan bangunan berukuran sedang berbahan dasar kayu yang dirancang menyerupai gua dan memiliki atap dari jerami kering serta diposisikan lebih tinggi mirip rumah panggung.

Jineng digunakan untuk menyimpan gabah kering agar tidak dimakan burung dan terhindar dari serangan jamur. Sedangkan di bagian bawah atau kolongnya digunakan untuk menyimpan gabah yang belum dijemur.

  • Pawaregan

Pawaregan diambil dari kata wareg yang bermakna “kenyang”. Pawaregan sendiri merupakan sebutan untuk ruang dapur pada rumah adat Bali. Pawaregan memiliki posisi di sebelah barat laut atau selatan dari bangunan rumah utama.

Pawaregan dibagi menjadi dua area yaitu salah satunya untuk memasak dan satu area lainnya untuk menyimpan peralatan dapur.

  • Lumbung

Bangunan terakhir pada kompleks rumah adat Bali yaitu lumbung. Lumbung merupakan bangunan kecil yang digunakan untuk menyimpan bahan makanan seperti padi dan jagung.

rumah adat bali -lumbung
info gambar

Terbagi menjadi beberapa bangunan yang ditempatkan secara harmonis pada satu kompleks membuat rumah adat Bali memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri.

Lebih dari sekedar rumah, rumah adat Bali lebih cocok disebut dengan Maha Karya dimana memiliki nilai estetika yang tinggi dan mengandung filosofi kehidupan yang mendalam serta membawa harapan baik bagi setiap penghuninya.

Baca juga: 10 Rumah Adat Tradisional Terunik Dan Terpopuler Di Indonesia

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Bali
https://www.gramedia.com/literasi/mengenal-rumah-adat-bali/amp/
https://www.bernas.id/2021/04/13508/79486-rumah-adat-bali-ciri-khas-sejarah-dan-filosofi/
https://blog.atourin.com//news/rumah-adat-suku-bali/
https://www.detik.com/bali/budaya/d-6378920/10-nama-rumah-adat-bali-keunikan-dan-ciri-khasnya/amp
https://student-activity.binus.ac.id/himdi/2021/04/15/ornamen-pada-bangunan-bali-2/
https://www.rumah.com/panduan-properti/mengenal-rumah-adat-bali-untuk-inspirasi-hunian-anda-13512
https://idea.grid.id/amp/092293738/menilik-pengaturan-tata-letak-angkul-angkul-jangan-sembarang-letakan
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/92d0addc0b3e1bbf82d65d2d8cd8c4ad.pdf

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Raras Wenny lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Raras Wenny. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

RW
RP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini