Menikmati Secangkir Kopi Demi Pelestarian Owa Jawa dari Kepunahan

Menikmati Secangkir Kopi Demi Pelestarian Owa Jawa dari Kepunahan
info gambar utama

Owa Jawa (Hylobates moloch) merupakan primata endemik pulau Jawa. Hewan ini juga merupakan salah satu spesies arboreal, yakni tinggal di kanopi hutan bagian atas serta tidur dan beristirahat di bagian mahkota pohon yang tertinggi di antara pohon lain.

Tetapi kini populasi owa jawa diperkirakan tak lebih dari tiga ribu individu yang hidup terpisah-pisah di 63 lokasi. Menurut daftar IUCN dalam lampiran 1 CITES, owa jawa termasuk kategori terancam punah.

Dimuat dari CNN Indonesia, owa jawa padahal berperan sangat vital dalam menjaga kelangsungan ekosistem hutan. Hal ini karena hewan itu membantu penyebaran biji-bijian yang nantinya akan tumbuh menjadi pohon di hutan.

Karena itulah, bersama dengan penduduk desa, Yayasan Swara Owa pada tahun 2012 merancang sebuah program kopi sebagai cara untuk konservasi hewan tersebut. Pasalnya dalam catatan lembaga ini ancaman terbesar owa jawa adalah pembalakkan liar.

Dengan mengoptimalkan kopi hutan yang tumbuh di bawah naungan pohon tanpa merusak hutan. Salah satu yang beralih pekerjaan menjadi petani kopi adalah Tasuri, sebelumnya dirinya adalah pembalak dan pemburu burung.

“Awalnya jadi pemburu burung, beralih jadi petani kopi, lebih asyik,” ucap Tasuri.

Owa Jawa, Primata Zona Asiatis Bersuara Nyaring yang Langka dan Terancam Punah

Kopi Owa

Kawasan hutan Petungkriyono telah terkenal dengan komoditas kopi sejak zaman Belanda.
Namun alih-alih melanjutkan budidaya kopi, ketika Belanda pergi, masyarakat malah memburu owa jawa yang dianggap memiliki nilai jual.

Tetapi berkat bantuan dari lembaga penelitian dari Yogyakarta, budidaya kopi kembali dihidupkan. Warga setempat kemudian mengembangkan usaha kopi owa yang mulai digalakkan pada tahun 2007.

Istilah ini bukanlah kopi yang berasal dari kotoran owa, tetapi untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa pelestarian owa jawa bisa melalui komoditas kopi. Pada saat itu, perburuan owa jawa masih begitu marak.

Kemudian sejak 2010, para peneliti muda mulai memgembangkan proyek pemberdayaan masyarakat sekitar hutan yang berfokus pada kopi. Berbeda dengan kebanyakan kopi yang memiliki ladang pertaniannya sendiri, tanaman kopi owa dibiarkan tumbuh liar di hutan.

Kopi ini tumbuh pada ketinggian 250-900 mdpl dan memiliki empat jenis, yakni robusta, excelsa, liberika, dan arabika. Dari keempat jenis itu yang paling banyak ditemui adalah kopi jenis robusta.

Karena tumbuh liar tanpa pupuk dan pestisida kopi owa tergolong kopi organik. Hasil biji kopi dipanen dan diolah secara tradisional oleh masyarakat. Hal ini ternyata juga berfungsi untuk mempertahankan fungsi hutan sebagai habitat owa jawa.

Cacing Beludru, Cacing Predator Purba Penghuni Hutan Hujan Kalimantan

Perkembangan kopi owa

Dinukil dari Wikipedia, produksi kopi owa kini dikelola oleh Yayasan Swara Owa. Sebagian dari penjualan kopi ini akan digunakan demi kemaslahatan alam dan juga owa jawa. Karena masih dikelola secara tradisional, produksinya pun masih terbatas.

Sementara itu masyarakat dan pihak swasta dilarang membuka lahan kebun kopi baru. Walaupun begitu banyak pebisnis kopi yang tertarik mengembangkan kebun kopi baru yang tentunya berpotensi mengancam habitat owa jawa.

Sejak tahun 2016, Swara Ora bahkan sudah mengekspor kopi owa ke Wildlife Reserves Singapore yang mengelola sebagian besar kebun binatang di Singapura. Setiap tahun, sekitar 1 ton green bean atau biji kopi hijau dikirim ke Singapura.

Selain karena kualitas rasa dan aroma yang enak, para pembeli membeli kopi owa karena kesadaran untuk mendukung gerakan konservasi hutan tropis dan primata. Sehingga menjaga kelangsungan hidup owa jawa.

“Ini adalah kopi yang bisa Anda nikmati dengan kesadaran nurani,” kata Vinita Ramani,” asisten manager Konservasi dan Penelitian Wildlife Reserves Singapore (WRS).

Anjing Bernyanyi Papua, Anjing Hutan Yang Pernah Punah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

RK
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini