Rasio Elektrifikasi Indonesia Mencapai 99,63 Persen Sepanjang 2022

Rasio Elektrifikasi Indonesia Mencapai 99,63 Persen Sepanjang 2022
info gambar utama

Rasio elektrifikasi di sepanjang tahun 2022 kemarin sudah menyentuh angka 99,63 persen. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Hal tersebut meningkat sebesar 1,8 persen dari tahun sebelumnya. Yang mana, pada tahun 2021 silam angka persentase elektrifikasinya berasa di angka 99,45 persen.

Rasio elektrifikasi ini merupakan suatu hal yang terus ditargetkan agar semakin meningkat oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Bersumber dari BPS, rasio elektrifikasi adalah perbandingan jumlah pelanggan rumah tangga yang sudah memiliki aliran listrik, entah itu dari sumber listrik PLN maupun listrik yang bukan berasal dari PLN dengan jumlah rumah tangga total.

Meskipun peningkatan ini sedikit melambat, hal ini tentu menjadi kabar baik terkait dengan bagaimana akses listrik ini bisa lebih dinikmati oleh berbagai masyarakat di daerah tertentu.

Apalagi untuk mereka yang tinggal di daerah yang bisa dikatakan lebih tertinggal dan bahkan sebelumnya lingkungannya tidak pernah memiliki aliran listrik.

Menurut Arifin Tasrif dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Tahun 2022 dan Program Kerja Kementerian ESDM Tahun 2023 sebagaimana dilansir dari antara, ia menyebutkan bila capaian ini masih perlu ditingkatkan lagi agar aliran listrik bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat.

"Rasio elektrifikasi di tahun 2022 mencapai 99,63 persen tetapi kami perlu meningkatkan program elektrifikasi ini agar seluruh wilayah Indonesia mendapatkan akses listriknya," ujar Arifin.

Lebih lanjut, Arifin juga menyebutkan kalau kemajuan terkait dengan capaian rasio elektrifikasi ini masih akan terus pemerintah pantau. Sebab, listrik ini adalah salah satu hal yang harus bisa dinikmati oleh masyarakat. Rasio elektrifikasi ini juga berkaitan dengan bagaimana keadilan dan tanggung jawab pemerintah

Selama tahun 2022 kemarin, Kementerian ESDM mencatat bila terdapat berbagai penambahan untuk kapasitas pembangkit tenaga listrik dengan total jumlah aliran 81,2 gigawatt (GW).

Rincian dari penambahan kapasitas pembangkit tersebut ialah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebesar 42,1 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Gas Uap/Mesin Gas (PLTG/GU/MG) sebesar 21,6 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebesar 5 GW, dan Pembangkit Listrik Tenaga EBT 12,5 GW.

Mengutamakan Indonesia Timur pada 2023

Pada tahun 2023 ini pula, pemerintah dengan Kementerian ESDM akan senantiasa mengupayakan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dalam skala nasional.

Terlebih lagi untuk daerah Indonesia Timur yang memang masih banyak yang belum menikmati listrik, khususnya di Daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T).

Dengan adanya akses listrik yang merata dan bisa seluruh rakyat Indonesia nikmati setiap hari selama 24 jam, diharapkan hal ini bisa menjadi pemicu untuk menggerakkan serta meningkatkan perekonomian daerah agar bisa semakin bertumbuh..

"Wilayah (Indonesia bagian) timur akan menjadi fokus kami ke depan agar kita bisa mendorong energi listrik sampai di masyarakat wilayah timur antara lain wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua, bahkan Nusa Tenggara Timur dan pulau-pulau terluar terpencil lainnya," tutur Arifin.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MM
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini