Maleo Senkawor: Ciri dan Fakta Unik Fauna Tipe Peralihan Asal Sulawesi

Maleo Senkawor: Ciri dan Fakta Unik Fauna Tipe Peralihan Asal Sulawesi
info gambar utama

Maleo Senkawor atau burung maleo berasal dari daerah Sulawesi yang termasuk fauna tipe peralihan. Populasinya terus menurun dan kemungkinan punah jika tidak segera dijaga kelestariannya. Di balik fisiknya yang mirip dengan ayam, ternyata banyak hal menarik yang bisa Kawan temukan dari maleo ini.

Persebaran dan Habitat Burung Maleo

Burung maleo (Macrocephalon maleo) adalah jenis burung endemik yang tersebar di Pulau Sulawesi. Kawan bisa menemukan burung tersebut di beberapa daerah seperti Konawe Utara Mandiodo, Suaka Margasatwa Buton Utara, Suaka Margasatwa Tanjung Batikolo, dan Kepulauan Muna.

Tempat perkembangan burung tersebut ada di pinggir pantai berpasir. Sebagian burung ini berada di pegunungan dengan perbukitan serta lereng yang memiliki banyak pepohonan tetapi tidak terlalu lebat.

Burung yang unik ini termasuk famili Megapodiidae dari genus Macrocephalon. Jika Kawan perhatikan, penampakannya memang tidak jauh berbeda dengan ayam. Namun terdapat jambul maupun benjolan bulat pada bagian atas kepala.

Baca juga: Sekilas tentang Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis)

Makanan Burung Maleo

Burung maleo merupakan hewan omnivora. Biasanya burung ini makan aneka biji-bijian, kumbang, semut, buah, serta hewan-hewan kecil lainnya. Burung yang juga bisa Kawan temukan di daerah Maluku ini mampu tumbuh hingga panjang 55 sentimeter serta sebagian besar tubuhnya tertutupi oleh bulu berwarna hitam.

Ciri Fisik Burung Maleo

ciri fisik burung maleo
info gambar

Sekilas telah dijelaskan bahwa bentuk fisik maleo hampir sama dengan ayam. Akan tetapi, ada beberapa perbedaan yang bisa Kawan cermati, yakni:

  • Bulu bagian luar dari burung ini berwarna hitam. Sementara itu, bagian luarnya berwarna pink keputihan.
  • Tubuh si jantan lebih besar daripada betina.
  • Kulit di area sebelah mata berwarna kuning. Kemudian paruhnya berwarna jingga serta kulit di bagian kaki berwarna abu-abu.
  • Di bagian atas kepala terdapat benjolan berwarna hitam. Masyarakat menyebutnya jambul. Sebagai informasi, jambul pada burung maleo fungsinya yaitu mengukur suhu liang untuk tempat mengerami telur. Jambul tersebut akan digunakan ketika mengerami telur sampai menetas.

Sementara itu berikut gambar klasifikasi taksonomi burung maleo:

Klasifikasi taksonomi burung maleo senkawor
info gambar

Fakta Unik Burung Maleo

Beberapa fakta unik serta menarik dari burung maleo ini yaitu:

1. Hewan Endemik Indonesia

Maleo merupakan hewan endemik Indonesia dan khas Pulau Sulawesi. Itu artinya, Kawan kemungkinan tidak akan menemukan burung ini selain di Pulau Sulawesi. Meskipun begitu, tidak seluruh wilayah di Sulawesi menjadi tempat persebaran burung tersebut.

2. Hewan yang Setia (monogami)

Rasanya tidak salah jika menjadikan maleo sebagai simbol kesetiaan. Ini karena burung tersebut memang sangat setia terhadap pasangannya. Maleo hanya mempunyai satu pasangan sepanjang hidupnya.

Meskipun pasangannya sudah mati, ia tetap setia serta tidak akan mencari pasangan lain. Jika yang mati adalah si jantan, maka pasangan betinanya juga tidak akan bertelur lagi. Sifat setia ini sebenarnya hal yang lumrah dan diistilahkan sebagai monogami.

Baca juga: Owa Jawa, Primata Zona Asiatis Bersuara Nyaring yang Langka dan Terancam Punah

3. Lebih Suka Berjalan

Maleo merupakan jenis burung dan tentunya bisa terbang. Uniknya, burung tersebut tidak suka terbang dan malah lebih sering berjalan. Itulah alasan mengapa maleo banyak yang menyebutnya mirip dengan ayam daripada burung.

Sebenarnya apa yang dilakukan maleo bukan tanpa alasan. Kebanyakan makanan burung maleo berada di permukaan tanah. Jadi mereka harus mencarinya dengan cara berjalan.

4. Tidak Mengerami Telurnya

Berbeda dari burung lainnya, maleo tidak mengerami telurnya. Mereka menetaskan telurnya dengan cara mengubur telur-telur tersebut di pasir. Ini karena ukuran telurnya yang terlalu besar daripada ukuran tubuh maleo.

Maleo betina mengeluarkan energi sangat besar saat bertelur, sehingga tak jarang mereka pingsan karena kelelahan. Belum lagi butuh waktu penetasan yang sangat lama. Waktunya bisa antara 62 sampai 85 hari.

5. Status Konservasinya Terancam Punah

Bagaimana dengan status konservasinya? Menurut IUCN atau International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources alias Badan Konservasi Internasional, status burung tersebut termasuk EN lias Endangered (terancam punah).

Kelangkaan tersebut terjadi akibat rusaknya habitat alami mereka. Faktor perburuan liar juga menyebabkan berkurangnya populasi maleo. Hewan ini sendiri memiliki masa hidup mencapai 25 tahun. Saat ini jumlah yang tersisa di alam bebas diperkirakan hanya 14.000 individu.

Baca juga: 10 Fauna Endemik Indonesia yang Tersebar di Indonesia, Wajib Dijaga!

Referensi:

https://rimbakita.com/burung-maleo/

https://www.halodoc.com/artikel/kenalan-lebih-dekat-dengan-burung-maleo

https://www.idntimes.com/science/discovery/moh-solihul-ansori/fakta-burung-maleo-hewan-endemik-indonesia-yang-terancam-punah-c1c2?page=all

https://www.menlhk.go.id/site/single_post/3270/bersama-selamatkan-maleo#:~:text=Burung%20maleo%20merupakan%20burung%20endemik,beberapa%20tempat%20di%20Pulau%20Sulawesi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan R. Putra lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel R. Putra.

Terima kasih telah membaca sampai di sini