Dijuluki sebagai The Spice Island, Maluku ternyata bukan hanya kaya akan rempah melainkan juga kaya akan kekhasan budaya yang salah satunya dapat dilihat dari pakaian daerah Maluku yang begitu memesona dengan keunikan yang dimilikinya.
Dikutip dari buku dengan judul Warna Nusantaraku (2021) karya Dinda Aulia, Sri Tutur Martaningsih, & Agus Supriyanto, terdapat 5 jenis pakaian adat dari daerah Maluku yaitu baju Cele, kebaya dansa, Manteren Lamo, pakaian Nona Rok, dan busana Mustiza.
Namun, dari kelima jenis pakaian daerah Maluku tersebut, baju Cele merupakan yang paling terkenal dan menjadi prototipe dari baju adat khas Maluku.
Baca juga: Isi Perjanjian Tordesillas dan Saragosa
Mengenal Baju Cele, Baju Adat Khas Maluku
Dikutip dari buku Kamus Mode Indonesia (2013) karya Irma Hadisurya & Ninuk, Baju Cele merupakan pakaian tradisional perempuan di Provinsi Maluku. Baju ini identik dengan penggunaan motif garis-garis geometris atau kotak-kotak kecil dan warna yang didominasi oleh warna terang.
Pada penggunaannya, baju Cele dikombinasikan dengan kain pelekat yang dikenakan dengan cara disalele atau 'disarungkan dari luar dan dilapisi sampai sebatas lutut'.
Lalu dipadu padankan juga dengan kain sarung sebagai bawahan yang mana harus memiliki warna senada sehingga terlihat serasi.
Terdapat juga lenso yaitu aksesoris berupa kain Salele yang diletakkan di bagian bahu sebagai pelengkap dari pakaian provinsi yang beribu kota di Ambon ini.
Untuk alas kaki biasanya menggunakan selop dengan warna yang senada dengan kain sarung yang digunakan.
Sementara untuk aksesoris di bagian kepala umumnya wanita yang mengenakan baju Cele akan menggunakan sanggul atau konde. Jenis konde yang digunakan adalah konde bulan yang dilengkapi dengan haspel 'tusukan konde yang terbuat dari emas atau perak' sehingga memberikan kesan mewah.
Baju Cele kerap digunakan pada berbagai upacara adat di Maluku seperti acara pelantikan raja, acara pesta negeri, acara cuci negeri, acara panas pela, hingga upacara pernikahan.
Pada upacara adat umumnya wanita Maluku akan berdampingan dengan pria. Untuk pakaian yang dikenakan oleh pendamping atau mempelai pria umumnya adalah kebaya dansa berupa kemeja atau atasan putih dengan kancing berwarna keemasan yang dilengkapi dengan jas merah berenda satin di bagian luarnya. Serta celana hitam untuk bawahan dan sepatu pantofel untuk alas kaki.
Untuk aksesoris pelengkap yang digunakan adalah sabuk merah berwarna senada dengan jas yang disebut juga dengan ikat Poro.
Baca juga: 5 Makanan Khas Maluku Berbahan Dasar Ikan
Keunikan Baju Cele Khas Maluku
Sama seperti baju adat asal daerah lain, baju Cele juga memiliki keunikannya sendiri. Ternyata, penggunaan warna dari blus atau baju yang dikenakan dapat menunjukkan kedudukan serta status dari wanita yang mengenakannya.
Untuk warna merah digunakan bagi wanita atau gadis yang belum menikah atau bisa juga digunakan oleh mempelai wanita. Sedangkan bagi wanita yang telah menikah akan menggunakan baju yang berwarna hijau.
Adapun bagi wanita yang telah memiliki cucu maka akan mengenakan baju Cele dengan warna putih atau merah tua.
Baju Cele menggunakan warna cerah untuk melambangkan keceriaan, keberanian, serta kelincahan dari wanita Maluku yang mengenakannya.
Terdapat juga panggilan unik bagi wanita yang mengenakan baju Cele yaitu jika yang mengenakannya adalah seorang gadis maka akan disebut dengan Nona Baju Cele Kaeng atau Nona Kain Salele. Sementara jika yang mengenakannya wanita yang telah menikah akan dipanggil dengan Nyonya Kain Salele.
Baca juga: Rumah Adat Maluku dan Maluku Utara: Baileo, Sasadu, dan Hibualamo
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Baju_Cele
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5854433/mengenal-5-pakaian-adat-maluku-beserta-keunikannya
https://ambon.go.id/pakaian-adat/#:~:text=Baju%20cele%20ini%20dipakai%20juga,tangan%20yang%20diletakan%20di%20pundak).
https://kumparan.com/berita-terkini/keunikan-baju-cele-pakaian-adat-maluku-paling-populer-1xZNwqVIGiy
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
