5 Kiat Menulis Buku Harian, Anti Bosan!

5 Kiat Menulis Buku Harian, Anti Bosan!
info gambar utama

Kawan pernah mencoba menulis buku harian? Menceritakan kegiatan kita selama sehari ataupun beberapa hari dalam buku harian ternyata membantu menjaga kesehatan mental, lho!

Namun, banyak orang tak konsisten menulis buku harian. Umumnya karena merasa malas atau bosan. Padahal, menulis buku harian punya banyak manfaat.

Meski tak sepenuhnya menyembuhkan kecemasan, menulis buku harian seolah bercerita ke sahabat terpercaya. Kita bisa menumpahkan segala rahasia dan keluh kesah yang tidak boleh didengar orang lain.

Bila Kawan baru mau mulai menulis buku harian atau melanjutkan kembali buku harian, coba lakukan cara berikut ini, ya!

Baca juga : 5 Tips Menulis Esai agar Lolos Beasiswa
Menulis Buku Harian | Foto: Alina Vilchenko/Pexels
info gambar

1. Hias Buku Harian

Pasti bosan, kan, kalau hanya menulis? Ketika dibaca kembali pun, kita akan merasa bosan karena hanya ada kata-kata di buku tersebut.

Jadikan menulis buku harian menjadi lebih menyenangkan! Kawan bisa menempelkan stiker-stiker lucu atau bunga-bunga kering di setiap menulis.

Begitu pula pada setiap entri baru. Rekatkan stiker dengan objek yang berbeda sebagai penanda.

Tak hanya bagian isi, menghias sampul juga diperlukan, lho. Kawan juga bisa menulis kutipan yang membangkitkan semangat.

Hias semenarik mungkin dan jadikan buku harian itu benar-benar personal. Proses menulis akan lebih menyenangkan dan anti bosan.

Baca juga : Tips Cara Menulis Motivation Letter untuk Beasiswa

2. Masukkan Gambar atau Foto

Punya kenangan bersama teman atau keluarga? Cetak dan tempelkan!

Memberi foto pada setiap tulisan akan membuat Kawan lebih senang saat membacanya kembali. Tak harus pakai kertas foto, cukup cetak menggunakan kertas HVS biasa.

Selain foto, Kawan juga bisa menggambar sesuatu di buku harian. Entah perasaan pada hari itu atau gambar nan lucu. Buat semenyenangkan mungkin, ya!

3. Jangan Menulis Setiap Hari

Menulis buku harian tak perlu setiap hari. Seminggu hingga sebulan sekali pun tak apa. Cukup rangkum kejadian selama beberapa hari tersebut.

Misal, Kawan bisa langsung menulis sebanyak dua halaman setelah satu bulan. Rangkum apa yang terjadi dan bagaimana perasaan Kawan selama rentang waktu tersebut.

Menulis apa yang terjadi setiap hari hanya akan membuat bosan dan akhirnya malah malas. Kegiatan menulis pun akan terhenti. Jadi, cukup lakukan setelah beberapa hari, ya!

Baca juga : Writing Therapy: Kegiatan Menulis yang Menyehatkan

4. Baca Kembali

Coba baca kembali buku harian setelah 2-3 bulan. Menyenangkan untuk membaca dan mengingat kembali kenangan selama rentang waktu tersebut.

Kita mungkin akan tertawa, menangis, atau marah selama membaca. Hal itu wajar untuk merefleksikan dan mengenal diri sendiri lebih baik lagi.

Setelah itu, Kawan akan merasa bersyukur dan berterima kasih kepada diri sendiri karena telah berjuang melewati hari yang tak selalu mulus.

5. Beri Hadiah untuk Diri Sendiri

Menulis buku harian dan menjaga rutinitas tersebut terkadang melelahkan, kan? Nah, coba beri hadiah kecil untuk diri sendiri setelah berhasil menulis selama beberapa bulan.

Misalnya, menonton film favorit, membeli camilan kesukaan, atau berjalan-jalan sejenak di sekitar rumah merupakan hadiah kecil nan berharga.

Ingat, ya, hadiah untuk diri sendiri itu tak kalah penting! Kawan akan merasa bahagia dan rileks. Selain itu, memberi hadiah setelah berhasil menulis akan membangkitkan semangat untuk melakukan hal itu lagi.

Nah, itu dia kiat menulis buku harian yang bisa Kawan coba. Bila rutin, menulis buku harian membantu proses berpikir, manajemen waktu, dan landasan untuk membangun gaya hidup lebih sehat.

Jadi, jangan bosan menulis buku harian, ya! Semoga informasi ini bermanfaat.

Referensi: Youtube Matt D'Avella

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

F
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini