Cash atau Cashless? Ketahui Untung dan Ruginya

Cash atau Cashless? Ketahui Untung dan Ruginya
info gambar utama

Sejak pandemi merebak, metode pembayaran nontunai atau cashless meningkat. Perubahan kebiasaan belanja menjadi daring turut mengubah cara bertransaksi. Siapa di antara Kawan GNFI yang suka belanja di online shop?

Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan transaksi uang elektronik akhir 2019 sebanyak 79,3 persen. Per Agustus 2020, total transaksi mencapai Rp127 triliun. Angka ini terus meningkat hingga akhir 2020 sebesar Rp196,9 triliun.

Penyedia layanan dompet digital yang bekerja sama dengan platform penjualan daring mendapatkan penghasilan lebih besar. Menurut hasil survei, merek yang paling sering digunakan masyarakat, yakni DANA, OVO, Gopay, ShopeePay, dan LinkAja.

Namun, transaksi cashless belum merata seluruh Indonesia. Masyarakat daerah terutama di luar Pulau Jawa cenderung masih bertransaksi secara tunai atau cash.

Bagaimana untung rugi bertransaksi secara cash atau cashless? Manakah yang lebih efektif?

Baca juga : Kawan Wajib Tahu, 5 Cara Mengatur Keuangan untuk Hobi Tanpa Rugikan Finansial

Metode Pembayaran Cashless

Cashless | iMin Technology/Pexels
info gambar

Kawan pernah naik transportasi umum atau berbelanja di mal daerah Jabodetabek? Rata-rata tempat tersebut pasti memberikan alternatif pembayaran cashless lewat aplikasi dompet digital atau QRIS.

Pesatnya perkembangan teknologi juga melahirkan istilah cashless society atau berkurangnya transaksi tunai karena tergantikan uang digital atau transaksi elektronik.

Apalagi pandemi Covid-19 membuat orang lebih memilih cashless karena tak perlu bersentuhan langsung. Cukup bayar lewat smartphone, beres!

Melansir Kompas.id, transaksi melalui Standar Kode Respon Cepat atau QRIS naik 131 persen pada 2021. Transaksi tersebut meliputi pembelian pulsa seluler prabayar (naik 174 persen), pembayaran belanja daring (91 persen), dan pembayaran tagihan (93 persen).

Implementasi QRIS telah dimulai sejak 1 Januari 2020. Pada 2021, Bank Indonesia menargetkan 12 juta merchant menggunakan QRIS. Tujuannya untuk pemulihan ekonomi nasional dan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata Indonesia.

Baca juga : Tips Bijak Lakukan Self Reward Tanpa Membahayakan Keuangan

QRIS mempermudah layanan transaksi antardompet elektronik. Jadi, konsumen tak perlu memiliki beragam dompet elektronik.

Namun, pembayaran cashless belum merata ke seluruh daerah di Indonesia. Wilayah Jabodetabek, terutama Jakarta memang lebih menyukai cashless karena masyarakatnya telah teredukasi digital dengan baik.

Sementara masyarakat daerah belum banyak yang mengetahui cara pembayaran digital. Hal ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan penyedia layanan nontunai mengedukasi masyarakat terutama pelaku UMKM di daerah.

Bila diterapkan, cashless efektif untuk mengurangi antrian, menghemat waktu, mengurangi risiko kehilangan uang tunai, dan meningkatkan pendapatan negara.

Namun, di balik keuntungan itu, ada kerugian cashless, seperti rentan cyber crime, menjadi lebih konsumtif, dan harus selalu terhubung dengan internet.

Metode Pembayaran Cash

Cash | Foto: Ahsanjaya/Pexels
info gambar

Masih suka berbelanja menggunakan uang tunai? Meski tren cashless terus memuncak, tentu uang tunai tetap diperlukan sebagai metode pembayaran. Bayangkan kalau tiba-tiba kuota internet Kawan habis atau harus bayar parkir di jalan?

Baca juga : Menilik Fenomena Gaya Hidup Cashless di Era Digital

Bawalah uang tunai dalam jumlah aman untuk berjaga-jaga dalam situasi darurat. Bertransaksi menggunakan uang tunai juga tidak seburuk itu, kok!

Alasan Kawan perlu uang tunai karena masih banyak transaksi cash, seperti membeli beras di warung atau memberi pengamen. Selain itu, transaksi secara cash tidak dipungut biaya layanan, tidak ada batas minimal pembayaran, dan sulit tergoda untuk konsumtif.

Memang, uang tunai juga memiliki kerugian. Transaksi tunai dianggap kurang aman karena kemungkinan terjadi pemalsuan atau pencurian. Uang tunai juga mudah hilang, entah jatuh atau terselip.

Baik cash maupun cashless, ada keuntungan dan kerugiannya. Paling penting, Kawan tetap harus bijak menggunakan teknologi dan mengatur keuangan. Jadi, Kawan tim cash atau cashless, nih?

Referensi: Kompas.id | Liputan6

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

F
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini