Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Budha yang pernah berdiri di Nusantara pada sekitar abad ke 6 hingga 12 dan terletak di tepian sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.
Pada masa kejayaannya Kerajaan Sriwijaya menguasai perdagangan nasional maupun internasional di kawasan perairan Asia Tenggara. Sriwijaya pun menjadi kerajaan maritim pertama di Indonesia.
Bila diperhatikan, sejarah Kerajaan Sriwijaya meninggalkan beragam peninggalan kuno berupa prasasti. Hingga tahun 2022 diketahui ada 45 prasasti yang dianggap terkait dengan Kerajaan Sriwijaya dan menjadi sumber sejarah kerajaan ini. Semua prasasti tersebut menggunakan bahasa Melayu Kuno dan ditulis dengan menggunakan aksara Pallawa.
Berikut beberapa peninggalan kerajaan Sriwijaya yang dapat Kawan ketahui.
1. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti Kedukan Bukit adalah prasasti berupa batu kecil berukuran 45 × 80 cm yang ditemukan di tepi Sungai Batang, Kedukan Bukit, Kota Palembang.
Isi dari prasasti ini adalah tentang Dapunta Hyang yang menaiki perahu serta mengisahkan tentang kemenangan Kerajaan Sriwijaya. Bukan hanya berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya semata. Lebih dari itu, tahun yang tercantum pada prasasti Kerajaan Sriwijaya ini yang kemudian menjadi dasar berdirinya Kota Palembang.
2. Prasasti Kota Kapur
Prasasti Kota Kapur adalah prasasti berupa tiang batu yang ditemukan di pesisir Pulau Bangka, Desa Kota Kapur, Mendo Barat, Kabupaten Bangka.
Prasasti ini menjadi salah satu dokumen tertulis tertua berbahasa Melayu yang berisi mengenai kutukan untuk orang yang melanggar perintah dari Raja Sriwijaya. Selain itu mengisahkan juga mengenai keperkasaan dari prajurit atau bala tentara Kerajaan Sriwijaya.
Baca juga: Peninggalan Kerajaan Singasari yang Masih Tersisa sampai Sekarang
3. Prasasti Talang Tuo
Prasasti Talang Tuo merupakan prasasti yang ditemukan di kaki bukit Seguntang atau Siguntang pada tanggal 17 November 1920.
Di dalam prasasti ini berisi mengenai doa Buddha Mahayana serta kisah pembangunan taman Sriksetra yaitu taman dari Sri Jayanasa (Dapunta Hyang) yang menjadi anugerah bagi segenap rakyatnya.
4. Prasasti Telaga Batu
Prasasti Kerajaan Sriwijaya yang selanjutnya, yaitu prasasti Telaga Batu yang ditemukan di Kolam Telaga Biru, Kecamatan Ilir Timur, Kota Palembang. Secara garis besar, Prasasti ini berisi mengenai kutukan yang akan berlaku pada siapa saja yang berbuat jahat di Kerajaan Sriwijaya dan tidak mematuhi perintah raja.
Pada prasasti ini bahkan tertulis nama-nama dari pejabat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya saat itu yang mana orang-orang yang namanya disebutkan dianggap memiliki potensi untuk menentang atau melakukan kejahatan sehingga mereka perlu disumpah.
Baca juga: 7 Peninggalan Kerajaan Majapahit, dari Candi hingga Kitab-Kitab Kuno
5. Prasasti Karang Berahi
Prasasti Karang Berahi merupakan satu-satunya Prasasti Kerajaan Sriwijaya yang berada di Jambi. Hal ini dikarenakan pada saat itu, Jambi merupakan wilayah yang strategis untuk menguasai pelayaran dan perdagangan di area Selat Malaka.
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang satu ini ditemukan oleh seorang kontrolir Belanda bernama L. Berkhout pada tahun 1904 di Desa Karang Berahi, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi.
Prasasti yang diperkirakan telah ada sejak 686 Masehi ini berisi mengenai kutukan untuk wilayah yang tidak tunduk pada Kerajaan Sriwijaya.
6. Candi Muara Takus
Candi Muara Takus merupakan candi Buddha peninggalan Sriwijaya di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia. Candi ini ditemukan oleh Cornet D. Groot pada tahun 1860. Candi ini dibangun dari jenis batu bata, batu pasir, dan batu sungai, sehingga berwarna kemerahan. Di kompleks Candi Muara Takus terdapat beberapa candi yakni:
- Candi Mahligai
- Candi Tua (Candi Sulung)
- Candi Bungsu
- Candi Palangka
Baca juga: 6 Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang Tersisa sampai Sekarang
Sumber:
wikipedia.org/
regional.kompas.com
gramedia.com
wikipedia.org
cnnindonesia.com
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News