Samosir, Cerita Pulau yang Muncul dari Program Pemerintahan Kolonial Belanda

Samosir, Cerita Pulau yang Muncul dari Program Pemerintahan Kolonial Belanda
info gambar utama

Pulau Samosir yang mengapung di tengah Danau Toba sesungguhnya secara geografis awalnya tidak ada. Pulau ini semula menjadi bagian dari Pulau Sumatra yang utuh. Namun, Pemerintah Kolonial menciptakan Samosir yang terpisah dari daratan Sumatra.

Dilansir dari laman Indonesia.go.id, Pulau Samosir ini luasnya hampir sama dengan Singapura. Pulau Samosir ini memiliki luas sekitar 63.000 hektare atau kurang lebih 640 kilometer persegi.

15 Oleh-Oleh Khas Medan Incaran Wisatawan Cocok untuk Semua Usia

Pada awalnya, Pulau Samosir masuk dalam Kabupaten Toba-Samosir. Namun setelah dipecah menjadi wilayah otonom tersendiri, pulau ini dimekarkan menjadi kabupaten tersendiri yakni Kabupaten Samosir.

Di pulau ini terdiri dari enam kecamatan, dari sembilan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Samosir. Karena sangat luas, Pulau Samosir masuk dalam peringkat kelima danau terbesar di dunia yang ada di tengah Pulau.

Pulau yang mewujud

Sortaman Saragih menulis dalam bukunya Aku Orang Simalungun tentang asal usul penamaan Pulau Samosir. Awalnya terjadi satu wabah penyakit menular di kawasan yang sekarang disebut Simalungun.

“Akibat wabah penyakit tersebut, mengakibatkan jatuhnya banyak korban,” tulisnya.

Sebagai solusinya, disepakati bahwa orang-orang yang masih hidup untuk diberangkatkan secara samosir ke kawasan yang ada di seberang Danau Toba. Diberangkatkanlah mereka secara samisir (somosir) yang berarti dipindahkan secara serentak.

Keberkahan Tembakau Deli yang Jadikan Kota Medan Beraroma Eropa

“Dalam bahasa Simalungun, arti dari kata samisir atau samosor adalah berangkat secara serentak,” paparnya.

Ahmad Arif dan kawan-kawan dalam Ekspedisi Cincin Api: Pulau di Atas Pulau, Danau di Atas Danau menyebutkan puluhan ribu tahun lalu, Samosir sebenarnya sama sekali belum berwujud seperti saat ini.

Belanda yang menciptakan Samosir dengan menggali daerah yang disebut Tanah Ponggol.
Pertemuan Samosir dan Sumatra ini digali lalu tercipta sebuah celah berisi air yang disebut Terusan Tanah Ponggol dan Samosir kemudian terpisah dari daratan Sumatra.

“Samosir yang memiliki panjang sekitar 45 kilometer dengan lebar sekitar 19 kilometer ini awalnya berada di dasar danau yang terangkat naik karena desakan magma dari dalam perut bumi di bawah danau,” tulisnya.

Pulau yang menawan

Disebutkan oleh Arif bahwa fosil ganggang yang terdapat nyaris di seluruh tanah di pulau ini menjadi bukti bahwa daratan Samosir pernah terendam air. Ketika Danau Toba meletus, ganggang hijau mulai tumbuh pelan-pelan di dasar danau.

Dapur magma di bawah Danau Toba mulai terisi kembali, dan pelan-pelan mendesak batuan yang menyumbatnya naik ke atas hingga terbentuklah Pulau Samosir. Hingga kini Pulau Samosir menyimpan keindahan yang luar biasa.

Sejarah Kelam Perbudakan di Perkebunan Medan pada Era Belanda

Selain menyimpan sejarah dan pesona alam yang menawan, keunikan utama Pulau Samosir lainnya adalah adanya Danau Sidihoni di tengah Pulau Samosir. Jadilah Samosir pulau di atas pulau dan Sidihoni ini danau di atas danau.

“Samosir menjadi salah satu destinasi terbaik menikmati keindahan Danau Toba. Bukan saja keindahan alamnya, tetapi juga keistimewaan budayanya. Ada banyak destinasi yang bisa dijadikan referensi untuk disambangi di Samosir yang siap membuat kagum wisatawan,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya pada 2014 silam.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini