Aksara Swara: Definisi, Aturan Penggunaan, dan Contohnya

Aksara Swara: Definisi, Aturan Penggunaan, dan Contohnya
info gambar utama

Mungkin sebelumnya Kawan sudah tidak asing dengan HA-NA-CA-RA-KA atau aksara Jawa. Aksara ini banyak ditemukan dalam relief peninggalan kerajaan di daerah Jawa. Tetapi, perlu Kawan catat dan ketahui bahwa aksara Jawa membutuhkan aksara swara untuk bisa menjadi sebuah kalimat utuh.

Kenapa membutuhkan pasangan? Mudahnya, karena semua kalimat dalam aksara Jawa ini memiliki akhiran “Aa”. Sehingga akan menyulitkan untuk membacanya apabila ada huruf vokal lain yang muncul seperti I-U-E-O.

Penggunaan aksara swara juga bukan hanya sebagai pelengkap huruf vokal. melainkan juga berguna untuk melengkapi sebuah lambang dari bahasa asing. Lebih lengkapnya mengenai aksara swara mari kita bahas dalam artikel berikut ini.

Definisi dan sejarah aksara swara

Aksara Swara sendiri awalnya adalah serapan dari bahasa asing. Jadi secara definitif lebih sering digunakan untuk penulisan suku kata yang tidak memiliki konsonan awal atau bisa disebut hanya huruf vokal saja.

Jumlahnya terbagi menjadi 5, meskipun sebenarnya ada 7. Namun untuk menyederhanakannya dan menyesuaikan dengan bacaan di era sekarang, hanya ada 5 yang digunakan. Berikut ini contoh aksara di zaman Jawa kuno.

Gambar aksara swara jawa kuno
info gambar

Bacaan aksara swara, Jawa kuno juga dibagi menjadi 2, panjang dan pendek. Keduanya sebenarnya memiliki makna yang sama, hanya negasi [penjelas] dalam kalimat.

Nah, untuk bentuk aksara swara yang resmi dan berada dalam Kamus Bahasa Jawa [KBJ] itu ada 5. seperti berikut ini:

Gambar aksara swara jawa menurut kamus bahasa jawa
info gambar

Sekilas dalam penulisannya, aksara swara ini nampak seperti Hanacaraka. Hanya saja ia tidak terdiri dari dua huruf saja.

Baca juga: Aksara Angka Jawa (Wilangan) dan Cara Penulisannya dengan Benar

Aturan Penggunaan aksara swara

Berdasarkan prinsipnya, penggunaan aksara swara memiliki fungsi sebagai berikut ini:

1. Menuliskan sebuah kata yang huruf depannya berupa huruf vokal (A/I/U/E/O).

Fungsi aksara swara adalah menuliskan kata yang huruf awalnya adalah salah satu dari huruf A/I/U/E/O. Ditambah, apabila kata tersebut merupakan kata serapan bahasa asing, maka aksara swara, digunakan untuk mempertegas pelafalannya.

Contohnya dalam aksara swara, kata Eropa bisa ditulis dengan jelas sebagai “e-ro-pa”bukan “he-ro-pa”.

2. Merupakan aksara yang berdiri sendiri.

Aksara swara sedikit memiliki keistimewaan lainnya. Yaitu tidak bisa digunakan sebagai pasangan dalam aksara Jawa. Sehingga ia berdiri sendiri dan sudah membentuk sebuah kata.

3. Aksara swara tetap bisa digabungkan dengan aksara sandhangan lainnya.

Sama seperti aksara Jawa, aksara swara juga bisa dipadukan dengan sandhangan, seperti Wignyan, Cecak dan Layar.

Penulisan Aksara Swara

Ada beberapa aturan dalam penulisan aksara swara. Karena merupakan penghubung dalam penulisan aksara Jawa. Berikut beberapa contoh penggunaannya:

1. Aksara swara difungsikan untuk menulis huruf vokal yang ada di depan kata

Kata “Negara Amerika” jika ditulis menggunakan hanacaraka [aksara Jawa] maka, penulisannya akan seperti ini:

Contoh menulis yang kurang tepat

contoh aksara jawa
info gambar

Huruf “A” dalam kata “Amerika” tidak ditulis menggunakan aksara Jawa “Ha” yang menjadi “Hamerika”. Melainkan menggunakan aksara swara “A”.

Contoh menulis aksara swara yang tepat:

contoh aksara swara
info gambar

Intinya, jika kata tersebut memakai huruf vokal yang berdiri sendiri, maka harus menggunakan aksara swara. Setelah menggunakan aksara swara, maka tidak perlu lagi ada sandhangan lain.

2. Aksara Swara tidak digunakan sebagai pasangan aksara Jawa lainnya

Aksara swara merupakan perwujudan dari huruf vokal A/I/U/E/O. Sehingga, ia akan berdiri sendiri sebagai sebuah huruf, otomatis huruf/aksara apapun yang berada di depannya haruslah merupakan aksara mati dengan tambahan sandhangan panyigeg pangkon.

contohnya begini:

  • Wulan Oktober
contoh aksara swara
info gambar
  • Gitar Arab
contoh aksara swara - gitar arab
info gambar

Intinya, aksara swara itu merupakan pelengkap jadi Kawan jangan terlalu pusing untuk menggabungkan atau melengkapinya lagi dengan sandhangan swara lainnya.

3. Tetap bisa diberi Sandhangan Panyigeg

Kalau Kawan masih belum familiar dengan sandhangan panyigeg, ia adalah layar, cecak dan wignyan. Kecuali sandhangan panyigeg pangkon, semuanya masih bisa digabungkan dengan aksara swara. Penulisannya sama dengan menulis aksara Hanacaraka lainnya.

contohnya dalam penulisan seperti berikut ini:

  • Indonesia
contoh aksara swara -indonesia
info gambar
  • Argentina
contoh aksara swara - argentina
info gambar

Itulah pembahasan lengkap mengenai aksara swara. Mulai dari sejarah, definisi, aturan penggunaan hingga jenis-jenis contoh penerapan yang benar sesuai kaidah yang ada.

Jangan lupa baca juga informasi tentang aksara wilangan (angka Jawa) dan aksara rekan. Semoga apa yang ditulis bisa memberikan Kawan wawasan baru tentang aksara Jawa ya!

Semoga bermanfaat.

Baca juga: 5 Peribahasa Jawa (Paribasan) Populer Disertai Maknanya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Meita Astaningrum lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Meita Astaningrum.

MA
RP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini