Dari Tangan Asep Sunandar Sunarya, Lahir Tokoh Cepot yang Mewarnai Wayang Golek

Dari Tangan Asep Sunandar Sunarya, Lahir Tokoh Cepot yang Mewarnai Wayang Golek
info gambar utama

Penggemar wayang golek tentu tahu karakter Cepot. Pencipta Cepot adalah seorang dalang bernama Asep Sunandar Sunarya.

Siapa tidak tahu Cepot? Karakter wayang golek satu ini bisa dibilang adalah salah satu yang cukup dikenal.

Dari tampilan fisiknya saja, sosok cepot mudah dikenali. Sekujur tubuh yang berwarna merah menyala, mata bulat seperti melotot, dan gigi tonggos adalah ciri khasnya. Jangan lupa sarung serta penutup kepala khas yang dipakainya.

Dalam jagat wayang golek, Cepot diketahui bernama lain Astarajingga. Cepot dikisahkan merupakan anak dari Sanghyang Ismaya alias Semar yang lahir untuk mendampingi Semar yang mendapat perintah dari Sanghyang Tunggal agar mengabdi kepada Trah Witaradya atau Ksatria.

Selain tampilannya, gaya Cepot ketika karakternya dipentaskan di panggung wayang juga menarik perhatian. Cepot biasa membawakan lakon dengan gaya yang humoris dan mengundang gelak tawa penonton.

Semua itu hadir berkat Asep Sunandar Sunarya. Dari tangannya, lahirlah sosok Cepot yang kita kenal.

Belajar Sejarah Jawa dan Pembacaan Weton di Museum Radya Pustaka

Profil Asep Sunarya Sunandar

Asep Sunandar Sunarya adalah seorang dalang kawakan. Bisa dibilang, Asep telah mengabdikan hidupnya untuk wayang. Puluhan tahun berkiprah sebagai dalang, pria yang juga dikenal dengan sapaan Abah Asep itu telah melahirkan banyak karya di mana Cepot adalah salah satunya.

Berdasarkan catatan Merdeka.com, Asep lahir di Bandung pada 3 September 1955 dan awalnya bernama Asep Sukana. Jalan hidup membawanya sebagai dalang dengan portofolio yang cemerlang.

Bagaimana tidak, Asep pernah membawa wayang golek ke berbagai penjuru dunia. Pada 1989 misalnya, Asep mementaskan wayang golek di Amerika Serikat. Tiga tahun kemudian, Asep menampilkan wayang golek di Prancis, plus tur keliling Eropa pada tahun 1994.

Untuk cerita kelahiran Cepot sendiri, apa yang dialami Asep terbilang cukup unik. Sebab, ide mengenai cepot yang fenomenal itu justru hadir saat pamor wayang golek di masyarakat tengah meredup.

Di tengah situasi yang kurang menyenangkan itu, Asep memutar otak mencari cara agar pamor wayang golek naik lagi dan kembali digemari. Dari situ, kemudian terbersit ide untuk menciptakan karakter Cepot dengan ciri khasnya berupa gaya yang humoris lewat rentetan lawakan dan obrolan yang isinya lekat kehidupan sehari-hari masyarakat, khususnya orang Sunda.

Misi Asep berhasil, Cepot menjadi terkenal dan penampilannya dalam lakon wayang golek senantiasa dinanti. Bahkan, Cepot sempat merambah televisi dan tampil reguler dalam acara bernama Asep Show yang ditayangkan di TPI.

Selain menekuni dunia perwayangan secara profesional. Asep juga berkiprah sebagai aktivis di bidang kebudayaan. Kegiatan aktivisme itu ia tuangkan melalui Yayasan Pedalangan Giri Harja yang didirikannya.

Setelah malang-melintang di dunia wayang, Asep meninggal dunia di Bandung pada 31 Maret 2014 karena penyakit jantung. Meski Asep kini telah pergi, namun Cepot tetap tak hilang di hati siapapun yang pernah terhibur olehnya.

Museum Kayu Tuah Himba, Alternatif Wisata Edukasi di Kutai Kartanegara

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini