Nilai-Nilai Pendidikan Karakter yang Harus Dibangun Sejak Dini

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter yang Harus Dibangun Sejak Dini
info gambar utama

Pendidikan karakter adalah sebuah proses tindakan yang mendidik dengan prinsip dan nilai karakter yang bersifat positif untuk generasi penerus. Hal ini sangat dibutuhkan dan harus disosialisasikan dengan baik, terlebih di tengah perkembangan zaman saat ini. Diharapkan dengan adanya pendidikan karakter di intuisi pendidikan seperti sekolah-sekolah bisa membangun generasi yang bermoral, bertoleransi dan bergotong royong.

Di Indonesia sendiri tentu membangun nilai-nilai karakter pada generasi penerus bangsa sangatlah penting, karena peran mereka akan berpengaruh kuat pada kehidupan dan masa depan bangsa kelak. Untuk mendapatkan nilai-nilai karakter itu, dibutuhkan faktor untuk menanam pembentukan karakter tersebut seperti: agama, Pancasila dan kebudayaan.

Apa itu Pendidikan Karakter?

Menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter pada anak | pexels.com/Ron Lanc
info gambar

Tahukah Kawan, bahwa pendidikan karakter ini baru muncul sejak akhir abad ke-18. Semakin berkembangnya zaman, perkembangan dan pengertian mengenai pendidikan karakter pun semakin berkembang luas dan menantang baik untuk pendidik dan peserta didik untuk menciptakan sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan beradab.

Menurut Prof. H. Pramula Mahrus Razzan, Lc, M.Sc, M.Th, Ph.D, yang dikutip dari Wikipedia menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu ilmu pengetahuan yang berfungsi memperbaiki karakter manusia yang perlu ditanamkan sejak dini guna mencetak generasi berakhlak dan bermoral Pancasila yang masih dalam lingkup Revolusi Mental.

Dari pengertian di atas kita dapat simpulkan, bahwa nilai-nilai pendidikan karakter memang wajib ditanamkan sejak usia dini atau masa kanak-kanak untuk membangun karakter pada anak kelak saat memasuki usia emas. Ditanamkan sejak dini inilah, diharapkan anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri serta penuh percaya diri. Contoh implementasi yang terdekat dapat dilakukan dari lingkungan keluarga dalam mendidik anak, lalu barulah dari sekolah dan lingkungan sekitar.

Selain itu pengertian pendidikan karakter yang dilansir dari laman detik.com yang mana merujuk pada buku Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri, pendidikan karakter adalah proses kegiatan yang dilakukan untuk mengarahkan anak didik dan mengarah pada peningkatan kualitas pendidikan serta moralitas.

Dari kedua pengertian pendidikan karakter yang dijelaskan dapat kita lihat bahwa pendidikan karakter sangat penting untuk mendapatkan anak yang memiliki kualitas pendidikan yang baik serta memiliki moral yang baik.

Baca juga: Upaya Sekolah Enuma Tingkatkan Pendidikan Anak Indonesia Lewat Transformasi Digital

Mengenal Arti Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara | Wikipedia
info gambar

Di Indonesia sendiri pendidikan karakter bukan menjadi hal yang baru, bahkan tokoh-tokoh pelopor pendidikan seperti RA Kartini, Ki Hadjar Dewantara, KH. Hasyim Asy’ari, Soekarno, Hatta dan lainnya telah mencoba menerapkan semangat pembentukan kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteksnya masing-masing.

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara misalnya, beliau dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah upaya untuk memajukan bertumbuhnya pendidikan budi pekerti yaitu kekuatan batin dan karakter, pikiran, serta tubuh anak. Ada tiga tujuan pendidikan menurut beliau, yaitu:

  • Membentuk budi didik yang halus pada pekerti peserta
  • Meningkatkan kecerdasan otak peserta didik
  • Mendapatkan kesehatan badan pada peserta didik

Untuk pencapaian tujuan tersebut beliau juga menjelaskan mengenai tiga konsep pendidikan, yang juga menjadi semboyan pendidikan di Indonesia di antaranya:

  1. Ing Ngarsa Sung Tuladha artinya: Guru merupakan pendidik yang harus memberikan contoh maupun menjadi panutan.
  2. Ing Madya Mangun Karsa artinya: Pendidik harus selalu berada di tengah murid-muridnya serta terus membangun semangat mereka untuk terus berkarya.
  3. Tut Wuri Handayani artinya: Guru adalah seorang pendidik yang terus menuntun, menopang maupun menunjukan arah yang benar kepada anak-anak didiknya.

Itu tadi arti pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yang sebaiknya dibentuk dan ditanam ke dalam jiwa anak-anak bangsa untuk membangun sebuah negeri agar kepribadian dan identitas bangsa dari masa ke masa menjadi lebih kuat, bermoral dan cerdas.

Memahami Fungsi atau Tujuan Pendidikan Karakter

Dari pengertian yang telah disebutkan mengenai pendidikan karakter, dapat dipahami apa saja fungsi atau ujuan pendidikan karakter itu sendiri. Bahkan dalam pengertian tersebut sudah diketahui apa saja garis besar pentingnya menanam nilai-nilai pendidikan karakter, seperti dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang lebih baik dan berkualitas.

Selain itu, tujuan dengan adanya pendidikan karakter yang ditanamkan pada peserta didik dapat menciptakan sumber daya manusia yang memiliki karakter mulia, kompeten dan memiliki moral yang baik. Bukan hanya itu saja, bahkan peserta didik juga dapat dibekali kecerdasan emosi yang baik pula untuk mengelola emosinya.

Selanjutnya, dengan menanamkan pendidikan karakter pada peserta didik diharapkan dapat membangun jiwa mandiri dan rasa percaya diri mereka baik untuk individu dan memajukan bangsa.

Baca juga: Tentang Perundungan Anak di Lingkungan Sekolah dan Upaya Mengatasinya Lewat Program Roots

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter di lingkungan sekolah | pexels.com/RONDNAE Producions
info gambar

Semakin berkembangnya zaman, tampak rasa peduli jiwa muda saat ini cukup lemah. Bahkan di antara mereka memiliki rasa acuh terhadap lingkungan sekitar, bisa saja hal ini terjadi karena kurangnya menanam nilai-nilai pendidikan karakter pada anak sejak dini.

Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang harus ditanamkan pada anak sejak dini. Perlu Kawan ketahui, bahwa nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam dalam pendidikan karakter didasari dari filosofi pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara yaitu:

  • Olah hati (etika)
  • Olah pikir (literasi)
  • Olah karsa (estetika)
  • Olah olah raga (kinestetik)

Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 dengan semboyan “Senang Belajar di Rumah Kedua” disebutkan bahwa struktur kegiatan peserta didik di sekolah dan luar sekolah menjadi salah satu fokus untuk menanam nilai-nilai pendidikan karakter tersebut.

Adapun nilai-nilai tersebut adalah: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.

Dari nilai-nilai tersebut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengkaji kembali dari nilai-nilai yang terkandung dalam konteks pendidikan karakter di Indonesia di antaranya:

  • Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa
  • Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan diri sendiri
  • Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan sesama manusia
  • Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan lingkungan
  • Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan kebangsaan

Dari nilai-nilai inilah ditanamkan pada peserta didik untuk menciptakan kualitas akademi peserta didik yang berkarakter.

Cara Penerapan Pendidikan Karakter

Paskibraka menjadi salah satu contoh implementasi pendidikan karakter : pexel.com/adipratama
info gambar

Untuk mendukung proses penguatan pendidikan karakter pada peserta didik tentu harus melalui kegiatan-kegiatan positif di sekolah ataupun di rumah. Adapun di sekolah, pendidikan karakter dapat dikuatkan dengan kegiatan intra-kurikuler (belajar-mengajar), kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler.

Adapun kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang menguatkan kegiatan intrakurikuler tentu harus disesuaikan dengan minat dan bakat peserta didik dengan bimbingan pelatih serta melibatkan orang tua dan masyarakat luas seperti keagamaan, kesenian, olahraga, pramuka, PMR, paskibra, bahasa dan sastra, KIR, jurnalistik, dan lainnya.

Sementara itu untuk kegiatan non-kurikuler dan pembiasaan dilakukan dengan kegiatan seperti upacara bendera setiap Senin pagi, menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu nasional, dan berdoa bersama. Bukan hanya itu pendidikan karakter juga dapat dibangung dengan membaca buku-buku non-pelajaran tentang PBP, cerita rakyat yang dilakukan 15 menit sebelum memulai pembelajaran.

Contoh implementasi bersama keluarga di rumah, orang tua sangat memiliki peran penting untuk menunjang pendidikan karakter anak. Salah satu caranya adalah dengan menjaga komunikasi dengan baik, di mana anak berinteraksi dengan orang tua dan lingkungannya.

Baca juga: Fauziah Fauzan El Muhammady, Srikandi Pendidikan dari Ranah Minang

Referensi:

Wikipedia | indonesiabaik.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Deka Noverma lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Deka Noverma.

DN
RP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini