Budidaya Padi Salibu, Cara Petani Raih Untung Walau Hadapi Krisis Pandemi

Budidaya Padi Salibu, Cara Petani Raih Untung Walau Hadapi Krisis Pandemi
info gambar utama

Budidaya pertanian harus terus berinovasi untuk menghasilkan hasil yang lebih maju, mandiri, dan modern. Kali ini teknologi budidaya padi dengan sistem salibu diperkenalkan kepada para petani.

Dimuat dari Liputan6, teknologi ini diklaim sangat menguntungkan petani terutama dalam menyiasati kondisi selama masa pandemi maupun pasca Covid-19. Hal ini disebut mulai dirasakan oleh para petani.

Misalnya Hesti Nova Sari, salah satu PPL asal Nganjuk, Jawa Timur yang mengenalkan budidaya padi sistem salibu. Dirinya menyatakan telah mendapatkan beberapa manfaat setelah menggunakan sistem ini.

Menumbuhkan Padi Dayang Rindu yang Dirindukan Masyarakat Musi Rawas

“Padi salibu merupakan tanaman padi yang tumbuh lagi setelah batang sisa panen ditebas atau dipangkas. Kemudian tunas akan muncul dari buku yang ada di dalam tanah dan mengeluarkan akar baru, sehingga suplai hara tidak lagi terulang pada batang lama. Tunas ini bisa membelah dan mampu bertunas lagi seperti pada lokal tanam pindah biasa,” paparnya.

Disebutkannya ada beberapa keuntungan dari budidaya sistem salibu, seperti jangka waktu yang relatif pendek dan kebutuhan air lebih sedikit. Selain itu, biaya produksi akan lebih rendah karena tanpa biaya pengolahan tanah, biaya penyemaian, dan biaya penanaman.

“Budidaya dengan sistem salibu akan meningkatkan indeks panen karena tidak lagi memerlukan pengolahan tanah dan persemaian tanam, sehingga rentang waktu produksi lebih singkat,” tuturnya.

Mencoba budidaya

Ikhwanudin yang mewakili Kelompok Tani (Poktan) Sumber Hasil menuturkan wilayahnya telah mencoba menerapkan teknologi budidaya sistem salibu. Hal ini dilakukan agar para petani akan mau dan mampu berbudidaya padi dengan cara tersebut.

Dikatakannya dari hasil demplot budidaya padi sistem salibu ternyata mampu menghasilkan 4.9 ton/hektare gabah kering panen. Volume itu 70 persen dari hasil produksi tanam padi dengan pindah tanam (transplanting).

“Panen dilakukan saat padi berumur 58 hari. Teknik budidaya padi salibu ini sederhana dan tidak rumit, juga terbukti lebih efisien dan murah dibandingkan dengan teknik budidaya padi biasa,” katanya.

Memulihkan Eksistensi Padi Lokal Rojolele Delanggu Lewat Ekowisata dan Pemberdayaan

Hal yang sama dirasakan oleh para petani di Nagari Tanjung, Kecamatan Sungayang, Tanah Datar, Sumatra Barat yang terus mengembangkan budidaya padi salibu. Dari catatan yang ada, sekali tanam mereka bisa tiga sampai enam kali panen.

Ketua Kelompok Tani Nagari Tanjung, Tati, kala itu menyebut budidaya padi salibu juga mengurangi biaya produksi hingga Rp2 juta per hektare. Baginya budidaya padi salibu merupakan salah satu inovasi yang bagus untuk memacu peningkatan produksi beras.

“Teknologi ini dapat menanggulangi keterbatasan varietas unggul, karena pertumbuhan tanaman selanjutnya, sehingga mutu varietas tetap sama dengan tanaman awal,” katanya yang dimuat Antaranews pada 2015 silam.

Didukung penuh pemerintah

Penyuluh Pertanian Nagari Tanjung, Reni menjelaskan bahwa keberhasilan budidaya padi salibu dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni tinggi pemotongan batang varietas yang digunakan, kondisi air tanah setelah panen, dan pemupukan tanaman.

“Pertumbuhan tunas setelah dipotong sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air tanah, dan pada saat panen sebaiknya tanah dalam kondisi kapasitas lapang,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan Kementerian Pertanian mendukung penuh aktivitas yang dilakukan penyuluh dan petani.

Dari Tanam Padi hingga Telur Puyuh, Cara Eks Napiter Terorisme agar Berdikari

Dirinya menyatakan masalah pangan sangat utama, karena terkait hidupnya suatu bangsa. Baginya walau negara tengah diserang krisis seperti Covid-19, petani harus tetap semangat bertani, mengolah dan panen.

“Melalyi Kostratani, penyuluh dan petani akan diberikan menu lengkap yaitu salah satunya sebagai pusat pembelajaran untuk itu diharapkan penyuluh dan petani memanfaatkan peran tersebut dengan optimal,” tegasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini