Merawat Songkok Recca, Kopiah Warisan Kerajaan Bone yang Berlapis Emas

Merawat Songkok Recca, Kopiah Warisan Kerajaan Bone yang Berlapis Emas
info gambar utama

Songkok Bone awalnya adalah warisan dari adat istiadat para petinggi kerajaan pada zaman Kerajaan Bone. Ketika itu raja dan bangsawan selalu berselimut emas, sampai-sampai kopiah atau songkoknya pun dijahit atau dianyam dengan benang emas.

BB dalam Songkok: Salah Satu Warisan Kerajaan Bone terbitan Kompas menyebut sebuah songkok yang terbuat dari emas adalah hal yang biasa, hal ini karena mahkota pun bahkan harganya jauh lebih mahal.

Tetapi membuat benang dari emas sebagai bahan songkok adalah hal yang tidak gampang. Apalagi benang emas itu dibuat dengan alat yang sederhana oleh perajin di Bone. Apalagi hingga kini songkok emas dipakai oleh setiap kalangan.

“Buktinya, sekarang pun di Sulsel tidak ada gubernur atau bupati atau pejabat teras lainnya -bila dia orang Bugis- yang tidak memiliki songkok emas,” ucapnya.

Peci dan Identitas Bangsa

Songkok kemudian menjadi salah satu pelengkap busana tradisional Sulsel bagi kaum pria. Hingga sekarang, bila orang Sinjai memakai songkok, trademark songkok bone pun langsung melekat.

“Meski tidak memakai emas, tapi modelnya sama dengan kopiah peninggalan Kerajaan Bone,” paparnya.

Para pembuat songkok

Di Kabupaten Bone masih banyak dijumpai pembuat songkok emas yang masih mewarisi kemampuan dari leluhurnya. Di kabupaten lain di Sulsel, ada juga yang memiliki perajin songkok semacam ini, walau tidak menggunakan emas.

“Sebab yang sulit di sini adalah teknologi membuat benang emas,” paparnya.

Disebutkannya salah satu yang menerima pesanan songkok dengan benang emas di Bone adalah Abd Rachman H. Soku. Dirinyalah yang paling banyak memenuhi pesanan para pejabat tinggi pasca zaman kerajaan.

Menengok M Iming, Toko Peci Favorit Bung Karno yang Telah Bertahan Satu Abad

Pengetahuan membuat benang emas ternyata merupakan keterampilan warisan, tidak pernah diajarkan ke orang lain, kecuali anak atau keluarga dekat yang diharapkan ikut membantu dalam pembuatan songkok emas.

Para perajin biasanya akan membuka pengetahuan tentang songkok, baik soal produksi, modal, maupun harga jual. Namun bila ada yang bertanya tentang alat atau cara membuat benang emas, tak sepatah kata pun dapat dikorek keterangannya.

Laris manis

Biasanya songkok bone akan laris manis jelang Hari Raya Idul Fitri. Diketahui momen lebaran selalu dimanfaatkan umat Muslim berburu pakaian baru. Termasuk songkok bone yang menjadi identitas masyarakat Bone.

Pemilik toko Songkok Bone, Sunarti mengatakan bulan Ramadhan 1443 Hijriah atau 2022 Masehi silam terjadi peningkatan permintaan songkok bone. Dirinya menjelaskan permintaan songkok bone kebanyakan dari luar Kabupaten Bone.

“Ada pesan dari Makassar juga dari Kabupaten lain,” ujarnya yang dimuat Tribun Timur.

Napak Tilas Kupiah Meukeutop sebagai Identitas Masyarakat Serambi Mekkah

Disebutkan oleh Sunarti untuk harga songkok bone sangat variatif, paling murah harganya Rp70 ribu. Selain itu ada juga model sederhana yang menggunakan bahan benang warna emas namun lebih detail dengan motif khusus yang dijual Rp150 ribu.

Kemudian ada model sedang dengan bahan tembaga dianyam mengelilingi songkok dengan harga Rp500 ribu. Lalu harga termahal bahan tembaga dengan kualitas premium dijual sebesar Rp1 juta hingga Rp2 juta.

“Ada biasa pesan khusus harga Rp1 juta atau Rp2 juta bahannya tembaga,” katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini