Asal-Usul Dokter Hewan di Indonesia, Eksis Sejak Zaman Belanda

Asal-Usul Dokter Hewan di Indonesia, Eksis Sejak Zaman Belanda
info gambar utama

Kawan memiliki hewan peliharaan? Pasti sedih bila hewan peliharaan kita sakit dan tak tahu bagaimana mengatasinya. Kehadiran dokter hewan dibutuhkan dalam kondisi ini.

Berkat kecanggihan teknologi, kini pemilik bahkan bisa konsultasi kesehatan hewannya secara daring. Dokter hewan akan menentukan tindakan perawatan di rumah atau harus dibawa ke klinik.

Tak kalah dari dokter umum, eksistensi dokter hewan di Indonesia telah bermula sejak zaman Hindia Belanda. Mulanya, mereka hanya menangani hewan ternak, seperti kerbau, sapi, dan kuda.

Lalu, bagaimana asal-usul dokter hewan di Indonesia?

Asal-usul dokter hewan di Indonesia

Melansir dari Kompas.id, Drh Soedjasmiran Prodjodihardjo, dkk dalam buku 100 Tahun Dokter Hewan di Indonesia: Sejarah, Kiprah, dan Tantangan mengemukakan dokter hewan pertama kali di Indonesia datang dari Belanda tahun 1820. Dokter hewan Belanda yang pertama kali bertugas bernama RA Copiters.

Secara umum, mereka merupakan dokter hewan militer yang bekerja di Burgelijke Veeartsnijkundige Dienst atau Jawatan Kehewanan Pusat. Mereka bertugas mengobati kuda kavaleri dan menghilangkan wabah penyakit hewan.

Sebelum dokter hewan Belanda datang, rakyat Indonesia sebenarnya telah memiliki tabib atau dukun yang bertugas mengobati hewan ternak. Mereka menggunakan ramuan obat dari tumbuh-tumbuhan.

Mengenal dr. Raden Rubini Natawisastra: Dokter, Tokoh Pergerakan, dan Pahlawan Nasional

Sekolah dokter hewan

Melansir dari Historia.id, pada 1861, dokter hewan pemerintah Hindia Belanda, J. van der Helde mendirikan sekaligus memimpin sekolah dokter hewan di Surabaya. Namun, sekolah ini dibubarkan tahun 1875.

Kemudian, pada 1880, sekolah dokter hewan informal dibuka di Purwokerto, Jawa Tengah. Mereka belajar mengikuti praktik dokter hewan pemerintah. Sekolah ini akhirnya dibubarkan.

Muncul inisiasi pembentukan Indlandsche Veeartzen School atau sekolah dokter hewan yang mirip sekolah dokter Jawa. Namun, rencana itu ditolak karena para dokter hewan Belanda khawatir posisinya terancam dengan munculnya dokter hewan pribumi.

Untuk membantu para dokter hewan Belanda, pemerintah kolonial mendatangkan dokter hewan dari Eropa. Pribumi tetap direkrut untuk menangani pelayanan kesehatan hewan, dikenal sebagai mantri hewan.

Jenderal Moestopo, Dokter Gigi yang Ikut Berjuang Membela Republik

Sekolah dokter hewan pribumi

Praktikum di sekolah kedokteran hewan Bogor | via Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures/Wikimedia Commons
info gambar

Politik Etis tahun 1901 mengubah tatanan kedokteran hewan.

Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Veeartsenijkundige Laboratorium atau Laboratorium Penyakit Hewan. Mereka akhirnya juga membangun Indische Veeartzen School atau Sekolah Dokter Hewan Pribumi pada 1906 di Bogor, Jawa Barat. Waktu pendidikannya selama empat tahun.

Syarat masuknya harus lulus Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau sekarang dikenal Sekolah Menengah Pertama. Lulusannya disebut veearts (dokter ternak).

Dokter hewan pribumi pertama dari sekolah ini adalah Drh Johannes Alexander Kaligis tahun 1910. Ia lahir di Minahasa, Sulawesi Utara, 30 Juni 1888 dan meninggal di Belanda, 31 Desember 1974.

Setelah Kaligis, Drh. R. Noto Soediro dan Drh. R. Soetedjo menyusul lulus tahun 1911.

Pada 1914, sekolah ini diganti nama menjadi Nederland Indische Veeartzen School (NIVS). Lulusan NIVS memberikan pengaruh besar dalam ilmu kedokteran hewan di Indonesia, antara lain pendiri Lembaga Virologi Kehewanan A.F. Waworoentoe, kepala Lembaga Penelitian Penyakit Hewan R. Djaenoedin, dan penemu pengganti fosfor untuk memberantas tikus sawah Anwar Nasution.

Pada 1941, sekolah ditutup. Dilanjutkan pada masa pendudukan Jepang dengan nama Bogor Zui Semon Gakko. Setelah kemerdekaan, tahun 1946, berganti nama kembali menjadi Sekolah Dokter Hewan Bogor. Hingga pada 1947 menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan.

Itulah asal-usul dokter hewan di Indonesia yang perlu Kawan ketahui. Peran dokter hewan tak kalah besar dari dokter umum. Jadi, tetap hormati jasa mereka, ya! Semoga informasi ini membuat Kawan semakin tahu Indonesia.

Matraman, Kecamatan Kecil yang Punya Sejarah Panjang

Referensi: Historia.id | Kompas.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

F
KO
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini