Melihat Keindahan Alam dari Migrasi Burung di Taman Nasional Sembilang

Melihat Keindahan Alam dari Migrasi Burung di Taman Nasional Sembilang
info gambar utama

Migrasi satwa merupakan pertunjukan keagungan alam. Hanya dipandu oleh insting dan membaca tanda alam, sekelompok besar bintang ini bergerak ribuan kilometer dalam perjalanan yang bertaruh nyawa.

Di Taman Nasional Sembilang, Sumatra Selatan, kisah itu tersaji oleh kehadiran ribuan burung migran. Biasanya bulan November adalah puncak kunjungan burung-burung migran di Taman Nasional tersebut

Kawasan itu menjadi tempat burung-burung migran mencari makan di tengah perjalanan panjangnya. Hal ini karena kawasan konservasi yang berada di Pantai Timur Sumatra dan Selat Bangka ini merupakan padang pakan burung-burung air tersebut.

Belajar Romantisme dari Jalak Bali yang Kini Dilindungi Supaya Tak Punah

Petugas Taman Nasional Sembilang, Riza Kadarisman yang sudah lama mengamati burung migran menjelaskan bahwa setiap tahun rata-rata 30.000-40.000 burung air sudah datang ke taman nasional tersebut.

Dikatakannya ada 10-28 jenis burung. Namun jumlahnya pernah menyusut, hanya 2.000 ekor pada 2011. Fenomena ini diperkirakan karena musim hujan yang berlangsung sepanjang tahun sehingga delta-delta tempat mereka bisa singgah terendam air.

“Mereka mulai terdeteksi pada tahun 2.000-an,” kata Riza pada 2015 lalu dinukil dari Kompas.

Pemandangan menakjubkan

Riza menyatakan pada puncak migrasi, burung-burung itu biasa berkumpul di delta-delta berlumpur di muara-muara sungai di Taman Nasional itu. Pemandangan menakjubkan akan terlihat saat laut tengah surut.

Saat itu, dataran-dataran berlumpur yang begitu kaya akan ikan, remis, kerang, dan cacing muncul ke permukaan. Ribuan burung air dari berbagai jenis itu akan segera berkumpul di satu hamparan untuk mencari makan.

Dikatakannya ukuran burung-burung ini sangat beragam. Mulai dari sekepalan tangan hingga sebesar anak kambing dengan bentangan sayap sekitar 1 meter. Menurutnya, sebagian burung itu telah menempuh perjalanan ribuan kilometer.

Si Cerdik Burung Cabak: Berkamuflase di Tengah Kota untuk Hindari Predator

Biasanya mereka meninggalkan musim dingin di Siberia untuk mencapai musim panas di Australia dan sekitarnya. Ribuan burung ini akan terlihat di Taman Nasional Sembilang selama 3 hingga 4 bulan.

Bagi burung-burung migran, hidup sudah seperti siklus perjalanan migrasi abadi yang berulang setiap tahun. Ketika Australia dilanda musim dingin sekitar Juni atau Agustus, mereka akan bermigrasi kembali ke Siberia yang sedang musim panas.

“Burung-burung ini mengandalkan tanda-tanda alam untuk memandu arah terbang. Mungkin cahaya binatang atau arah angin. Namun dengan banyaknya lampu dan suara keras, membuat mereka lebih sulit membaca tanda-tanda alam itu atau juga bisa salah dalam membaca. Ada yang tersesat sehingga melenceng dari jalurnya dan tidak sampai tujuan,” katanya.

Jaringan jalur terbang

Kepala Taman Nasional Sembilang saat itu, Syahimin mengatakan Sembilang ditetapkan sebagai situs dalam jaringan kerja situs jalur terbang (flyway network). Hanya ada dua taman nasional yang masuk jalur terbang, yakni Sembilang dan Wasur.

Situs-situs jalur terbang ini merupakan persinggahan bagi 33 spesies burung air yang terancam punah dan 13 spesies yang hampir terancam punah. Fenomena burung migran ini memang tak lepas dari hutan mangrove Sembilang yang masih lestari.

Perkutut dan Beragam Manfaat yang Diberikan dari Kedekatan dengan Manusia

Dengan luas sekitar 202.896 hektare, sekitar 87.000 hektare Taman Nasional Sembilang masih berupa hutan mangrove primer yang belum banyak tersentuh kerusakan. Kelestarian hutan mangrove ini menjadi sumber pakan burung-burung air.

Kerusakan parah hutan mangrove berarti hilangnya persinggahan burung migran. Hingga kini, warga sekitar kawasan masih bersahabat dengan alam. Tak ada warga yang berburu ataupun menebang kayu di hutan mangrove melebihi kebutuhan.

“Tidak ada warga sini yang menebang untuk jualan. Menebang hanya untuk kebutuhan di rumah,” kata Suhardi, warga sekitar.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini