Kawah Ijen dan Blue Flame, Fenomena Langka Penuh Pesona di Batas Banyuwangi-Bondowoso

Kawah Ijen dan Blue Flame, Fenomena Langka Penuh Pesona di Batas Banyuwangi-Bondowoso
info gambar utama

Kawah Ijen merupakan daya tarik utama dari Gunung Ijen, sehingga tak mengherankan jika destinasi ini menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Jawa Timur, terutama di perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso.

Terlebih pada Kawah Ijen terdapat fenomena api biru (Blue Flame atau blue fire) yang sangat unik dan selalu berhasil membuat para pendaki jatuh cinta dan ingin berlama-lama di puncak gunung dengan ketinggian 2386 mdpl ini. Bagaimana tidak, fenomena api biru ini hanya ada dua di dunia yaitu di Islandia dan di Gunung Ijen, Indonesia.

Sehingga, meskipun harus berjuang melakukan pendakian hingga ke puncak, semua akan terbayar lunas dengan fenomena alam menakjubkan yang begitu memanjakan mata.

Blue Flame Kawah Ijen, Fenomena Langka yang Penuh Pesona

Gunung Ijen adalah salah satu gunung paling populer di Jawa Timur yang selalu ramai oleh para pendaki. Sejak ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh UNESCO pada 2016, pesona Kawah Ijen kian mendunia dan semakin banyak wisatawan maupun pendaki yang datang dari mancanegara.

Kawah Ijen sejatinya merupakan sebuah danau kawah atau kaldera dengan kadar asam yang tinggi yang terbentuk akibat letusan Gunung Ijen. Secara geografis, lokasi kawah ini berada di perbatasan antara Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi. Fenomena alam yang paling populer di Kawah Ijen adalah Blue Flame.

Baca juga: Eloknya Puncak Kelimutu, Danau Kawah yang Terus Berubah Warna

Apa itu Blue Flame?

blue flame atau blue fire di kawah ijen gunung ijeng banyuwangi
info gambar

Blue Flame merupakan sebuah fenomena dimana api biru muncul di tengah-tengah penambangan sulfur. Fenomena ini hanya muncul pada dini hari dan mulai mengecil menjelang subuh atau pada pukul 05.00 pagi.

Seperti yang telah disebutkan, fenomena Blue Flame hanya ada dua di dunia, sehingga tergolong sangat langka. Oleh karena itu, para wisatawan ataupun pendaki tidak akan melewatkan kesempatan untuk bisa menyaksikan sendiri betapa menakjubkannya fenomena api biru tersebut.

Untuk bisa melihat fenomena Blue Flame, para pendaki harus rela mendaki mulai dari tengah malam. Pun demikian, Kawah Ijen seolah tak pernah sepi dari pengunjung karena walaupun cara menjangkaunya cukup memerlukan usaha ekstra namun sebanding dengan pemandangan menakjubkan yang dapat dinikmati.

Jika ke sini, Kawan bukan hanya dapat menikmati Blue Flame. Sepanjang mata memandang, Kawan juga akan dimanjakan dengan keindahan alam sambil menghirup udara yang sangat sejuk.

pemandangan di sekitar kawah ijen
info gambar

Pemandangan di Kawah Ijen semakin memukau dengan adanya dinding kaldera yang menjulang tinggi hingga 500 meter. Nah, dari dinding inilah para pengunjung bisa menikmati keindahan pesona kawah yang mengepulkan asap belerang.

Jika telah puas menikmati Blue Flame, Kawan bisa sekaligus menikmati momen sunrise yang akan menyajikan pemandangan langit keemasan ketika sinar mentari perlahan menyentuh permukaan danau. Momen ini paling banyak digunakan untuk mengabadikan foto.

Bahkan, tidak jarang ada fotografer dalam negeri maupun luar negeri yang mendaki Gunung Ijen untuk memotret kecantikan kawah ini saat matahari terbit.

Baca juga: 5 Wisata Gunung Kelud Terbaik yang Wajib Anda Kunjungi Saat Liburan

Pilihan Jalur Pendakian ke Kawah Ijen dan Waktu Terbaik untuk Mengunjunginya

kawah ijen
info gambar

Untuk bisa ke Kawah Ijen, ada beberapa rute yang bisa Kawan pilih, yaitu rute via Banyuwangi maupun Bondowoso. Namun, jalur Banyuwangi yang panjangnya mencapai 38 km lebih terjal. Biasanya, para pendaki berpengalaman lebih suka melewati jalur ini.

Jika Kawan lebih suka mendaki dengan rute yang mulus, maka disarankan untuk pilih jalur Bondowoso saja. Dengan perjalanan sejauh 70 km, Kawan akan dimanjakan dengan pesona alam berupa hutan pinus dan kebun kopi yang tidak membosankan.

Jika Kawan berencana untuk menyaksikan fenomena Blue Flame maka momen terbaik untuk mengunjunginya adalah pada musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli hingga September. Saat itu api biru akan terlihat lebih besar.

Pendakian ke puncak Ijen memakan waktu sekitar 2-4 jam tergantung pada jalur yang Kawan pilih. Mengingat Blue Flame akan mengecil pada pukul 5 pagi, Kawan bisa mulai pendakian dari pukul 11 malam hingga 1 dini hari.

Jangan lupa untuk memastikan kondisi tubuh Kawan agar dalam keadaan fit saat melakukan pendakian serta bawalah perbekalan yang cukup agar Kawan bisa mendaki dengan aman dan nyaman serta bisa mendapatkan momen terbaik dalam menikmati fenomena Blue Flame di Kawah Ijen.

Jika nanti ke sana, jangan lupa abadikan fenomena tersebut sebagai kenang-kenangan ya, Kawan!

Baca juga: Mengintip Pesona Gunung Merbabu, Primadona dari Jawa Tengah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Raras Wenny lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Raras Wenny.

RW
RP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini