Mental Kepiting, Mentalnya Si Paling Iri Hati

Mental Kepiting, Mentalnya Si Paling Iri Hati
info gambar utama

Melihat keberhasilan orang-orang di sekitar terkadang menimbulkan perasaan kurang nyaman, padahal progresivitas hidup setiap orang berbeda. Pengendalian diri yang baik diperlukan agar Kawan mampu mengatur perasaan negatif ketika ingin bersosialisasi dengan lingkungan yang berisi berbagai macam orang dengan latar belakang berbeda.

Namun, ada beberapa orang yang memandang hidup orang lain dengan sinis dan membandingkan kemalangan satu sama lain. Akhirnya, berakhir perasaan yang tidak pernah bisa merasa senang atas keberhasilan yang diraih oleh orang lain.

Mereka merasa bahwa kehidupan orang lain tidak boleh baik-baik saja seperti keadaan yang sedang mereka rasakan dalam hidup mereka ketika itu. Istilah mental yang dimiliki oleh orang-orang yang sering iri hati seperti ini biasa disebut dengan mental kepiting.

Menurut Kristine (2020) dalam situs The Sheaf, awal mula istilah ini muncul dari seorang feminis, penulis, jurnalis dan juga merupakan seorang aktivis pejuang HAM berkebangsaan Filipina yang bernama Ninotcka Rosca.

Dia menyatakan bahwa mental kepiting secara sederhana dirujuk sebagai istilah untuk perilaku seseorang yang ingin merusak atau menyabotase orang lain atas kesuksesan yang mereka raih. Berbagai alasan bisa menjadi pemicu munculnya perilaku mental kepiting ini pada diri seseorang.

Kata “Swasembada” Sudah Hilang di Kamus Bangsa

Itamar menyatakan bahwa ada banyak alasan penyebab munculnya perilaku ini, salah satunya adalah sebagai mekanisme mengatasi rasa iri yang timbul karena seseorang ingin merasa baik akan hidup dengan jalan mengurangi prestasi orang lain. Sebagai tambahan, seseorang dengan mental kepiting mungkin akan secara bias dan salah melihat keberhasilan orang lain dihasilkan dari kekalahan mereka.

Victorino (2014) menjelaskan ada 10 tanda yang bisa kita pelajari untuk mengenali apakah seseorang memiliki mental kepiting atau tidak, sebagai berikut:

  1. Mereka terlalu bangga terhadap diri mereka sendiri dan memperlakukan orang lain sebagai orang di bawah mereka.
  2. Mereka akan panik ketika rekan mereka merasa bahagia dan berkembang
  3. Motto hidup mereka adalah “jika aku tidak punya, maka kalian juga tidak”
  4. Mereka memiliki sikap positif terhadap diri sendiri namun bersikap sebaliknya pada yang lain
  5. Seseorang dengan mental kepiting akan menyalahkan rekan mereka terhadap kegagalan yang dialami oleh rekannya namun tidak memberikan bantuan kepada rekannya
  6. Mereka memperlakukan rekannya sebagai kompetitor
  7. Mereka tidak tahu cara untuk merasa haru
  8. Biasanya orang-orang dengan mental seperti ini akan bersikap seolah mereka mengetahui segalanya
  9. Mereka menghabiskan sebagian waktu besar waktu mereka untuk membicarakan orang lain daripada diskusi mengenai ide dan solusi
  10. Terakhir, mereka tidak akan mengakui bahwa mereka memiliki mental seperti kepiting

Dari beberapa ciri di atas dapat disimpulkan bahwa jika seseorang sedang berada dalam lingkungan yang diisi oleh orang-orang dengan mental seperti itu, bisa menyebabkan mereka terseret arus pikiran negatif tentang hidup mereka.

Makna Healing dalam Bahasa Gaul, Cara agar Hidup Bahagia? 
Ilustrasi Mental Kepiting
info gambar

Menurut situs Notions for Life, ada cara untuk mengatasi mental kepiting ini.

Pertama, memahami bahwa mental kepiting merupakan situasi lose-lose. Maksudnya adalah ketika kita tidak merasa senang dengan kebahagiaan orang lain dan menjadi toksik dengan bersikap buruk, maka tidak ada keuntungan yang didapat dari hal tersebut karena mungkin hanya akan menunjukkan sisi buruk dari diri Kawan.

Lalu, apabila kita merasakan kebencian atau kecemburuan terhadap seseorang akan pencapaian yang mereka terima maka sebaiknya kita dapat mengatur dan memproses emosi yang kawan rasakan secara benar.

Sangat normal apabila Kawan memiliki perasaan negatif, tetapi jangan biarkan perasaan tersebut berkembang dan mengendalikan diri. Memahami bahwa berpikir negatif terhadap kesuksesan orang lain hanyalah tindakan yang sia-sia.

Kecanduan Pornografi Lebih Berbahaya daripada Narkoba, Benarkah?

Terakhir, Kawan harus bisa mengatur ulang seluruh situasi.

Mengambil sisi positif dari keberhasilan orang lain dengan menganggapnya sebagai sebuah motivasi dan mengubahnya sebagai pelajaran akan lebih bijak, daripada menjadikannya sebagai masalah dalam kehidupan. Tentunya bisa bertanya kepada teman tentang kiat-kiat sukses yang mungkin bisa Kawan pelajari.

Mental kepiting bisa dimiliki oleh siapa saja bahkan beberapa orang secara tidak sadar berperilaku seperti itu tanpa berniat untuk menjatuhkan orang lain sama sekali jadi lebih bijak apabila kita bisa memilah lingkungan yang baik dan mendukung untuk ketenangan diri.

Referensi: Effectiviology.com | Thesheaf.com | Faq.ph | Notionsforlife.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini