Bioetanol Sebagai Energi Terbarukan, Solusi Keberlanjutan Sumber Daya Alam Indonesia

Bioetanol Sebagai Energi Terbarukan, Solusi Keberlanjutan Sumber Daya Alam Indonesia
info gambar utama

Menipisnya bahan bakar fosil menjadi tantangan terberat bagi keberlangsungan kehidupan diseluruh belahan dunia. Hampir semua sektor usaha bergantung pada bahan bakar fosil. Diketahui kebutuhan energi nasional ditopang minyak bumi sekitar 51,66%, gas alam 28,57% dan batu bara 15,66%. Seiring dengan bertambahnya penduduk kebutuhan energi di Indonesia mengalami peningkatan, diperkirakan bahan bakar fosil akan habis dalam jangka waktu 13 tahun.

Namun dibalik itu semua, Indonesia memiliki potensi untuk mengenbangkan energi terbarukan dengan memanfaatkan tanaman yang mengandung karbohidrat yaitu dikenal dengan sebutan bioetanol. Bioetanol merupakan etanol atau senyawa alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi biomassa oleh mikroorganisme.

Kabar Harimau Sumatra Mati Tercekik, Ironi Konflik dengan Manusia di Aceh?

Penggunaan bioetanol sebagai aditif dalam bahan bakar kendaraan sudah dilakukan oleh Amerika Serikat dan Brazil. Pemanfaatan produk pertanian sebagai bahan baku pembuatan etanol tidak efektif dan efisien karena bisa menyebabkan ketersediaan pangan terancam, maka solusinya yaitu menggunakan limbah pertanian yang mengandung karbohidrat sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.

Limbah Pertanian Sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol

Limbah pertanian yang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol adalah pelepah kelapa sawit, tandan kosong kelapa sawit, ampas sagu, batang jagung, serbuk gergaji, ampas tebu, kulit pisang serta masih banyak lagi.

Ketersedian limbah pertanian melimpah dan meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk, harganya murah, mudah didapatkan, tidak mengancam ketersediaan pangan serta berkontribusi dalam mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Limbah pertanian ini mengandung karbohidrat kompleks seperti hemiselulosa, selulosa dan pati yang tinggi.

Pengolahan limbah pertanian menjadi bioetanol melalui tiga proses utama yaitu sakarifikasi, fermentasi dan pemurnian. Sakarifikasi adalah proses mengubah bahan nabati dengan kandungan karbohidrat kompleks seperti hemiselulosa, selulosa dan pati menjadi karbohidrat sederhana.

Kenali 7 Burung yang Ada di Kawasan Ranca Upas, Sudah Pernah Lihat?

Selanjutnya proses fermentasi yaitu mengubah karbohidrat sederhana (monosakarida) menjadi etanol dengan bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme yang biasanya digunakan untuk fermentasi bahan nabati yaitu Saccharomyces cerevisiae. Tahap selanjutnya yang tidak boleh dilewatkan yaitu proses pemurnian yang terdiri dari destilasi dan dehidrasi.

Manfaat Pengolahan limbah Pertanian Menjadi Bioetanol

Pemanfaatan limbah hasil pertanian sebagai bahan baku bioetanol memberikan dampak yang positif pada berbagai aspek diantaranya yaitu dapat menurunkan emisi CO2 sehingga dapat meminimalisir efek rumah kaca, dapat meningkatkan nilai dari limbah, mengurangi keberadaan sampah yang dapat memberikan efek buruk terhadap lingkungan, serta masih banyak manfaat lainnya.

Dengan menggunakan energi alternatif emisi gas rumah kaca dapat diminimalisir. Emisi karbondioksida yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. Gas rumah kaca yang berlebih di atmosfer menyebabkan suhu bumi meningkat, ditandai dengan beberapa hal seperti perubahan iklim yang ekstrim, ekosistem rusak dan es dikutub mencair sehingga menyebabkan naiknya permukaan air laut.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkait pengadaan energi terbarukan perlu digaungkan dan diapresiasi. Indonesia yang memiliki potensi alam yang begitu luar biasa harus dimanfaatkan dengan sebaik–baiknya sehingga pengolahan sumber daya alam di Indonesia dapat berkelanjutan.

Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan adalah pengolahan sumber daya dengan tujuan dapat mencapai kesejahteraan dan kemakmuran generasi sekarang tanpa mengorbankan generasi mendatang.

Jenis Ikan Cupang yang Paling Indah, Mana Favoritmu?

Masih banyak sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan yang dapat diterapkan di Indonesia diantaranya biodiesel, tenaga panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, mikrohidro dan biogas. Penggunaan energi terbarukan dapat menyelamatkan bumi dari dampak buruk penggunaan bahan bakar fosil. Mewujudkan implementasi penggunaan energi terbarukan ini perlu dukungan dari berbagai pihak baik dari segi masyarakat, industri maupun pemerintah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PC
GI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini