Menelusuri Jejak Karya Seni Musik Indonesia dari Masa ke Masa

Menelusuri Jejak Karya Seni Musik Indonesia dari Masa ke Masa
info gambar utama

Seni musik Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari masa ke masa, dengan ciri khas yang unik dan bervariasi di setiap daerah. Berikut adalah beberapa titik puncak dalam sejarah perkembangan musik Indonesia.

Masa Prasejarah

Seni musik Indonesia pada masa prasejarah mencakup beragam bentuk dan jenis musik tradisional yang telah berkembang sejak ratusan tahun lalu. Musik tradisional ini biasanya terkait dengan upacara adat dan kepercayaan spiritual yang dianut oleh masyarakat pada masa prasejarah.

Meskipun tidak ada sumber tertulis yang menjelaskan secara rinci mengenai seni musik Indonesia pada masa prasejarah, tetapi beberapa temuan arkeologis menunjukkan adanya instrumen musik tradisional yang digunakan pada masa prasejarah, seperti angklung, gamelan, suling, dan kendang.

Instrumen musik tradisional yang digunakan pada masa prasejarah memiliki nilai budaya yang tinggi. Sebagai contoh, angklung merupakan alat musik yang digunakan dalam upacara adat Sunda dan dianggap sebagai warisan budaya yang harus dijaga.

Selain itu, gamelan juga menjadi salah satu instrumen musik tradisional yang sangat populer di Indonesia. Menurut Kartomi (2012), gamelan merupakan instrumen musik yang sering digunakan dalam upacara adat dan memiliki nilai religius yang sangat kuat.

Selain digunakan dalam upacara adat, seni musik pada masa prasejarah Indonesia juga sering digunakan dalam upacara keagamaan. Suling, misalnya, sering digunakan dalam upacara keagamaan Hindu di Bali.

Selain itu, kendang juga merupakan instrumen musik tradisional yang digunakan dalam upacara keagamaan Islam di Indonesia. Dalam upacara keagamaan Islam, kendang digunakan sebagai alat musik yang memperkuat nuansa keagamaan.

Perkembangan seni musik pada masa prasejarah Indonesia juga erat kaitannya dengan kepercayaan spiritual yang dianut oleh masyarakat. Musik pada masa prasejarah Indonesia memiliki peran penting dalam menghubungkan manusia dengan alam dan kepercayaan spiritual yang ada pada saat itu.

Musik digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan alam dan roh-roh yang dianggap memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat.

Talempong, Alat Musik Kebanggaan Masyarakat Minangkabau yang Terus Lestari

Masa Kolonial

Seni musik Indonesia pada masa kolonial memiliki sejarah yang panjang dan beragam. Musik tradisional Indonesia yang telah ada sebelum kedatangan penjajah, seperti gamelan dan wayang, mengalami perubahan dalam cara dipentaskan dan bercampur dengan unsur-unsur musik Barat. Salah satu genre musik yang lahir pada masa kolonial adalah kroncong.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Purwanto (2014), kroncong awalnya merupakan musik rakyat yang berasal dari Malaka, dan dibawa ke Batavia oleh para pelaut dan pedagang dari Malaka pada abad ke-16.

Pada masa itu, kroncong masih menggunakan alat musik tradisional seperti gambang, keroncong, ukulele, dan cak. Namun, kroncong mulai berubah ketika pada abad ke-19 masuknya musik Portugis dan Melayu ke Indonesia. Kroncong kemudian disesuaikan dengan gaya musik Barat dan instrumen baru seperti biola dan gitar.

Kroncong menjadi sangat populer pada masa kolonial dan banyak dipentaskan di panggung-panggung hiburan dan rumah-rumah masyarakat kelas menengah dan atas. Selain itu, kroncong juga menjadi sarana untuk mengungkapkan rasa cinta dan rindu terhadap seseorang atau suatu tempat.

Gesang Martohartono, seorang musisi asal Surakarta, merupakan salah satu tokoh penting dalam perkembangan kroncong. Ia menciptakan lagu-lagu kroncong yang populer hingga kini seperti "Bengawan Solo" dan "Keroncong Kemayoran".

Meskipun kroncong lahir pada masa kolonial, musik ini tetap menjadi populer hingga kini. Kroncong terus mengalami perkembangan dan beberapa musisi Indonesia seperti Waldjinah telah sukses mempopulerkan kroncong di dalam dan luar negeri.

Selain kroncong, musik tradisional Indonesia juga tetap bertahan pada masa kolonial meski dianggap kuno dan tidak modern. Namun, seiring dengan semakin bertumbuhnya nasionalisme pada awal abad ke-20, musik tradisional Indonesia mulai dipopulerkan kembali dan menjadi bagian penting dalam kebudayaan nasional Indonesia.

Majalah Aktuil, Media Musik Legendaris Indonesia yang Prestisius di Masanya

Masa Kemerdekaan

Seni musik Indonesia pada masa kemerdekaan merupakan bagian penting dari perjuangan untuk membangun identitas dan nasionalisme Indonesia yang kuat. Sebelum dan pada saat kemerdekaan, musik Indonesia telah mengalami perubahan dalam hal bentuk dan konten liriknya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2018), pada masa ini, musik Indonesia mulai menciptakan lagu-lagu yang mengandung semangat perjuangan dan nasionalisme.

Pada awalnya, lagu-lagu perjuangan berupa nyanyian rakyat yang dipopulerkan oleh para pejuang kemerdekaan. Namun, setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, musik Indonesia mulai berkembang dengan mengadopsi gaya musik Barat seperti jazz dan pop.

Salah satu tokoh penting dalam perkembangan musik Indonesia pada masa kemerdekaan adalah Ismail Marzuki. Ia menciptakan banyak lagu-lagu yang menjadi populer pada masa itu seperti "Rayuan Pulau Kelapa" dan "Halo-Halo Bandung".

Selain musik pop, musik tradisional Indonesia juga menjadi bagian penting dalam musik pada masa kemerdekaan. Beberapa musisi Indonesia seperti Addie MS dan Erwin Gutawa mengembangkan musik orkestra tradisional Indonesia yang menggabungkan unsur-unsur musik Barat. Hal ini menjadi bagian penting dalam memperkenalkan musik Indonesia ke dunia internasional.

Di era modern saat ini, musik Indonesia terus berkembang dan semakin bervariasi. Namun, musik Indonesia pada masa kemerdekaan merupakan fondasi yang penting dalam membangun identitas musik Indonesia.

Menurut Widodo (2018), musik pada masa kemerdekaan "tidak hanya menjadi media ekspresi dalam menyuarakan semangat perjuangan, tetapi juga menjadi sarana untuk mengekspresikan rasa nasionalisme dan identitas budaya Indonesia."

Era 1960-an

Seni musik Indonesia pada era 1960-an sangat dipengaruhi oleh musik barat yang masuk ke Indonesia melalui pengaruh dari media massa seperti radio, rekaman, dan televisi. Musik pop, rock, dan jazz mulai populer di kalangan anak muda pada masa itu.

Pada saat itu, muncul bermacam-macam grup musik baru seperti Koes Plus, Dara Puspita, dan The Rollies yang semakin populer di kalangan masyarakat. Musik yang mereka bawakan menggabungkan unsur-unsur musik barat dengan unsur-unsur musik Indonesia seperti gamelan, kecapi, dan suling.

Menurut Ahmat Djody Tohir, seorang sejarawan musik Indonesia, "Pada saat itu, musik Indonesia terlihat sebagai kekayaan yang harus dijaga dan dikembangkan. Ada semacam semangat nasionalisme yang tercermin dalam musik tersebut, terutama dalam lirik lagu-lagu yang berisi pesan-pesan kebangsaan."

Namun demikian, perkembangan musik Indonesia pada era 1960-an juga disertai dengan perubahan sosial dan politik yang cukup signifikan. Hal ini tercermin dalam lirik lagu-lagu yang dipopulerkan pada saat itu.

Menurut Yves Laplace, seorang peneliti musik Indonesia, "Lirik-lirik lagu pada masa itu mencerminkan semangat kebebasan dan perubahan sosial yang sedang terjadi di Indonesia pada saat itu."

Mengenal Ragam Musik Vokal Etnis Minahasa

Era 1970-an

Era 1970-an merupakan periode penting dalam perkembangan musik Indonesia. Pada masa itu, banyak musisi Indonesia yang terinspirasi oleh musik rock dan blues dari Barat.

Musik tersebut kemudian dipadukan dengan elemen musik tradisional Indonesia dan menciptakan genre musik baru yang disebut dengan Istilah progressive atau fusion.

Menurut Djaduk Ferianto, seorang musisi Indonesia, "Musik pada masa itu mengalami transformasi yang signifikan. Musisi mulai terbuka terhadap berbagai genre musik dan mulai mengeksplorasi berbagai alat musik tradisional Indonesia."

Pada masa itu, terdapat juga beberapa musisi dan grup musik yang populer, seperti Gombloh, God Bless, dan Benny Soebardja. Mereka menciptakan lagu-lagu dengan lirik yang sangat kritis terhadap kondisi sosial dan politik Indonesia pada masa itu.

Menurut Andrew N. Weintraub, seorang ahli musik Indonesia, "Musik pada era 1970-an mencerminkan semangat kritis dan kreatif yang sangat kuat. Musisi mulai mengeksplorasi berbagai tema dan gaya musik, dan menciptakan musik yang memiliki pesan yang kuat."

Era 1980-an

Era 1980-an di Indonesia dikenal sebagai era keemasan bagi musik pop Indonesia. Pada masa itu, banyak musisi dan penyanyi menciptakan lagu-lagu populer yang masih dikenang hingga kini.

Menurut penulis buku Musik Pop Indonesia 1980-an, Yudhi Soerjoatmodjo, "Musik pop Indonesia pada era 1980-an adalah bagian dari perjalanan musik pop Indonesia yang sudah dimulai sejak era 1960-an."

Salah satu musisi populer pada era 1980-an adalah Chrisye. Dia menciptakan banyak lagu populer, seperti Kala Cinta Menggoda dan Lilin-Lilin Kecil. Musik Chrisye pada masa itu dipengaruhi oleh musik rock dan funk. Menurut Soerjoatmodjo, musik Chrisye sangat disukai oleh masyarakat Indonesia karena mampu menyentuh hati pendengarnya.

Selain Chrisye, musisi populer lainnya pada era 1980-an adalah Iwan Fals. Dia dikenal sebagai musisi yang menciptakan lagu-lagu dengan pesan yang kuat, seperti Bento dan Orang Pinggiran.

Musik Iwan Fals pada masa itu terinspirasi dari musik folk dan rock. Menurut Soerjoatmodjo, lagu-lagu Iwan Fals berhasil menyampaikan pesan sosial dan politik yang dianggap penting oleh masyarakat Indonesia pada masa itu.

Di era 1980-an juga muncul penyanyi-penyanyi wanita seperti Hetty Koes Endang dan Betharia Sonata. Hetty Koes Endang dikenal dengan lagu-lagunya yang mengusung nuansa etnis, seperti Kuda Lumping dan Berdiri Bulu Romaku. Sedangkan Betharia Sonata menciptakan lagu-lagu romantis yang populer, seperti Hati Yang Luka dan Kau Tercipta Untukku.

Berkenalan dengan Bas, Musik Etnik dari Pegunungan Sulawesi

Era 1990-an hingga Sekarang

Seni musik Indonesia pada era 1990-an hingga sekarang terus mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai genre musik bermunculan dan terus mengalami perubahan dalam gaya, aliran, dan sound yang dihasilkan. Sejak awal 1990an, musik pop Indonesia mulai populer dan menarik minat banyak orang.

Salah satu genre musik yang berkembang pesat di Indonesia pada era ini adalah musik dangdut. Seiring dengan meningkatnya popularitas musik dangdut, banyak musisi dan penyanyi yang bermunculan.

Berdasarkan buku Indonesia Populer oleh Jeremy Wallach, James Danandjaja, dan Andrew Weintraub, mereka menulis, "Dangdut adalah musik Indonesia yang paling populer sepanjang masa dan telah mengambil bentuk yang beragam."

Tidak hanya musik dangdut, pada era 1990an juga muncul genre musik baru seperti rock alternatif, rap, dan hip-hop. Grup musik Slank menjadi ikon dalam perkembangan musik rock alternatif pada era tersebut. Sementara itu, grup musik rap seperti Iwa K dan grup hip-hop seperti Neo dan Black Brother juga mulai meraih popularitas.

Perkembangan teknologi dan akses ke internet juga mempengaruhi perkembangan musik di Indonesia pada era ini. Musisi dan penyanyi dapat mempromosikan musik mereka melalui platform online seperti YouTube dan SoundCloud.

"Internet memberikan kesempatan pada musisi dan penyanyi baru untuk mengeksplorasi kreativitas mereka dan mendapatkan audiens yang lebih luas," tulis Candra Darusman, musisi dan mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, dalam sebuah artikel di Jakarta Post.

Pada masa kini, musik Indonesia terus berkembang dengan munculnya genre musik baru seperti EDM dan K-pop. Namun, seni musik tradisional juga tetap eksis dan diperkenalkan ke generasi muda melalui penampilan dan kolaborasi dengan musisi modern.

Perkembangan seni musik Indonesia hingga saat ini memang terus berubah dan mengalami perubahan, namun identitas musik Indonesia tetap terjaga dan semakin dikenal di dunia internasional.

Setiap era memiliki ciri khas dan gaya tersendiri, mengikuti perubahan zaman dan tren musik global. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa seni musik di Indonesia juga memiliki ciri khas yang unik dan bervariasi di setiap daerah.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan industri musik, seni musik di Indonesia semakin terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat luas. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan bagi para musisi untuk tetap menghasilkan karya-karya yang orisinal dan bermutu.

Sebagai bagian dari seni musik Indonesia, kita tidak bisa melewatkan sosok Didi Kempot yang merupakan ikon musik campursari. Karya-karyanya yang penuh dengan makna dan emosi telah membawa pengaruh besar bagi dunia musik Indonesia, terutama di Jawa.

Seperti yang pernah dikatakan oleh Didi Kempot sendiri, "Musik itu bahasa internasional yang bisa menyatukan semua orang."

Kita berharap seni musik Indonesia akan terus berkembang dan menghasilkan karya-karya yang memukau, dengan tetap memperhatikan ciri khas dan kekayaan budaya setiap daerah di Indonesia.

Referensi: Jurnal Oxford University Press | Buku Membaca Sejarah Musik Indonesia | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan | Buku Musik Indonesia pada abad ke-20 | Buku Musik Pop Indonesia 1980-an | Buku Indonesia Populer

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini