Sultan Hasanuddin, Perjuangan Raja Gowa dan Pahlawan dari Makassar Sulsel

Sultan Hasanuddin, Perjuangan Raja Gowa dan Pahlawan dari Makassar Sulsel
info gambar utama

Kemerdekaan bangsa Indonesia berhasil tercapai berkat para pejuang di seluruh penjuru Negeri yang dengan seluruh upayanya membela Tanah Air kita tercinta ini. Salah satu pahlawan Indonesia dari Makassar, Sulawesi Selatan adalah Sultan Hasanuddin.

Sultan Hasanuddin merupakan salah satu raja yang dijuluki sebagai “Ayam Jantan dari Timur” berkat ketangguhannya membela bangsa Indonesia saat melawan penjajah. Ia telah berjuang untuk menolak monopoli perdagangan yang dilakukan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) dan menggagalkan rencana Belanda untuk menguasai Kerajaan Islam Gowa.

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini latar belakang, perjuangan, hingga peninggalan Sultan Hasanuddin saat membela bangsa Indonesia.

1. Latar Belakang Sultan Hasanuddin dari Bangsawan Sulawesi Selatan

biografi sultan hasanuddin
info gambar

Sultan Hasanuddin atau Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape lahir di Gowa, 12 Januari 1631.

Ia merupakan anak dari Sultan Malik as-Said atau Malikussaid (1639–1653) dengan I Sabbe Tomo Lakuntu dan cucu dari Sultan Alauddin (1593–1639), Raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam. Sultan Hasanuddin menjadi Raja Gowa ke-16, atau Sultan Gowa ke-3 sejak kerajaan Gowa memeluk agama Islam.

Sejak kecil, Sultan Hasanuddin memiliki jiwa kepemimpinan, pandai berdagang, dan mudah berkomunikasi dengan orang lain sehingga memiliki banyak jaringan dagang, baik dengan orang lokal maupun orang asing. Selain pintar berdagang, ia juga mendalami ilmu agama Islam di Masjid Bontoala sejak kecil.

Ayahnya sering mengajak Sultan Hasanuddin untuk mengikuti berbagai kegiatan kerajaan, termasuk memberi tahu tentang strategi perang, menjadi seseorang yang menangani urusan pertahanan di Gowa, hingga dipercaya untuk mengirimkan pesan kepada kerajaan lainnya.

Ada dua sumber sejarah mengatakan bahwa Sultan Hasanuddin diangkat menjadi raja pada usia 24 tahun atau pada 1655, dan ada juga sejarah yang menyebutkan ia menjadi raja saat berusia 22 tahun atau pada 1653. Dengan kepemimpinannya, ia berhasil menguasai jalur perdagangan Nusantara bagian timur di Sulawesi Selatan.

Baca juga: Pattimura, Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional dari Maluku

2. Perjuangan Sultan Hasanuddin Menjadi Raja Gowa dan Melawan Belanda

kerajaan gowa
info gambar

Saat menjadi raja, ia melanjutkan perjuangan ayahnya untuk melawan Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC yang sudah melakukan praktik monopoli perdagangan Indonesia Timur. VOC yang dipimpin oleh Laksamana Cornelis Speelman kemudian berperang melawan Kerajaan Gowa. Mereka ingin menumbangkan Kerajaan Gowa yang menghambat perdagangan VOC.

Namun, Belanda cukup kewalahan saat ingin menaklukan Kerajaan Gowa. Sultan Hasanuddin kemudian meminta dukungan pada kerajaan kecil lainnya untuk membantunya melawan Belanda.

Saat Belanda menambah pasukannya, Sultan Hasanuddin semakin melemah dan hampir tumbang. Ia pun kemudian menandatangani Perjanjian Bongaya, pada 18 November 1667.

Tak sampai situ, pada 12 April 1668, Kerajaan Gowa kembali melawan Belanda hingga akhirnya Belanda dapat menerobos Benteng Somba Opu pada 24 Juni 1669.

Baca juga: Tuanku Imam Bonjol: Asal-Usul dan Perjuangan di Tanah Minang

3. Turun Tahta dan Memberikan Gelarnya kepada I Mappasomba Daeng Nguraga

Setelah berhasil dikalahkan oleh Belanda, Sultan Hasanuddin mundur dari Benteng Somba Opu ke Benteng Kale Gowa. Meskipun begitu, ia tetap menolak untuk tunduk pada Belanda yang telah menyiksa rakyatnya.

Pada tanggal 29 Juni 1669, Sultan Hasanuddin memutuskan untuk turun takhta dan digantikan oleh I Mappasomba Daeng Nguraga yang dikenal sebagai Sultan Amir Hamzah.

Setelah tidak lagi menjadi raja, Sultan Hasanuddin lebih banyak memfokuskan waktu dan tenaganya untuk mengajarkan agama Islam kepada masyarakat sekitar. Selain itu, ia juga menyemai rasa persatuan dan nasionalisme di antara rakyatnya.

4. Wafat pada 12 Juni 1670

makam sultan hasanuddin
info gambar

Sultan Hasanuddin wafat pada 12 Juni tahun 1670 pada usia 39 tahun. Ia dikebumikan di pemakaman khusus raja-raja Gowa yang berada di Kale Gowa, Kampung Tamalate.

Sebagai pahlawan yang berjuang atas kemerdekaan bangsa Indonesia, Sultan Hasanuddin diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada tanggal 6 November 1973 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 087/TK/tahun 1973. Ia juga memiliki julukan “Ayam Jantan dari Timur”.

Baca juga: Biografi Dewi Sartika: Pahlawan Pendidikan Perempuan

5. Peninggalan Sultan Hasanuddin

Ada beberapa peninggalan Sultan Hasanuddin di kerajaan Gowa Tallo yang masih bisa kamu lihat atau kunjungi hingga saat ini, yakni Istana Tua dari kayu yang menjadi Museum Ballompua, makam Sultan Hasanuddin, Benteng Ujung Pandang yang menjadi bangunan bekas benteng Fort Rotterdam, Benteng Otanah, dan Batu Pallantikan.

Nah, itu dia latar belakang dan perjalanan hidup Sultan Hasanuddin yang berjuang hidup dan mati sebagai Raja Gowa dan Pahlawan dari Makassar, Sulawesi Selatan yang dijuluki sebagai “Ayam Jantan dari Timur”.

Baca juga: Sekilas tentang 5 Kerajaan Islam Pertama di Indonesia

Sumber: brainly.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Zihan Berliana Ram Ghani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Zihan Berliana Ram Ghani.

ZG
KO
RP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini