Jember merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yang terletak di kawasan Tapal Kuda. Selain dikenal karena pergelaran Jember Fashion Carnival (JFC) yang telah mendunia, Jember juga dikenal sebagai Kota Tembakau.
Julukan tersebut lahir karena Jember menjadi salah satu kota penghasil tembakau terbesar di Indonesia yang menawarkan tembakau cerutu dengan kualitas terbaik dunia. Tembakau sebagai salah satu komoditas unggulan di Jember memiliki peran penting dalam menyokong perekonomian masyarakat, serta pembangunan daerah. Salah satu industri tembakau terbesar dan tertua di Jember, yaitu industri Bobin yang bertahan hingga saat ini.
Lebih jauh, tembakau juga menjadi salah satu identitas masyarakat Jember. Maka, tidak heran jika Kawan GNFI menemukan motif daun tembakau pada lambang atau logo instansi tertentu di Jember, salah satunya yaitu logo Kabupaten Jember.
Tidak hanya itu, daun tembakau juga digunakan sebagai motif batik khas Jember, yakni Batik Labako. Berikut asal-usul, serta makna filosofis dibalik terciptanya batik labako.
Di Balik Batik Lasem: Kisah Kesetiaan dan Tanda Kepatuhan Seorang Santri
Batik Labako
Batik labako merupakan batik tulis khas Jember yang memiliki motif unik berupa daun tembakau. Motif tersebut terinspirasi dari komoditas unggulan Jember, yakni tanaman tembakau.
Tidak hanya daun tembakau, motif batik Labako juga dikombinasikan dengan motif lainnya, seperti kakao, bunga-bunga, kopi, durian, dan lain sebagainya.
Batik motif daun tembakau juga mudah ditemui pada seragam guru, siswa, hingga aparatur pemerintah daerah Jember.
Nama batik labako sendiri terinspirasi dari salah satu jenis tari tradisional khas Jember, yakni tari lahbako. Tari tersebut merupakan salah satu ikon identitas budaya Jember yang terkenal.
Dilansir dari Kompasiana, lahbako berasal dari dua kata, yakni "lah" yang merupakan potongan dari kata "mengolah" dan "bako" yang berasal dari kata "tembakau". Oleh karena itu, lahbako dapat diartikan menjadi mengolah tembakau.
5 Ragam Motif Batik Lamongan yang Semarak Khas Jawa Timur Pesisiran
Tarian lahbako sendiri menggambarkan aktivitas para petani di ladang dalam menanam, sekaligus mengolah tembakau. Tarian ini tercipta sebagai wujud apresiasi Jember terhadap industri tembakau, serta para perempuan yang terlibat di dalamnya.
Lebih jauh, industri batik labako berpusat di Desa Sumberpakem, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember. Di desa ini, perkembangan batik labako bersifat turun-temurun dan produksinya dinaungi oleh UD Bintang Timur yang saat ini dipimpin oleh Mawardi (Dilansir dari Tadatodays.com, 2021).
Selanjutnya, sama seperti tari lahbako, batik labako juga berfungsi sebagai perwujudan identitas kultural, serta ikon dari Kabupaten Jember.
Makna Filosofis Batik Labako
Batik Labako didominasi oleh penggunaan motif daun tembakau yang unik dan khas. Motif tersebut mencerminkan identitas Kabupaten Jember sebagai daerah penghasil tembakau terbesar dan terbaik di Indonesia, serta mengangkat nilai-nilai budaya Jember, terutama yang berkaitan dengan industri tembakau.
Selain itu, batik labako juga diciptakan sebagai bentuk syukur terhadap berkembang pesatnya industri tembakau di Jember. Industri tembakau telah memberi banyak manfaat bagi masyarakat Jember, terutama dalam penciptaan lapangan kerja, serta pendapatan daerah yang berkontribusi untuk pembangunan.
Memahami Filosofi Batik Parang di Balik Larangan Penggunaannya di Pernikahan Kaesang-Erina
Terlebih lagi, tidak hanya sebagai identitas kultural masyarakat Jember, batik Jember juga memiliki potensi yang besar untuk memperkenalkan Jember ke kancah internasional, seperti pada acara Paris Fashion Week 2018 lalu, yang turut menampilkan batik Jember melalui balutan busana yang indah.
Itulah sekilas informasi mengenai batik labako asal Jember. Semoga semakin menambah pengetahuan Kawan GNFI tentang Indonesia, ya!
Referensi: Kompasiana | Pemerintah Kabupaten Jember | Gurusiana.id | Tadatodays.com
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
