Keajaiban Stasiun Kereta Api Tertinggi di Indonesia yang Kini Terlupa

Keajaiban Stasiun Kereta Api Tertinggi di Indonesia yang Kini Terlupa
info gambar utama

Pesona alam pegunungan di Kabupaten Garut, Jawa Barat sangat indah dan memikat hati sehingga disebut “Swiss van Java. Pesona alam Garut yang menawan ini kemungkinan membuat komedian Hollywood kesohor, Charlie Chaplin berkunjung ke Garut.

Namun Garut bukan hanya alamnya yang menawan. Kabupaten yang terletak sekitar 62 kilometer arah timur Kota Bandung itu juga menyimpan jejak-jejak kemegahan arsitektur bangunan stasiun dan jembatan kereta api yang sangat menawan.

Pada 1928-1930, pemerintah kolonial Belanda membangun jaringan rel kereta api Cibatu-Garut sepanjang 19 kilometer, kemudian antara Garut dan Cikajang sepanjang 28 kilometer, melengkapi berbagai stasiun yang unik.

Kisah Bung Hatta dalam Perjalanan Kereta Api dari Bukittinggi

Salah satunya adalah Stasiun Cikajang yang merupakan stasiun tertinggi di Tanah Air dengan ketinggian 1.246 meter di atas permukaan laut. Stasiun megah yang menghadap ke Gunung Cikuray ini sering disamakan dengan terowongan St Gotthard di Swiss.

“Pemerintah kolonial Belanda berambisi membangun jalur kereta api ke Garut karena Garut yang berhawa dingin, saat itu menjadi sentra perkebunan teh yang terkenal berkualitas tinggi,” tulis Nawa Tunggal dan Try Harijono dalam Stasiun KA Tertinggi di Indonesia yang dimuat Kompas.

Sentra perkebunan

Disebutkan oleh Nawa, ketika membangun rel kereta api Garut - Cikajang sepanjang 28 kilometer sekitar 1928, pemerintah Belanda tentunya memiliki perhitungan matang. Apalagi investasi untuk membangunnya tidak sedikit karena jalurnya yang berat.

Meski demikian, tulisnya pemerintah Kolonial Belanda tetap membangun jalur kereta api tersebut, hal ini karena membutuhkannya untuk mengangkut berbagai komoditas alam. Ketika itu Jabar memang dikenal sebagai perkebunan teh, kopi, kina, dan lainnya

Pemerintah Belanda hanya membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk menyelesaikan pembangunannya. Pada 30 Agustus 1930. Stasiun Cikajang Garut mulai beroperasi yang menghubungkan Garut-Cibatu sepanjang 19 kilometer.

Vlugge Vier, Kereta Api Ekspres Jakarta-Bandung pada Zaman Kolonial

“Selain teh, kereta api juga mengangkut kina, karet dan berbagai hasil perkebunan lainnya ke Batavia,” kata Undang yang sejak 1936 telah menetap di Stasiun Cikajang.

Untuk menghubungkan jalur sepanjang 82 kilometer itu, pemerintah Kolonial Belanda membangun jembatan-jembatan panjang untuk menghubungkan perbukitan dengan lembah yang sangat dalam.

“Pastilah desain jembatan sangat hebat karena Jawa Barat bagian selatan berkali-kali diguncang gempa, tetapi jembatan itu masih kokoh berdiri,” kata Deden Suprayitno anggota komunitas pecinta kereta api.

Tinggal kenangan

Ketika masih aktif hingga tahun 1980-an, Stasiun Cikajang selalu ramai dikunjungi oleh pengguna jasa angkutan yang hendak bepergian dengan kereta api. Hingga akhirnya stasiun ini ditutup pada 1982.

Stasiun yang dahulunya termasuk sibuk karena melayani kereta api rute Cikajang-Garut empat kali sehari ini kini terlantar. Atap bangunan di beberapa titik mulai roboh, sedangkan kayu jendela banyak yang raib entah ke mana.

“Kerusakan stasiun mulai terasa ketika jalur kereta api Cikajang-Garut ditutup 1982,” papar Undang.

9 Nama Gunung yang Diabadikan Sebagai Nama Kereta

Padahal spot di jalur ini sebenarnya sangat indah, sehingga menarik perhatian para railfans dari luar negeri untuk menyaksikan aksi lokomotif uap di jalur ini. Selain itu layanan KA sangat bermanfaat bagi para pelajar untuk meneruskan sekolah di perkotaan Garut.

Kini Stasiun Cikajang hanya tinggal kenangan. Sejumlah warga pun berharap, stasiun yang pernah menjadi kebanggan masyarakat Cikajang tersebut bisa beroperasi kembali untuk memudahkan akses transportasi massal selain mobil dan angkutan umum.

“Kawasan Cikajang dan sekitarnya memiliki banyak hasil bumi yang harus didukung dengan transportasi massal seperti kereta api agar pertumbuhan ekonomi di Garut umumnya dan khususnya di Cikajang berkembang pesat,” ujar Aam, salah satu warga Kecamatan Cikajang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini