Menikmati Kelezatan Kopi Toraja dari Selimut Kabut di Negeri di Atas Awan

Menikmati Kelezatan Kopi Toraja dari Selimut Kabut di Negeri di Atas Awan
info gambar utama

Lolai merupakan dataran tinggi di Kecamatan Rindingallo, Toraja Utara. Lolai adalah kota yang sangat tenar dan menjadi tujuan wisata di Toraja, tempat ini pun terkenal dengan sebutan Negeri di Atas Awan.

Daya tarik Lolai bukan hanya pemandangan lembah dengan hamparan sawah, tetapi untuk menunggu keluarnya gumpalan kabut serupa awan yang menutup seluruh permukaan lembah dan gunung.

Saat kabut semakin tebal, sejauh mata memandang di atas lembah dan pegunungan hanya gumpalan putih. Warna putih ini akan berubah keemasan di sebagian sisi kala matahari muncul dari balik gunung.

“Siapapun yang berada di Lolai akan merasa seperti berada di atas awan. Itu pula mengapa Lolai kemudian terkenal dengan sebutan Negeri di Atas Awan,” tulis Reny Sri Ayu dan Gregorius M Finesso dalam Kopi dan Negeri di Atas Awan yang dirangkum dalam Kompas.

Enrekang, Bibit Awal Tanaman Kopi Mengharumkan Nama Sulawesi

Di tempat ini juga berderet warung-warung kopi. Menyeruput kopi sembari menunggu matahari terbit di antara gumpalan kabut menjadi kegiatan wajib para pengunjung yang datang ke Lolai.

Sebagian besar pengunjung yang duduk di pelataran atau berdiri di tepi bukit menghadap lembah memegang gelas berisi kopi. Melingkarkan telapak tangan ke cangkir sambil mencoba mengusir dingin dengan setiap tegukan kopi.

“Ah kalau saja minumnya Kopi Toraja, pasti suasananya lebih pas. Sayang, kopinya pakai kopi keemasan,” kata Aliang, salah seorang pengujung.

Menunggu kabut

Sebenarnya tak semua warung menyajikan kopi kemasan karena di banyak warung lain menyajikan kopi Toraja. Yang menyajikan kopi Toraja pun tidak semua arabika, bahkan ada juga yang robusta.

Saat cahaya mulai merekah di belia hingga ibu-ibu tak ketinggalan berswafoto ria dengan tongsis andalannya. Karena berada di bibir tebing, pengelola Lolai telah memberi pagar pembatas untuk menjaga keamanan pengunjung saat berfoto.

Biasanya sekitar pukul 05.30 selimut kabut hanya menghampar tipis. Matahari yang dinantikan pun sedikit tertutup mendung. Tetapi hal itu tidak menghalangi wisatawan mengambil momen-momen emas.

Biji Kopi Atasi Masalah Kemiskinan di Lereng Gunung Argopuro

“Walaupun tidak sempurna, tetapi lumanyanlah. Yang pasti saya masih penasaran. Saya pasti akan kembali lagi ke Lolai saat cuaca cerah,” ujar Hendrik, wisatawan asal Surabaya.

Masyarakat setempat menganjurkan akan kembali ke Lolai ketika musim kemarau. Bila musim hujan, fenomena hamparan kabut dan matahari terbit memang tidak akan terlalu sempurna.

“Tetapi, kalau malamnya hujan, kemungkinan besar esok paginya akan terlihat jelas. Sayang semalam tidak hujan, paginya justru mendung,” ucap Arifin, pemilik warung kopi di Lolai.

Berburu kopi

Arifin menyebut semakin banyak pengunjung Lolai yang berburu kopi Toraja. Hal inilah yang membuatnya berinisiatif menyediakan kopi Toraja, baik jenis robusta maupun arabika. Walau lebih mahal, banyak pengunjung terpuaskan dengan kopi Toraja.

Selama puluhan tahun, komoditas ini memang menjadi salah satu nadi perekonomian warga. Di Toraja, kopi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam keseharian warga. Pada hampir semua acara dan pesta adat, kopi adalah minuman menyambut tamu.

“Kalau ada acara adat, biasanya kopi disajikan untuk menyambut tamu. Kalau di acara Rambu Solo, kopi menjadi minuman orang-orang yang berkumpul dan begadang mengikuti rangkaian upacara. Kalau sehari-hari, kopi seperti minuman wajib di rumah warga. Jadi kopi dan Toraja seperti tak bisa dipisahkan,” kata Sulaiman Miting, pemangku adat.

Semerbak Aroma Kopi yang Dipersembahkan kepada Dewata di Pulau Bali

Menurutnya banyak pengunjung terutama dari luar negeri, minta di antar ke kebun-kebun kopi di pegunungan sekadar untuk melihat dan bertualang. Bahkan mereka juga berburu untuk membeli kopi langsung dari petani walau hanya 500 gram atau 1.000 gram.

Pamor kopi sempat redup, tetapi kembali naik. Ini tak bisa lepas dari geliat pariwisata, termasuk Lolai yang menjadi salah satu magnet yang berperan besar dalam geliat pariwisata sejak 2015.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini