RI-Malaysia Resmi Kerja Sama Bangun PLTA Mentarang Senilai Rp40 Triliun

RI-Malaysia Resmi Kerja Sama Bangun PLTA Mentarang Senilai Rp40 Triliun
info gambar utama

Perusahaan konsorsium Indonesia dan Malaysia telah sah berkolaborasi dalam proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk. Berlokasi di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, peresmian kerja sama ini ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (1/3/2023).

Pendirian PLTA Mentarang dilakoni oleh PT Kayan Hydropower Nusantara, sebuah perusahaan patungan yang terdiri dari PT Kayan Patria Pratama dari Indonesia dan Sarawak Energy Berhad asal Malaysia.

"Pagi hari ini groundbreaking PLTA Mentarang Induk dari PT Kayan Hydropower Nusantara secara resmi saya nyatakan dimulai,” katanya dalam siaran langsung Youtube Sekretariat Presiden. Peresmian ini menandakan pengerjaan konstruksi PLTA dimulai. Pemerintah menargetkan proyek tersebut selesai pada 2030 mendatang.

Kemendag dan Google Jalin Kerja Sama untuk Memajukan Perdagangan Digital

PLTA Mentarang direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 1.375 megawatt serta dapat menghasilkan energi listrik 9 terawatt per jam. Tak tanggung-tanggung, total anggaran yang dikucurkan untuk realisasi Proyek Strategis Nasional (PSN) ini mencapai 2,66 miliar dolar AS atau Rp40 triliun.

Jokowi menerangkan, pembangkit listrik ini akan terintegrasi dengan Kawasan Kalimantan Idustrial Park Indonesia KIPI) di Kabupaten Bulungan, Kaltara. Kedua wilayah ini akan disambungkan melalui transmisi. Oleh sebab itu, KIPI akan terbantu dalam menghasilkan produk hijau karena listriknya diperoleh dari PLTA Mentarang yang memiliki emisi karbon rendah.

"Produknya memiliki harga premium, tapi kompetitif karena dari energi hijau, dari Sungai Mentarang di Malinau," ucapnya.

KIPI Bulungan direncanakan bakal dihuni oleh pabrik baterai untuk kendaraan listrik, mobil listrik, aluminium, hingga petrokimia. Atas itulah, PLTA Mentarang diharapkan Jokowi bakal menjadi langkah Indonesia menuju ekonomi hijau.

"Alumuniumnya nanti alumunium hijau karena dari energi hijau. Ada [pabrik] petrokimia yang juga semuanya dimulai. Artinya, listriknya siap, kawasan industrinya siap, sehingga begitu disambung, itulah masa depan Indonesia," paparnya.

Mengutip Tempo.co, pembangunan PLTA Mentarang dipicu oleh kebutuhan akan penyediaan energi yang terjangkau, andal, serta berkelanjutan ke kawasan industri Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan. PNS ini berpedoman kepada Peraturan Presiden No. 56 Tahun 2018.

Tak hanya mendorong industrialisasi tenaga air, Mentarang Induk disiapkan juga untuk menyediakan pasokan energi bersih yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar serta meningkatkan ketahanan pasokan listrik bagi ibu kota baru di Kalimantan Timur.

RI Gandeng Korea Selatan Jalin Kerja Sama Transaksi Dagang dan Investasi dengan Uang Lokal

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini