Mengenal Edelweis Rawa, Bunga 'Abadi' Langka yang Dirusak di Ranca Upas

Mengenal Edelweis Rawa, Bunga 'Abadi' Langka yang Dirusak di Ranca Upas
info gambar utama

Baru-baru ini, ramai di jagat media sosial mengenai unggahan video seorang pria bernama Supriatna yang merasa kesal karena tanaman yang hancur karena adanya sebuah acara dari pecinta motor trail di daerah Ranca Upas, Kabupaten Bandung.

Dalam pelaksanaan acara tersebut, peserta acara yang mengendarai motor trail ini bisa dikatakan cukup banyak. Sayangnya, mereka melintasi daerah yang menjadi tempat tumbuhnya tanaman endemik khas Ranca Upas yang dilindungi, yaitu edelweis rawa atau bunga rawa edelweis.

Dari video kemarahan sang aktivis lingkungan sekaligus petani tersebut menuai reaksi dari berbagai pihak. Banyak yang menyesali kejadian tersebut karena bunga tersebut tergolong langka.

Bagi Kawan GNFI yang masih asing dengan edelweis rawa ini, mari kita bahas soal tanaman ini lebih lanjut.

Bunga Abadi Tengger Semeru dari Desa Wisata Edelweis

Apa itu edelweis rawa?

Mary Keim (Flickr)
info gambar

Bunga ini punya julukan sebagai bunga abadi. Sebab, ketika bunga ini dipetik, maka ia tidak akan mudah layu.

Sifat seperti ini mirip dengan bunga edelweis yang kerap tumbuh di tempat yang memiliki ketinggian lebih dari 2000 meter di atas permukaan laut. Kalau pernah ke Bromo, mungkin kamu juga pernah melihat bunga edelweis tersebut dibudidayakan oleh petani lokal.

Selain itu, karena ia kerap tumbuh di dekat rawa, maka dinamakan sebagai edelweis rawa.

Secara ilmiah, edelweis rawa ini memiliki nama Syngonanthus flavidulus. Di Amerika Serikat, bunga ini dikenal dengan nama yellow hatpins.

Bagi yang belum tahu, hatpin sendiri merupakan sebuah aksesoris untuk topi pada zaman dahulu. Bentuknya mirip dengan tusuk konde atau jarum tetapi berukuran sangat besar. Kurang lebih, bunga ini memiliki bentuk yang demikian sehingga dinamakan sebagai hatpins.

Dari segi fisik, bunga ini memiliki batang yang panjang dengan bunga yang berbentuk membulat. Saat belum mekar, bunga ini memiliki warna agak kecoklatan. Namun, mahkota bunga ini memiliki warna putih ketika mekar.

5 Gunung Dengan Ladang Edelweiss di Indonesia

Mengapa bunga ini langka?

Alasan yang membuat bunga ini langka adalah karena sebaran habitatnya. Di dunia, hanya ada dua negara yang menjadi tempat bunga edelweis rawa tumbuh, yaitu di Amerika Serikat dan Indonesia.

Di Indonesia, tanaman ini hanya ada di dua tempat. Pertama di Bumi Perkemahan Ranca Upas serta di tepian Danau Ciharus yang ada di Cagar Alam Kamojang. Dulu bunga ini juga terdapat di Kalimantan, tetapi sekarang keberadaannya sudah tidak ditemukan lagi.

Selain itu, bunga ini juga terdapat di Florida, Amerika Serikat. Kalau di sana, populasinya masih tergolong cukup banyak ditemui. Daerah Alabama, Georgia, Carolina Utara, serta Carolina Selatan juga menjadi wilayah persebaran dari bunga ini.

Hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa ketika bunga ini rusak, Supriatna atau yang kerap disapa Mang Uprit sebagai aktivis lingkungan menjadi marah.

Tidak cuma itu saja, bunga ini juga tergolong sebagai tanaman yang perlu waktu lama untuk bertumbuh, kurang lebih sampai empat bulan hingga tunas muncul, lalu dua bulan untuk bisa dipetik. Pengembangbiakkannya juga harus dimulai lagi dari awal sampai hingga seperti ketika sebelum dirusak.

Jadi, kalau kamu mau melihat bunga endemik ini di Ranca Upas, setidaknya harus menunggu beberapa bulan kedepan.

5 Tempat Terbaik Untuk Melihat Edelweiss di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini