Pasar Ekspor Perikanan Indonesia Kian Mengalami Peningkatan hingga 10 Persen Lebih

Pasar Ekspor Perikanan Indonesia Kian Mengalami Peningkatan hingga 10 Persen Lebih
info gambar utama

Pemerintah terus mempromosikan branding produk perikanan Indonesia dengan tagline “Indonesia Seafood: Naturally Diverse” dan subtagline “Safe and Sustainable” di berbagai pameran dan pertemuan internasional.

Bersumber dari Indonesia.go.id, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menargetkan, ekspor perikanan di 2023 sebesar USD7,66 miliar. Selain ekspor, pertumbuhan produk domestik bruto juga ditargetkan di angka 5--6 persen, kemudian angka konsumsi ikan 61,02 kg/kapita.

Tak hanya itu, Menteri Trenggono juga menargetkan, produksi garam sebanyak 1,5 juta ton, nilai tukar nelayan mencapai 107--108, dan persentase kepatuhan pelaku usaha KP 97 persen, penyelesaian penataan ruang dan rencana zonasi pesisir 32 kawasan.

Di sisi lain, pada Januari hingga Desember 2022, nilai ekspor produk perikanan Indonesia mencapai USD5,71 miliar atau Rp84,60 triliun atau naik 10,66 persen dibandingkan periode yang sama di 2021. Untuk nilai impor pada 2022 mencapai USD0,64 miliar atau Rp9,45 triliun.

Sementara itu, neraca perdagangan produk perikanan mengalami surplus sebesar USD5,07 miliar atau naik 7,22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuktikan, tahun 2022 sebagai momentum akselerasi. Hasilnya, KKP mencatat peningkatan nilai ekspor perikanan 10,66 persen pada periode Januari--November 2022, dibanding periode yang sama tahun lalu.

Penuhi Konsumsi Jemaah Haji, Pemerintah RI Siap Ekspor 500 Ton Ikan ke Arab Saudi

Surplus neraca perdagangan

Dalam siaran pers Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Ishartini, di akhir Desember lalu, disebutkan bahwa nilai ekspor perikanan periode Januari--November 2022 mencapai USD5,71 miliar.

Sementara itu, nilai impor di periode yang sama hanya USD0,64 miliar. Artinya, masih surplus neraca perdagangan hasil perikanan sebesar USD5,07 miliar.

Adapun komoditas utama ekspor Indonesia meliputi udang dengan nilai USD1.997,49 juta, tuna-cakalang-tongkol senilai USD865,73 juta, cumi-sotong-gurita sebesar USD657,71 juta, rumput laut sebesar USD554,96 juta, dan rajungan-kepiting sebesar USD450,55 juta.

Komoditas-komoditas itu dikirim ke negara tujuan ekspor utama seperti Amerika Serikat senilai USD2,15 miliar (37,63 persen), Tiongkok USD1,02 miliar (17,90 persen), Jepang USD678,13 juta (11,89 persen), Asean USD651,66 juta (11,42 persen), serta 27 negara Uni Eropa senilai USD357,12 juta (6,26 persen).

Ishartini juga mengarahkan jajarannya untuk terus mempromosikan branding produk perikanan Indonesia dengan tagline “Indonesia Seafood: Naturally Diverse” dan subtagline “Safe and Sustainable” di berbagai pameran dan pertemuan internasional.

Ada pula beberapa komoditas ekspor yang memiliki branding produk sendiri, di antaranya “Indonesia Seaweed, Natural Binding Solutions to The World” untuk rumput laut, “Indonesian Pangasius, The Better Choice” untuk ikan patin, “Indonesia Tuna, Sustainable by Tradition: One-by-One” untuk ikan tuna, dan “Indonesian Shrimp, Discover The Taste of 17,000 Islands” untuk udang.

Lebih lanjut, Ishartini mengungkapkan, capaian nilai ekspor perikanan diperkirakan tumbuh 8,84% dengan nilai USD6,22 miliar hingga Desember 2022 dibanding akhir 2021.

Realisasi investasi triwulan 3-2022 mencapai Rp6,39 triliun atau meningkat 45,62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan menyebar ke sejumlah daerah seperti di Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah.

Bekasam, Fermentasi Ikan Khas Sumatra Selatan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini