Rumah Bubungan Lima, Rumah Adat Bengkulu Beratap Khas yang Unik

Rumah Bubungan Lima, Rumah Adat Bengkulu Beratap Khas yang Unik
info gambar utama

Rumah Bubungan Lima merupakan salah satu rumah adat Bengkulu yang tetap dijaga kelestariannya hingga kini. Dinamakan Bubungan Lima karena rumah ini memang memiliki atap yang terdiri dari 5 limas yang disusun secara bertumpuk-tumpuk sehingga membentuk atap yang unik.

Pada masanya, rumah Bubungan Lima menjadi hunian bagi para raja dan kaum bangsawan di Bengkulu. Namun kini, rumah ini tidak lagi difungsikan sebagai hunian melainkan sebagai tempat dilangsungkannya berbagai upacara adat penduduk setempat.

Struktur dan Gaya Bangunan Rumah Bubungan Lima

Bubungan Lima merupakan rumah adat bergaya rumah panggung yang memiliki 15 tiang penopang dengan ketinggian 1,8 meter. Dengan ketinggian ini, rumah Bubungan Lima dilengkapi dengan tangga untuk mempermudah penghuni masuk ke dalam rumah.

Struktur rumah adat Bengkulu yang satu ini dirancang sedemikian rupa agar dapat meredam gempa, mengingat secara geografis Provinsi Bengkulu masuk ke dalam jalur gempa. Bukan hanya itu, rumah ini juga dibangun sangat tinggi untuk melindungi penghuni dari serangan hewan buas atau bencana banjir.

Bahan bangunan rumah Bubungan Lima didominasi oleh kayu Medang Kemuning yang terkenal memiliki elastisitas yang tinggi dan dapat bertahan hingga ratusan tahun.

Selain itu pada setiap tiang penopang ditumpangkan pada batu datar yang lebar agar lebih dapat menahan gempa serta agar menghindari pelapukan yang dapat terjadi jika kayu langsung bersentuhan dengan tanah.

Baca juga: Macam-Macam Rumah Adat Lampung: Tak Hanya Nuwou Sesat!

Pembagian Ruangan Bubungan Lima dan Fungsinya

rumah adat bengkulu
info gambar

Rumah Bubungan Lima terdiri atas 9 ruangan yang memiliki fungsi masing-masing yaitu:

1. Berendo

Berendo merupakan tempat menerima tamu yang tidak atau kurang begitu dikenal sehingga durasi bertamunya pun cukup singkat. Selain itu bagian rumah ini berfungsi sebagai tempat bagi anak-anak bermain.

2. Hall

Hall merupakan ruang yang digunakan untuk menerima tamu yang dikenal baik seperti kerabat dan keluarga. Selain itu ruang ini juga berfungsi untuk tempat berkumpul keluarga pada malam hari, tempat anak-anak belajar mengaji, serta sebagai tempat selamatan dan bermusyawarah.

3. Bilik Gedang

Bilik Gedang merupakan kamar utama, kamar pemilik rumah (suami dan istri) dan anak-anaknya yang masih kecil.

4. Bilik Gadis

Bilik Gadis merupakan kamar khusus untuk anak perempuan yang beranjak remaja. Biasanya Bilik Gadis berdampingan dengan Bilik Gedang untuk mempermudah pengawasan.

5. Ruang Tengah

Ruang tengah merupakan tempat beristirahat bagi tamu perempuan baik itu ibu-ibu atau anak gadis. Selain itu ruangan ini juga dapat berfungsi sebagai tempat anak-anak belajar mengaji atau sebagai tempat tidur anak bujang atau anak laki-laki yang belum menikah.

6. Ruang Makan

Ruang makan merupakan ruang untuk makan keluarga penghuni rumah Bubungan Lima. Namun, pada umumnya rumah Bubungan Lima yang berukuran kecil tidak memiliki ruang makan sehingga menggunakan ruang tengah sebagai alternatif.

7. Garang

Garang merupakan tempat penyimpanan tempayan air yang digunakan untuk mencuci piring dan mencuci kaki sebelum masuk ke dalam rumah atau dapur.

8. Dapur

Seperti dapur pada umumnya, ruang ini berfungsi untuk tempat mengolah sajian untuk keluarga.

9. Berendo Belakang

Barendo Belakang merupakan serambi atau teras belakang yang berfungsi sebagai tempat bersantai bagi kaum perempuan pada siang atau sore hari.

Baca juga: Mengenal Rumah Gadang, Rumah Adat Sumatera Barat

Filosofi Rumah Bubungan Lima

Rumah adat Bubungan Lima di bagi menjadi tiga bagian inti yaitu bagian atas, tengah dan bawah. Dimana pada tiap bagian, memiliki makna filosofi tersendiri.

  • Pada bagian atas melambangkan hubungan manusia dengan sang pencipta yang dicirikan dengan ornamen selembayung pada ujung atap rumah sebagai lambang penghormatan dan rasa syukur terhadap Tuhan YME.
  • Bagian tengah menjadi pusat berbagai ruangan dimana menjadi tempat berinteraksi antar penghuni sehingga hal ini melambangkan hubungan harmonis antar sesama manusia.
  • Pada bagian bawah atau kolong rumah biasanya digunakan untuk menyimpan hasil panen dan tempat tinggal hewan ternak dimana ini melambangkan hubungan baik dan rasa menghargai manusia terhadap hewan dan tumbuhan.

Bukan hanya itu, pada bagian pintu masuk terdapat gambar buraq yang merupakan tunggangan Nabi Muhammad SAW pada saat Isra Mi’raj yang menjadi lambang keteguhan masyarakat di Bengkulu dalam menjalankan ajaran agama Islam.

Rumah adat Bengkulu ini juga dihiasi oleh ornamen yang didominasi dengan ornamen tumbuhan dengan makna tersendiri. Seperti ornamen kembang empat yang melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan dan ornamen melati yang melambangkan keindahan.

Baca juga: Rumah Limas: Mengenal Rumah Adat Sumatera Selatan dari Fungsi hingga Filosofinya

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Bubungan_Lima
https://www.rumah.com/panduan-properti/rumah-adat-bengkulu-53493
https://keluyuran.com/rumah-adat-bengkulu/
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/17/144500069/rumah-bubungan-lima-rumah-adat-provinsi-bengkulu#page2
https://rimbakita.com/rumah-adat-bengkulu/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Raras Wenny lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Raras Wenny. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

RW
RP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini