Biografi I Gusti Ngurah Rai, Pahlawan Nasional dari Bali

Biografi I Gusti Ngurah Rai, Pahlawan Nasional dari Bali
info gambar utama

Bagi warga pulau Bali, nama I Gusti Ngurah Rai jadi salah satu nama yang tidak asing lagi. Salah seorang pahlawan kemerdekaan yang lahir pada 30 Januari 1917 ini lahir dari sebuah desa kecil di kabupaten Badung, Bali yang bernama desa Carangsari. Ia juga turut memberi andil besar atas lahirnya satuan angkatan bersenjata Republik Indonesia dan sebagai panglima pertama yang juga menjadi pimpinan perang di Bali.

Dalam hidupnya, I Gusti Ngurah Rai memiliki andil cukup besar dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda di Bali. Selain sebagai seorang pahlawan nasional Indonesia, ia juga bergelar Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) dengan pangkat letnan kolonel di satuan angkatan bersenjata Republik Indonesia.

Hingga saat ini, namanya diabadikan sebagai salah satu pahlawan kemerdekaan yang berasal dari Bali. Namanya diabadikan sebagai nama bandar udara Bali, nama universitas, nama stadion di pulau Bali, di banyak jalan di Bali dan luar Bali, serta kapal Angkatan Laut Indonesia.

Baca juga: Tuanku Imam Bonjol, Asal Usul dan Perjuangannya bagi Tanah Minang

Kehidupan Seorang I Gusti Ngurah Rai

 I Gusti Ngurah Rai
info gambar

Lahir dari keluarga berdarah bangsawan pasangan I Gusti Ngurah Palung dan I Gusti Ayu Kompyang ini lahir pada 30 Januari 1917. Ayahnya merupakan seorang camat petang di tanah kelahirannya membuat I Gusti Ngurah Rai kecil lahir dari keluarga terpandang dan dikenal ramah.

Karena status keluarganya yang berasal dari kalangan atas membuah ia dikirim ke Denpasar untuk melakukan pendidikan di sekolah dasar Belanda untuk pribumi, Hollandsch-Inlandsche School (HIS).

Setelah dewasa, ia melanjutkan studinya di kota Malang di sekolah menengah atas Belanda Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Meski pendidikannya tidak sampai selesai karena harus kehilangan ayahnya pada 1935 membuatnya harus kembali ke Bali.

I Gusti Ngurah Rai lalu memulai karir sebagai militer dengan bergabung dengan sekolah perwira Korps Prajoda yang merupakan salah satu tempat pendidikan militer yang diawasi langsung oleh KNIL di kabupaten Gianyar.

Ia lulus dengan memiliki pangkat letnan dua pada tahun 1940 lalu dikirim ke Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO) di Magelang dan kembali ke Malang untuk melanjutkan pendidikan di Pendidikan Artileri.

Baca juga: Cipto Mangunkusumo: Biografi dan Perjuangannya untuk Indonesia

Perjalanan di Dunia Militer dan Perjuangan Melawan Penjajah

Sebagai seseorang dengan kecerdasan yang dimilikinya, I Gusti Ngurah Rai memiliki karir yang cukup cemerlang di dunia militer. Ia pernah dijadikan sebagai intel sekutu di wilayah Bali dan Lombok ketika masa penjajahan Belanda.

Tak hanya itu, kedatangan Jepang di Bali pada 1942 membuat Korps Prajoda yang menjadi satu-satunya pasukan bersenjata yang ada di sana, membuat mereka harus berjuang meskipun tidak mampu melakukan perlawanan secara menyeluruh.

Pada awalnya Ngurah Rai cukup setia terhadap Jepang. Namun, ia sadar bahwa kehadiran Jepang juga sama dengan kehadiran Belanda yang sudah menjajah terlebih dahulu dan hanya akan memperburuk keadaan di wilayahnya.

Pada tahun 1944, ia juga semakin mengecam para penjajah dan bergabung dengan gerakan bawah tanah anti-Jepang yang juga mulai menjalin kerja sama dengan intelijen sekutu. Dengan menyamar sebagai kepala sel, ia mulai menjalin lagi komunikasi dengan teman-teman dan bawahannya semasa masih di Korps Prajoda.

Dengan langkah yang dilakukannya, ia menjadi informan untuk sekutu dengan memberi tahu jadwal dan sifat muatan kapal transportasi Jepang. Ia juga sempat dicurigai dan ditahan oleh polisi angkatan laut Jepang meskipun kemudian dilepaskan kembali karena kurang kuat buktinya.

Setelah Jepang dikalahkan oleh sekutu dan mengumumkan menyerah, I Gusti Ngurah Rai dengan terbuka mendukung kemerdekaan Indonesia. Ketika Presiden Sukarno datang ke Bali dan mengangkat I Gusti Ketut Pudja sebagai gubernur kepulauan Sunda Kecil dengan ibu kota di Singaraja membuat I Gusti Ngurah Rai memiliki hubungan yang erat.

Karena hubungannya yang erat dengan I Gusti Ketut Pudja, Ngurah Rai mulai membentuk sebuah angkatan militer dan polisi kecil di pulau itu. Ia pun diakui sebagai Tentara Keamanan Rakyat oleh Sukarno serta diangkat sebagai komandan.

Di bawah kepemimpinannya, TKR di pulau Sunda Kecil memiliki 13 kompi yang tersebar di seluruh Bali, lalu kemudian dikenal sebagai Ciung Wanara.

Puputan Margarana, Pertempuran Rakyat Bali Mengusir Belanda Halaman all - Kompas.com
info gambar

Belanda yang merasa gagal menjalin negosiasi dengan I Gusti Ngurah Rai membuat TKR di pulau Sunda Kecil tak bisa dipandang sebelah mata. Karena hal ini lah yang membuat Belanda melancarkan serangan besar di Bali dengan meminta bantuan dari Lombok.

Keadaan yang tidak seimbang membuat Ngurah Rai memerintahkan kepada pasukannya untuk melakukan Puputan. Arti puputan adalah 'bertarung melawan Belanda hingga titik darah penghabisan'.

Peristiwa ini membuat I Gusti Ngurah Rai yang saat itu masih berusia 29 tahun bersama kurang lebih 95 pasukannya gugur dalam peristiwa yang dikenal sebagai Perang Puputan Margarana.

Karena perjuangannya inilah yang membuat seorang I Gusti Ngurah Rai begitu dikenang dan dihormati tak hanya di Bali tapi oleh seluruh Rakyat Indonesia.

Baca juga: Jenderal Sudirman dan Perjalanan Singkat di Dunia Militer Indonesia

Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/I_Gusti_Ngurah_Rai
https://denpasar.kompas.com/read/2022/01/31/190157378/biografi-i-gusti-ngurah-rai-asal-perjuangan-dan-peran-dalam-perang-puputan?page=all
https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/cerita-bi/Pages/Strategi-I-Gusti-Ngurah-Rai-yang-Dapat-Kita-Adopsi.aspx
https://www.merdeka.com/sumut/sejarah-30-januari-lahirnya-i-gusti-ngurah-rai-dan-perannya-dalam-puputan-margarana-kln.html

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nasuha Ali lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nasuha Ali. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

NA
RP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini