Yu Mum, Guru Ngaji Kampung di Lereng Bukit Siwuni

Yu Mum, Guru Ngaji Kampung di Lereng Bukit Siwuni
info gambar utama

Di sebuah kampung kecil yang terletak di tepian sungai gemawang yang sudah mengering akibat penggundulan hutan, terdapat seorang perempuan berusia sekitar 60 tahun yang akrab dipanggil Yu Mum.

Ia merupakan perempuan kampung yang biasa saja, tetapi memiliki kepedulian dan tekad luar biasa. Yu Mum adalah seorang guru ngaji yang telah mengabdikan hidupnya untuk mengajarkan agama Islam kepada anak-anak di kampungnya. Meskipun sederhana, kehadiran Yu Mum memiliki sumbangan besar bagi masyarakat di kampung tersebut.

Pada pagi hari yang cerah, ditemani angin sepoi-sepoi yang menghampiri wajah, saya sengaja mengunjungi kampung tersebut untuk menjumpai Yu Mum. Kampung ini masih terlihat asri, rapi dan masih ditemui tanaman pohon mahoni di ruas jalan.

Meskipun, hutan di kampung ini dibabat habis pada masa orde baru. Orang-orang di sana menanamkan hutan itu “Siwuni”, yang merupakan sebuah bukit dengan luas puluhan hektar yang kini ditanami palawija dan tanaman buah musiman.

Tepat di depan sebuah rumah dengan satu pohon mangga di halaman, saya bertemu dengan Yu Mum. Wajahnya yang berseri dan senyum ramahnya menyambut kedatangan saya. "Wa’alaikumussalam…," ucapnya sambil menyalami tangan saya.

Yu Mum tinggal di sebuah rumah cukup besar yang terbuat dari pondasi batu dan pagar kayu peninggalan mertuanya. Meskipun rumahnya sederhana, tetapi kebersihan dan kerapian rumahnya terjaga cukup baik. Di dalam rumah tersebut, terdapat sebuah ruangan kecil yang menjadi tempat ia mengajar ngaji anak-anak di kampungnya.

Kisah Akrom, Mahasiswa UNY yang Buka Jasa Servis Jam Tangan
Ilustrasi anak-anak sedang mengaji. Foto: www.hipwee.com
info gambar

"Silakan masuk," ucap Yu Mum sambil membuka pintu rumahnya. Saya masuk ke rumah tersebut dan duduk di sebuah tikar bermotif bunga-bunga berwarna warni.

Yu Mum bercerita bahwa ia telah mengajar ngaji selama lebih dari 30 tahun di kampungnya. Ia memulai mengajar ngaji sejak usia muda. Saat itu, ia merasa bahwa banyak anak-anak di kampungnya belum mengenal dan memahami agama ajaran Islam dengan baik. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengajar ngaji rumahnya tanpa memungut bayaran.

"Semua anak-anak di kampung ini adalah anak-anak saya. Saya berharap mereka tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berakhlak mulia," ujar Yu Mum.

Selama 30 tahun mengajar ngaji, Yu Mum telah mengajarkan banyak hal kepada anak-anak di kampungnya. Selain mengajarkan Al-Quran, ia juga mengajarkan etika dan moral. Ia mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya jujur, sopan santun, dan menghormati orang tua.

Setiap dua-tiga kali dalam seminggu, sekitar pukul 14.00 Yu Mum akan ke rumah seorang warga yang sudah menunggunya untuk mengajar ngaji kajian dan hafalan doa-doa pendek. Jamaahnya adalah kaum perempuan di kampung itu. Kemudian, sehabis maghrib rumahnya akan dikerubuti anak-anak mulai dari balita hingga usia sekolah menengah pertama yang ingin belajar ngaji Al-Qur’an.

Kegigihan dan dedikasi Yu Mum dalam mengajar ngaji di kampungnya menjadi contoh yang patut ditiru. Meskipun hidupnya sederhana, namun ia memiliki kekuatan dan keberanian yang besar untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Kisah Inspirasi Warren-nya Indonesia, Lo Kheng Hong

Saat ini, Yu Mum sudah tidak lagi rutin mengajar ngaji seperti dulu karena usianya mulai menapaki senja. Namun, warisan dan pengaruh positif yang telah ia berikan kepada masyarakat kampungnya tetap terasa kuat. Banyak anak-anak yang telah menjadi pribadi yang berakhlak mulia lantaran dari pendidikan Yu Mum.

Begitulah Yu Mum, seorang guru ngaji di kampung yang bersahaja. Meskipun hidupnya sederhana, tetapi ia memberikan manfaat besar bagi masyarakat sekitarnya.

Selama pengabdiannya, Yu Mum belum pernah mendapatkan penghargaan dari pemerintah karena jasa-jasanya dalam mengenalkan agama kepada anak-anak di kampungnya. Meskipun begitu, Yu Mum tetap ikhlas membagikan pengetahuan agamanya kepada penduduk di sana.

Pengorbanan dan dedikasi Yu Mum patut dijadikan inspirasi bagi kita semua. Ia membuktikan bahwa dengan keberanian dan kegigihan, kita dapat memberikan manfaat bagi orang lain meskipun hidup kita sederhana.

Perempuan guru mengaji. Foto: www.tangerangkab.go.id
info gambar

Saat saya akan meninggalkan rumah Yu Mum, ia menyampaikan pesan untuk selalu menghormati orang tua dan tetap berusaha untuk memberikan manfaat bagi orang lain. "Jangan pernah lelah berbuat baik, karena setiap kebaikan yang kita lakukan pasti akan membawa manfaat bagi diri kita dan orang lain," ucapnya.

Yu Mum, seorang guru ngaji di kampung yang bersahaja, telah memberikan pengaruh besar bagi masyarakat sekitarnya. Pengajarannya tentang agama dan moral yang baik telah membantu banyak anak-anak di kampungnya menjadi orang yang berakhlak mulia.

Avatar Lingkungan, Belajar dari Kisah Mbak Irma sebagai Avatar Pelindung Bumi

Kegigihan dan dedikasinya dalam mengajar ngaji selama 30 tahun menjadi contoh yang patut ditiru oleh kita semua. Yu Mum telah membuktikan bahwa dengan keberanian dan kegigihan, kita dapat memberikan manfaat bagi orang lain meskipun hidup kita sederhana.

Dulu, konon di kampung tempat tinggal Yu Mum, tidak banyak orang yang bisa membaca Al-Qur'an dengan benar. Oleh karena itu, ia berusaha untuk memberikan pelajaran ngaji kepada anak-anak secara rutin. Ia mengajarkan dengan cara yang mudah dipahami dan memberikan pengajaran tentang nilai-nilai moral seperti kejujuran, kasih sayang, dan kepedulian akan sesama.

Meski tidak mendapatkan penghargaan dari pemerintah, ia tetap mengajarkan ngaji kepada anak-anak di kampungnya secara sukarela dan tanpa pamrih. Dalam kehidupannya yang sederhana, Yu Mum mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya terletak pada kemewahan atau jabatan, tetapi juga pada kemampuan kita untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Ia telah memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk terus berbuat baik meskipun hidup sederhana. Semoga dedikasi Yu Mum mengajarkan agama dan akhlak yang baik selalu menjadi inspirasi bagi kita semua.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WT
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini