Pecel Pitik, Hidden Food Masyarakat Suku Osing Kabupaten Banyuwangi

Pecel Pitik, Hidden Food Masyarakat Suku Osing Kabupaten Banyuwangi
info gambar utama

Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang ada di Pulau Jawa. Kabupaten Banyuwangi memiliki luas sekitar 30,13 km2, hal tersebut membuat kabupaten ini menjadi kabupaten/kota terluas di Jawa Timur.

Letak Banyuwangi yang berada di ujung pulau Jawa ini menjadikan Banyuwangi mendapat julukan “The sun rise of java”. Secara geografi, Banyuwangi berbatasan langsung dengan beberapa Kabupaten seperti Bondowoso, Situbondo dan Jember.

Selain itu, Banyuwangi juga berbatasan langsung dengan selat Bali dan perairan Samudera Hindia. Dari letak geografis ini, Banyuwangi menyimpan berjuta misteri dan potensi lokal. Salah satu potensi lokal yang masih dipegang teguh oleh masyarakatnya adalah tradisi-tradisi Suku Osing.

Crab Cakes, Makanan Khas Amerika yang Ternyata Diproduksi dan Diekspor oleh Indonesia

Suku Osing merupakan penduduk asli Banyuwangi yang memiliki bahasa tersendiri lain dari Bahasa Jawa maupun Bahasa Madura. Beberapa kata atau kalimat dalam Bahasa Osing memiliki kemiripan dengan suku Jawa dan juga Bali. Akan tetapi, secara kebudayaan dan kebiasaan masyarakatnya Suku Osing memiliki ciri khas tersendiri.

Setiap tahunnya, pemerintah Kabupaten Banyuwangi senantiasa menyelenggarakan berbagai macam festival untuk melestarikan adat dan budaya dari suku asli mereka. Festival yang diadakan dikemas dengan sedemikian rupa hingga mampu menjadi daya tarik pariwisata bagi pelancong lokal maupun internasional.

Beberapa festival yang terkenal antara lain: Seblang, Kebo-keboan, Barong ider bumi, Gandrung sewu, Banyuwangi ethno carnival, dll.

Dalam proses pelaksanaan festival tersebut, tentunya ada salah satu hal yang tidak bisa terelakkan yakni festival kuliner. Suku Osing memiliki ciri khas dengan masakan yang penuh rempah dan sangat kaya akan rasa.

Subbet, Makanan Lokal Khas yang Menggambarkan Kehidupan Suku Mentawai

Masyarakat luar juga menilai terkadang masakan Suku Osing cenderung lebih pedas dan asin daripada masakan di luar sana. Standar yang dimiliki oleh lidah Suku Osing memang tinggi dan sangat peka. Salah satu masakan yang sangat terkenal di kalangan Suku Osing adalah Pecel Pitik.

Pecel pitik, makanan satu ini kerap kali menimbulkan perdebatan terutama di kalangan masyarakat jawa. Sebab, pada umumnya pecel merupakan sejenis sambal yang terbuat dari kacang tanah dan biasa disandingkan dengan sayur sebagai menu sarapan masyarakat jawa. Akan tetapi, pecel dalam pecel pitik ini tidak bermakna demikian sehingga banyak orang yang salah mengartikan.

Pecel pitik sendiri merupakan makanan yang bahan utamanya adalah kelapa dan ayam. Biasanya, ayam yang digunakan adalah jenis ayam kampung yang memiliki daging lebih berserat. Kuliner ini dimasak dengan cara membakar ayam terlebih dahulu dengan berbagai bumbu yang sudah diracik hingga ayam benar-benar matang sempurna.

Setelah itu, ayam akan digulingkan di atas parutan kelapa yang sudah berbumbu. Parutan kelapa ini mirip “urap-urap” bagi masyarakat pada umumnya. Ayam yang telah dibakar akan dilumuri sempurna dengan kelapa yang kemudian akan dihidangkan bersama masakan lainnya.

Itulah kuliner pecel pitik dari Banyuwangi. Kuliner ini merupakan salah satu jenis kuliner yang cukup terkenal di daerah Banyuwangi. Saat ini, belum banyak warung atau kedai yang menjual makanan dengan menu pecel pitik.

Beberapa kedai yang sudah menjualnya menjadi sangat ramai pengunjung karena orang-orang ingin merasakan sensasi cita rasa dari pecel pitik ini sendiri. Banyak dari masyarakat yang telah mencoba memberikan review positif dari pecel pitik ini.

Dengan adanya review tersebut, semakin banyak pengusaha kuliner yang turut mencoba menjajakan pecel pitik dalam list menu restorannya. Apakah Kawan GNFI merasa tertarik untuk menyicipinya? Yuk, pergi ke Banyuwangi, pasti kawan ingin kembali!

3 Makanan Indonesia dari Fermentasi Buah, Ada yang Terbuat dari Kulit Cempedak!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BA
KO
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini