Kisah Raden Saleh yang Mencintai Bogor dengan Abadi

Kisah Raden Saleh yang Mencintai Bogor dengan Abadi
info gambar utama

Pelukis tersohor Raden Saleh pertama kali ke Buitenzorg atau Bogor pada tahun 1819, ketika itu dirinya masih anak-anak. Dari Bogor, dia pun menjadi duta budaya dari Timur dan mendobrak Barat.

Kota Bogor juga menjadi tempat Raden Saleh menutup mata dalam keabadian. Sayang, dirinya dilupakan di Bogor. Walaupun sejak Juni 2006, Kota Bogor memiliki jalan bernama Jalan Raden Saleh di Kecamatan Bogor Selatan.

Raden Saleh, Seorang Pangeran Jawa yang Bersolek di Kota Paris

Keberadaan makam yang ditemukan pada 1923 itu adalah bukti terikatnya Raden Saleh dengan Bogor. Dia wafat di Bogor tahun 1880 dalam usia 69 tahun. Bogor dipilih Raden Saleh untuk tinggal sampai wafat setelah menikahi RA Danudirejo di Yogyakarta.

“Wafatnya Raden Saleh menjadi perhatian publik dengan diberitakan media. Peristiwa itu juga diikuti penggambaran pemakaman yang dihadiri banyak orang dari berbagai kalangan baik rakyat umum maupun pejabat pemerintah,” tulis Ratih Prahesti Sudharso dalam Raden Saleh dan Jejaknya di Bogor yang dimuat Kompas.

Jejak yang tersisa

Raden Saleh memiliki rumah kediamanan yang berdiri di pusat perbelanjaan BTM, di sudut Jalan Raden Saleh-Jalan Ir Juanda. Dirinya memiliki rumah di area itu karena jabatannya sebagai pelukis istana dan kebun raya.

Konsilor Prinsipal pada Konsil Kota Pusaka Dayan Layuk Allo menuturkan pada satu catatan disebutkan rumahnya berada di belakang Hotel Bellenvie yang lokasinya saat ini BTM. Di hotel itu juga Raden Saleh memamerkan dan menjual lukisannya.

“Kebetulan, panoramanya indah, langsung melihat bentaran alam dengan kemegahan Gunung Salak, selain dekat dengan Kebun Raya Bogor. Ia menyukai alam,” paparnya.

Apakah Lukisan Raden Saleh Berharga 10 Juta Dolar Seperti di Film?

Walau begitu belum terpublikasikan luas lukisan Raden Saleh yang menggambarkan panorama Gunung Salak yang terlihat sangat jelas dari lokasi itu. Yang sudah terpublikasi adalah lukisan panorama Gunung Gede-Pangrango.

Bagi Dayan, sulit membayangkan Raden Saleh tidak tergerak melukis Gunung Salak, pasalnya selain Gunung Gede-Pangrango, dia juga melukis Gunung Merapi dan pegunungan dataran Dieng di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Asumsi muncul karena sebelum wafat, Raden Saleh kecewa dan menjadi sakit akibat banyak lukisan di rumah itu dicuri. Pembeli Raden Saleh juga privat yang tidak terdokumentasi,”katanya.

Tertambat di Bogor

Ratih menjelaskan bahwa hati Raden Saleh tertambat di Bogor kemungkinan karena masa kanak-kanaknya. Bisa dibayangkan Raden Saleh kecil bisa melihat dunia sambil bebas melukis, ketika itu semua kebutuhan melukis juga disediakan.

Karena itu, Bogor dan Jawa Barat yang alamnya sangat indah segera tertuang dalam berbagai lukisan atau sketsa. Misalnya terlihat dalam lukisannya yang dimuat dalam buku Raden Saleh, Kehidupan dan Karyanya.

Lukisan pohon aren, pinang, rasamala, kedaung, dan timbul, juga peralatan pertanian, seperti golok, arit dan ani-ani, mengingatkan pada Bogor dan Jawa Barat umumnya. Belum lagi lukisan Megamendung dan Gunung Gede-Pangrango.

Dibahas dalam Film Mencuri Raden Saleh, Begini Sejarah Lukisan Penangkapan Diponegoro

“Saya membayangkan Raden Saleh kecil itu anak yang cerdas, pemberani, agak jahil yang sangat senang tinggal di kamar loteng rumah dinas Payen di kebun raya. Sebab lukisannya, Penangkapan Pangeran Diponegoro, memperlihatkan karakternya,” kata Katherina Achmad pelukis yang tinggal di Bogor.

Lukisan yang dibuat Raden Saleh kecil, kemungkinan tentang anatomi tumbuhan, sebagaimana tugas yang diemban Payen sebagai pelukis koleksi kebun raya, tetapi hingga kini belum ditemukan.

Endang Sasmita, pemerhati sejarah Bogor mengatakan, orang Bogor kecuali komunitas pelukis, banyak yang tidak tahu Raden Saleh. Walaupun dua lukisannya Perburuan Banteng dan Harimau Minum tersimpan di museum Istana Bogor.

“Jujur saja, orang Bogor, kecuali komunitas seniman, kalau ditanya Raden Saleh hanya tau nama gang atau jalan, siapa Raden Saleh? Tidak ada yang mengerti, padahal di maestro,” tuturnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini