Soroti Lemahnya Hukum Soal Sampah, Waste4Change Ajak Jurnalis Berkolaborasi

Soroti Lemahnya Hukum Soal Sampah, Waste4Change Ajak Jurnalis Berkolaborasi
info gambar utama

Waste 4 Change menyelenggarakan Journalist Class untuk menyebarkan permasalahan sampah di kalangan masyarakat. Kegiatan ini diharapkan bisa memberikan solusi atas permasalahan sampah ini.

Founder dan CEO Waste 4 Change, Mohammad Bijaksana Junerosano menjelaskan bahwa masalah di Indonesia cukup rumit. Sehingga tidak hanya bisa diselesaikan oleh satu pihak tetapi perlu melibatkan banyak elemen.

“Sehingga tidak bisa diselesaikan sendiri, lebih banyak lagi masyarakat dan stakeholder yang tahu masalahnya apa dan kita bisa mengatasinya,” ucapnya.

Dampak Sampah terhadap Lingkungan Alam dan Kesehatan Kita

Dirinya kemudian memberikan alasan mengapa melibatkan media dalam hal ini jurnalis. Dia melihat bahwa peran media sudah cukup baik dalam mengedukasi soal pemilahan sampah. Tetapi ternyata dampaknya tidak terlalu besar.

Karena itulah, dirinya berharap dengan adanya kelas jurnalis ini akan membuat para jurnalis terbuka secara wawasan. Bahwa permasalahan pemilahan sampah juga terkait dengan adanya penegakan hukum.

“Nah itu yang mau kita ajak. Tidak bisa kita sampaikan dalam satu pertemuan. Jadi kita bikin jurnalis kelas ini agar bisa menyampaikan masalahnya apa sih,” jelasnya.

Penegakan hukum

Pria yang kerap disapa Sano ini menjelaskan bahwa ada tiga masalah fundamental dalam masalah sampah. Hal yang pertama baginya adalah tidak adanya penegakan hukum kepada pelaku pembuang sampah.

“Bagaimana kita mau menyelesaikan masalah sampah kalau kita tidak menegakkan hukumnya. Orang buang sampah di sungai tidak ada konsekuensinya, orang buang sampah di jalan tidak ada konsekuensinya” ujarnya.

Padahal diutarakannya dalam Undang-Undang pun ada peraturan untuk pemilahan sampah. Tetapi masyarakat masih abai karena kurangnya penegakan hukum. Dia menjelaskan bila ada penegakan hukum masyarakat punya kewajiban untuk memilah sampah.

Terobosan Ciamik, Palembang Akan Ubah Sampah Jadi Listrik

Sementara itu, dirinya juga menyoroti soal kemitraan antara lembaga terkait, termasuk pihaknya sebagai sektor swasta. Dirinya menekankan hal ini agar tidak terjadi tumpang tindih di sektor ini.

“Bagaimana kami berperan, bagaimana panduan swasta, berperan dalam persampahan,” ucapnya.

Seno juga melihat bahwa retribusi dalam sampah pun sangat rendah sehingga tidak cukup mengatasi masalah. Dirinya mencontohkan bagaimana truk sampah yang begitu tua dan tidak layaknya Tempat Pembuangan Sampah.

“Dana APBD itu dari uang pajak rakyat yang di dalamnya tidak mempertimbangkan urusan persampahan. Ini harus dianggap pelayanan publik,” pungkasnya.

Pentingnya peran jurnalis

Karena itulah dirinya berharap para jurnalis mau terlibat dalam penanganan masalah sampah tersebut. Salah satunya adalah mengkampanyekan bahwa masalah sampah ada di penegakan hukum.

“Aku mau mengajak temen temen media ini kepada akar masalahnya. Karena sudah bertahun-tahun masalah sampah tidak selesai,” jelas Seno.

Dirinya berharap kelas jurnalis ini terus bisa dilakukan secara konsisten. Dirinya juga berharap banyak pihak yang terlibat dalam aksi ini sehingga bisa lebih banyak jurnalis yang terlibat di dalamnya.

Di Tangan Mahasiswa ITB, Limbah Plastik Disulap Jadi Aspal Ramah Lingkungan

Seno bahkan bermimpi aksi ini bisa melebar ke setiap aspek, seperti publik figur hingga influencer. Sehingga gerakan pemilahan sampah ini bisa lebih luas lagi tersebar di diskusi publik.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini