Berkah Petani Timun Suri ketika Datangnya Bulan Ramadan

Berkah Petani Timun Suri ketika Datangnya Bulan Ramadan
info gambar utama

Timun suri memberikan keberkahan kepada para petani ketika memasuki bulan Ramadan. Hal ini karena banyaknya permintaan masyarakat untuk buah ini karena digunakan sebagai menu takjil saat berbuka puasa.

Hal ini terjadi kepada sejumlah petani di Desa Silirejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. Mereka meraup cuan pada bulan Ramadan karena mengubah jenis tanaman dari palawija ke tanaman timun suri.

“Rata-rata, petani di desa ini, memang mengubah tanaman dua bulan sebelum bulan puasa. Yang semula palawija, berubah ke barteh,” kata Tasreb yang dimuat Detik.

Kisah Para Petani Kolang-Kaling yang Mendapat Berkah dari Bulan Ramadan

Dikatakannya dengan beralih ke timun suri, petani bisa meraup keuntungan besar. Sebab dari tanaman yang telah ditanam sekitar dua bulan sebelum memasuki bulan Ramadan, bisa dipanen setiap harinya.

“Sebelumnya saya palawija. Biasa, setahun sekali kita ubah ke barteh. Kita tanam dua atau tiga bulan sebelum bulan puasa. Saat bulan puasa bisa dipanen setiap hari.

Beralih ke timun suri

Hal senada dilakukan oleh Zainudin yang sebenarnya adalah seorang kuli bangunan. Ketika bulan Ramadan, dirinya memilih beralih pekerjaan menjadi seorang petani timun suri karena hasilnya yang lebih menggiurkan.

“Karena hasilnya lebih menggiurkan, mencari berkah, dan menyenangkan kedua orang tua saya,” ucapnya yang dimuat Liputan6.

Lahan yang dirinya gunakan untuk bertani sekitar kurang lebih 1 hektare. Ternyata kesabaran dan keuletan Zainudin bisa membantunya dalam menghadapi segala rintangan dalam menanam timun suri.

Dari Tanam Padi hingga Telur Puyuh, Cara Eks Napiter Terorisme agar Berdikari

Hanya dengan modal sekitar Rp7 juta, dirinya bisa mendapatkan omset yang cukup besar yaitu sekitar Rp20 juta lebih. Tetapi hal ini juga tergantung dengan situasi, pasalnya timun suri berbeda waktu panen.

“Kesulitannya paling saya kan kalau tani timun suri kadang dadakan, waktunya sedikit,” lanjutnya.

Tidak perlu repot

Bagi petani timun suri pun tidak perlu repot-repot memasarkan buah ini. Pasalnya setiap hari, pedagang timun suri akan datang di pagi hari yang langsung dipasarkan. Harga dari tangan petani sendiri satu buah berkisar Rp8 ribu hingga Rp10 ribu.

“Setiap pagi kita ambil buah, di tepi jalan sudah banyak pedagang. Ya, senanglah tidak repot memasarkannya. Selain pedagang juga ada warga perseorangan yang membeli,” kata Ahmad Kholiq petani di Desa Silirejo.

Padi Hibrida, Menanam "Permata" bagi Pertanian Indonesia di Masa Depan

Dikatakan olehnya harga pasaran timun suri mencapai Rp13 ribu hingga Rp15 ribu per buah. Dia mengaku dari ratusan petani palawija di desanya, hampir rata-rata mengubah tanam ke timun suri karena menjanjikan,

“Ya paling sebulan saat bulan puasa ini saja kok. Ya karena harga per buahnya masih tinggi. Setelah bulan puasa, kami kembali ke palawija. Kalau diteruskan, harga sudah turun, mending kita kembali ke palawija,” ungkapnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini