Mengenal Lebih Jauh Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan

Mengenal Lebih Jauh Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan
info gambar utama

Pada 28 Maret 2023 Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim meluncurkan program Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan. Program tersebut di dalamnya terdapat sebuah kebijakan untuk menghapus tes baca, tulis, hitung (calistung) sebagai syarat masuk Sekolah Dasar (SD) dan sederajatnya. Larangan tes calistung telah ada dalam PP No.17/202 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan serta dalam Permendikbudristek No.1/2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru.

Kebijakan tersebut memicu berbagai tanggapan dari banyak kalangan netizen di platform twitter. Ada kalangan yang mendukung kebijakan tersebut karena mereka menganggap bahwa guru PAUD dan TK akan kembali pada tugas yang seharusnya yaitu untuk fokus mengembangkan kecerdasan kinestetik, motorik, pembentukan karakter serta pengenalan huruf dan angka pada anak.

Disisi lain, ada kalangan yang setuju namun mereka menganggap kebijakan tersebut tidak sejalan dengan bahan ajar dan isi dari buku teks, sebab anak kelas 1 SD saat ini dihadapkan pada materi, tugas dan buku teks yang penuh dengan tulisan, belum lagi tugas menghitung yang sudah cukup rumit dengan pengurangan angka yang besar, selain itu anak juga dihadapkan dengan ulangan harian, tengah semester dan akhir semester yang banyak tulisannya, berarti mau tidak mau anak harus bisa baca tulis hitung (calistung) sebelum mereka masuk ke jenjang sekolah dasar (SD). Selain itu, tidak sedikit orang tua yang menganggap bahwa calistung tidak akan diajarkan lagi di sekolah.

Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan

Peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-24 untuk menjadikan transisi PAUD ke SD lebih menyenangkan. Selasa (28/03). Foto: @Kemdikbud_RI
info gambar

Dikutip dari ditpsd.kemdikbud.go.id, Merdeka Belajar Episode ke-24 merupakan program yang mendasari transisi peserta didik PAUD menuju SD/sederajat dengan cara yang menyenangkan, dan akan dimulai sejak tahun ajaran baru. Merdeka Belajar Episode ke-24 menargetkan satuan pendidikan PAUD dan SD/sederajat untuk menerapkan pembelajaran yang membangun 6 kemampuan fondasi anak, karena kemampuan fondasi adalah hak setiap anak.

Adanya merdeka belajar episode ke-24 ini didasari oleh adanya miskonsepsi mengenai baca, tulis, hitung (calistung). “Calistung seolah-olah menjadi satu-satunya yang penting untuk diajarkan di PAUD dan hal tersebut akan menyebabkan anak pada usia emas menganggap belajar itu suatu beban yang dipaksa dan tidak menyenangkan,” ujar Nadiem dalam pemaparannya terkait Merdeka Belajar Episode ke-24 yang disiarkan secara daring, dikutip Sabtu (08/04/2023). Nadiem juga melanjutkan bahwa anak hanya mampu melakukan penjumlahan karena hafal, kemampuan komunikasinya kurang terasah serta anak juga akan merasa tidak pintar karena belum bisa baca, tulis, hitung (calistung).

“Di dalam Kurikulum Merdeka sudah tidak ada lagi asumsi bahwa anak itu sudah bisa calistung ketika masuk SD,” lanjut Nadiem. Nadiem juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan penyesuaian kurikulum untuk menunjang kebijakan tersebut mulai dari capaian pembelajaran hingga buku teks. Nadiem mengatakan bahwa Kemendikbudristek sudah melakukan seleksi terhadap buku teks kelas satu dan dua SD, sehingga tidak ada asumsi lagi bahwa anak harus sudah bisa calistung karena buku teks tersebut.

Nadiem juga menegaskan bahwa buku teks dalam kurikulum merdeka akan menyertakan gambar visual, sehingga jikapun anak belum bisa membaca, ia masih bisa mengerti alur cerita dan materi dalam buku teks. Konsep matematika dalam kurikulum merdeka juga buka berupa hafalan, melainkan berupa konsep numerasi dengan visual, sehingga bisa dipahami oleh anak.

Dengan demikian, para guru PAUD dan SD serta para orang tua tidak perlu khawatir dengan adanya kebijakan dihapusnya tes calistung ini, sebab dengan dihapusnya calistung bukan berarti calistung tidak akan diajarkan lagi di sekolah serta bukan berarti jika anak usia dini tidak boleh untuk mempelajari calistung. Calistung akan tetap di ajarkan, namun pada tingkat Sekolah Dasar, bukan pada PAUD, sebab anak di tingkat PAUD belum bisa mencerna pelajaran yang rumit dan jika pun mereka bisa akan berdampak pada persepsi mereka mengenai belajar. Adanya kebijakan tersebut tentunya akan diselaraskan dengan perombakan pada Capaian pembelajaran yang tidak kaku dan lebih cocok untuk anak PAUD dan SD serta buku teks yang berisikan visual menarik yang memungkinkan anak yang belum bisa membaca pun bisa mengerti alur dan materi pada buku tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

TS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini