Sebentar Lagi, Indonesia Bakal Punya Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Terbesar di Dunia

Sebentar Lagi, Indonesia Bakal Punya Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Terbesar di Dunia
info gambar utama

Indonesia dilaporkan akan memiliki pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia sekaligus terbesar di dunia. Halmahera Persada Lygend (HPL), anak perusahaan dari PT Trimegah Bangun Persada (TBP) dan bagian dari perusahan tambang Harita Nickel Group, tengah memasuki tahap akhir uji coba produksi (final comissioning).

Beroperasi di Pulau Obi, Maluku Utara, perusahaan ini siap memproduksi nikel sulfat dan kobalt sulfat, yakni bahan baku baterai kendaraan listrik. Kedua material itu diperoleh melalui pengolahan limonit alias bijih nikel berkadar rendah sebesar 1,1 persen hingga 1,5 persen.

Nikel sulfat merupakan senyawa anorganik dengan rumus NiSO₄(H₂O)₆, berwarna biru kehijauan, dan sangat mudah larut dalam air. Bahan ini banyak digunakan untuk penyepuhan nikel serta bahan baku produksi baterai kendaraan listrik.

Kemudian, kobalt sulfat adalah senyawa anorganik dengan rumus CoSO₄ₓ yang larut dalam air dan berupa padatan berwarna merah. Senyawa ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi baterai litium ternary.

Indonesia Penghasil Nikel Terbesar di Dunia, Ini Kegunaannya!

Diolah dengan metode HPAL

Direktur TBP Tonny H. Gultom menerangkan, Produksi nikel sulfat itu diolah di pabrik hidrometalurgi dengan metode high pressure acid leach (HPAL). Inilah teknologi dalam pengolahan limonit.

"Kalau berhasil commisioning, maka kami menjadi pabrik produksi nikel sulfat pertama di Indonesia dan terbesar di dunia," ungkap Tonny di area tambang Harita Nickel, Pulau Obi, Maluku Utara, Minggu (9/4/2023), dikutip dari Kumparan.

Dilansir dari situs resmi Halmahera Persada Lygend (HPL), metode HPAL merupakan pengolahan dan pemurnian nikel limonit dengan melarutkannya dalam wadah bertekanan atau suhu tinggi (autoclave). Setelah itu, dilakukan proses ekstraksi dari larutan konsentrat untuk mendapat mineral yang lebih murni, yaitu nikel dan kobalt.

Mau Jadi ‘Raja Baterai EV’, Begini Sekelumit Drama Nikel Indonesia di Mata Dunia

Nilai investasi 1,1 miliar dolar AS

Pengolahan yang dilakukan perusahaan HPL memiliki kapasitas hingga 7,6 juta ton limonit per tahun yang diproses menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) serta produk akhir nikel sulfat-kobalt sulfat. Saat ini, produksi MHP mencapai 365 kilo ton per tahun. Investasi pengolahan nikel ini mencapai US$1,1 miliar atau sekitar Rp16,5 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS).

"Kami masih menunggu perkembangan uji coba ini untuk menentukan target operasinya (pabrik nikel sulfat)," ujar Head of Technical Support HPL Rico W. Albert di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Minggu (9/4), dikutip dari CNN Indonesia.

Pada Fase I, menurut Rico, produksi nikel sulfat mencapai 160 ribu metrik ton (MT) per tahun. Lalu, pada Fase II, meningkat menjadi 240 ribu MT. Lalu, kobalt sulfat kapasitasnya 30 ribu MT per tahun.

Rico menjelaskan lebih lanjut, perusahaannya telah mengoperasikan tiga lajur produksi MHP, yakni hasil pengolahan dan pemurnian limonit sebelum diproses lebih lanjut menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat. Kedua bahan mentah ini sangat penting dalam rantai produksi baterai litium.

Di samping itu, selaku pemegang 45,1 persen saham HPL, Harita Nickel berharap produksi nikel sulfat dapat dimulai tahun ini.

"Tahun ini kami ingin produksi 50 persen untuk MHP dan 50 persen untuk nikel sulfat-kobalt sulfat," ujar Tonny Gultom.

Pabrik pertambangan nikel milik Harita Group yang berlokasi di Kawasan Industri Pulau Obi sebetulnya merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional sesuai Perpres No. 109 Tahun 2020 tentang Perubahan ke-3 Atas Perpres No.3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.

Proyek tersebut akan dikerjakan oleh PT Trimegah Bangun Persada bersama anak perusahaannya, yaitu PT Gane Permai Sentosa, PT Halmahera Jaya Feronikel, PT Megah Surya Pertiwi, serta PT Halmahera Persada Lygend.

Kegemilangan Luwu: Dari Pamor Besi Berkualitas hingga Kilau Nikel

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini