Tapak Candi Hindu yang Terawat di Tengah Universitas Islam Yogyakarta

Tapak Candi Hindu yang Terawat di Tengah Universitas Islam Yogyakarta
info gambar utama

Paka akhir 2019, sivitas akademika Universitas Islam Yogyakarta (UII) dibuat heboh dengan penemuan candi di lokasi pembangunan Perpustakaan dan Museum di Jalan Kaliurang KM 14.5 Ngemplak, Sleman.

Candi yang tidak terlalu besar itu berada di kedalaman tiga meter. Setelah dilaporkan, kemudian disepakati untuk dilakukan ekskavasi sampai tuntas sebelum melanjutkan pembangunan gedung Perpustakaan dan Museum UII.

Situs Kota Rentang, Peradaban Maritim yang Tersisa dari Daerah Sumatra

Dinukil dari Kompas, butuh setahun untuk proses penggalian benda purbakala tersebut hingga kini bisa dilihat berada di tengah kompleks perpustakaan. Bentuk bangunan yang tadinya berbentuk persegi diubah menjadi melingkar.

Masyarakat pada mulanya menyebut candi ini sebagai Candi UII. Tetapi karena lokasinya berada di Dusun Kimpulan, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, maka lebih populer disebut sebagai Candi Kimpulan.

Kemudian oleh Yayasan Badan Wakaf UII mengganti nama candi ini dengan Pustakala yang berarti perpustakaan dalam bahasa Sansekerta. Pemberian nama Pustakala adalah menekankan sejarah penemuan candi di tempat yang awalnya dibangun perpustakaan.

Bangunan Mataram Kuno

Dikutip dari Detik, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta menjelaskan berdasarkan hasil penelitian Candi Kimpulan merupakan peninggalan Mataram Kuno. Bangunan sejarah ini diduga dibangun pada abad ke 9-10 Masehi.

Candi ini diperkirakan terkubur oleh letusan Gunung Merapi sekitar seribu tahun lalu. Candi ini bersifat Hindu Siwaistik, tetapi arsitektur candi lebih bergaya Jawa Tengah. Sementara itu tubuh candi dan atap dari batu tidak ditemukan, ukurannya kecil dan hiasannya sederhana.

Candi Kimpulan terdiri dari beberapa bujur sangkar landasan candi berpagar serta tangga dan celah masuk berhias antefiks berukir kala. Ruang dalam terdapat arca Ganesha, Nandi, dan Lingga-Yoni.

Desa Kalumpang, Tanah yang Menyimpan Jejak Leluhur Nusantara

Para ahli menduga gaya arsitektur dan sejarah candi ini bersifat sederhana. Tubuh, tiang, dan atap candi kemungkinan besar terbuat dari kayu atau bahan organik lainnya yang mudah lapuk dan telah musnah tanpa meninggalkan sisa.

“Bentuk asli candi ini mungkin serupa dengan Pura Hindu Bali dengan atap yang menjulang dari bahan kayu, sirap, atau atap ijuk. Candi ini untuk peribadatan tapi bentuknya kecil, seperti musala,” ucap Rektor UII, Fatur Wahid.

Simbol harmoni

Dikatakan oleh Fathul Wahid menjelaskan bahwa penemuan candi di Kompleks UII mempunyai banyak makna. Salah satunya adalah merupakan simbol harmoni, bagaimana menghargai masa lalu dan perbedaan yang bisa hidup berdampingan.

“Itu pesan yang sangat luar biasa,” ujarnya.

Karena itulah pada tahun 2022, para pemimpin agama dunia peserta Forum Agama G20 (R20) mengunjungi situs Candi Kimpulan. Rombongan tersebut tampak Syekh Abdurrahman al-Khayyat, Ketua Liga Muslim Dunia.

Mitos Pertirtaan Candi Songgoriti yang Berikan Tuah Penyembuhan Penyakit

“Kegiatan di sini memang dirancang dengan sungguh-sungguh, secara serius, sebagai bagian dari cara R20 memberikan pengalaman kultural keagamaan kepada para delegasi,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Menurut Najib, begitu ditemukan situs tersebut tidak kemudian dihancurkan atau dirobohkan. Namun desain bangunan perpustakaan justru dirancang menyesuaikan posisi dari candi tersebut.

Dengan pelestarian candi tersebut, para delegasi yang berasal dari tokoh agama negara anggota G20 mengetahui bagaimana cara hidup umat Muslim di Indonesia yang penuh dengan toleransi.

“Sangat menghargai perbedaan sehingga artefak di tengah kampus itu dimuliakan. Kami jadikan simbol bagaimana kebhinekaan Indonesia itu betul-betul terjadi, ada manifestasinya, ada simbolisasi,” jelasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini