Bangkitkan Kendari Werk, Kerajinan Perak yang Dikagumi Ratu Wilhelmina

Bangkitkan Kendari Werk, Kerajinan Perak yang Dikagumi Ratu Wilhelmina
info gambar utama

Kendari memiliki sebuah kerajinan yang begitu melegenda dengan nama Kendari Werk. Motif kerajinan perak yang lahir pada awal abad ke 20 itu sudah sejak lama sohor akan keindahannya dan namanya menjadi jaminan karya bermutu tinggi.

Sejarah awal Kendari Werk bermula dari kreasi seorang perajin perhiasan keturunan Tionghoa bernama Djie A Woi. Dirinya terinspirasi menciptakan model perhiasan dengan pola benang-benang rumit dan detail ketika melihat sarang laba-laba.

“Bentuk sarang laba-laba itu lalu diterapkan menjadi motif perhiasan perak buatannya,” papar Muhammad Final Daeng dalam Tanah Air: Kendari Work, Perak Sulawesi yang Melegenda dimuat Kompas.

Menjadi Landmark Daerah, Inilah 3 Jembatan Kabel Pancang di Indonesia

Hingga kini belum diketahui kapan persisnya Djie memulai kerajinan itu, namun dalam buku Sejarah Kota Kendari karya Anwar Hafid dan Misran Jafar disebutkan bahwa Kendari Werk berkembang tahun 1920.

Pada tahun 1926, Pemerintah Hindia Belanda mengirimkan contoh karya Djie ke jaarbeurs (pameran) di Amsterdam bahkan meraih penghargaan. Dari situlah reputasi Kendari Werk sebagai kerajinan berkualitas tinggi mencuat.

Dikatakan oleh Kamal Tandra, salah satu murid Djie bahwa karya gurunya itu bahkan dipesan oleh Ratu Elizabeth II dari Inggris dan Ratu Wilhelmina dari Belanda. Bahkan mendapatkan piagam penghargaan.

“Ratu Elizabeth memesan miniatur kereta kencana yang ditarik empat kuda, sedangkan Ratu Wilhelmina memesan nampan kue,” ujarnya.

Teknik unik

Kendari Werk atau yang berarti karya Kendari merupakan salah satu kerajinan perak dengan teknik filigree. Metode ini kini sudah jarang ditemui di sentra kerajinan perak lainnya di tanah air.

“Teknik tersebut merangkaikan benang perak halus ke dalam kerangka atau bingkai yang juga berbahan perak. Benang dibentuk sesuai motif yang diinginkan sehingga menghasilkan kerawang yang halus, detail, dan rumit,” tulis Final.

Mengenal Jembatan Teluk Kendari, Ikon Baru Sulawesi Tenggara

Dikatakan oleh Final, salah satu keistimewaan Kendari Werk adalah dibuat dengan komposisi yang tinggi, minimal 97 persen. Sisanya merupakan bahan lain seperti kuningan atau tembaga yang digunakan untuk mematri.

Dari teknik ini kemudian lahir beragam produk seperti bros, cincin, kalung, gelang, anting, giwang, dan perhiasan lain untuk perempuan. Bisa pula berupa barang dekorasi, seperti miniatur perahu, rumah adat, hewan, dan barang fungsional seperti nampan kue.

Mulai hilang

Tetapi pasca kemerdekaan 1945 yang diikuti dengan hengkangnya Belanda dari Nusantara, geliat bisnis Kendari Werk perlahan surut kesulitan karena pemasaran. Pasalnya sebelum kemerdekaan, produk Kendari Werk diperantarai para pedagang Belanda.

Sebagian perajin yang gulung tikar beralih pekerjaan, ada juga yang memilih hijrah ke kota-kota besar demi mencari pasar yang lebih baik. Karena itulah di Kendari, kerajinan itu hanya tinggal nama.

Tetapi pada tahun 1985, kerajinan ini kembali dicoba dihidupkan kembali. Pemerintah kala itu merekrut beberapa orang untuk dilatih menjadi perajin dengan status pegawai. Instrukturnya didatangkan dari Makassar.

Inilah Kerajinan Gerabah Kasongan Yogyakarta yang Mendunia!

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kendari Syam Alam mengatakan ada banyak faktor yang membuat kerajinan ini sulit bangkit seperti era kejayaannya dulu.

Selain kendala pemasaran, nilai bisnis kerajinan perhiasaan perak tersaingi jenis perhiasan lain, terutama emas. Kini di Kendari hanya tersisa tiga kelompok perajin yang memproduksi Kendari Werk.

“Kendari Werk bagaikan legenda yang dirindukan,” paparnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini