Penganut Islam Aboge dan Kejawen di Banyumas Rayakan Idulfitri Hari Ini

Penganut Islam Aboge dan Kejawen di Banyumas Rayakan Idulfitri Hari Ini
info gambar utama

Umat Islam penganut aliran Alif Rebo Wage (Aboge) dan Kejawen di Kabupaten Banyumas baru merayakan Idulfitri 1444 H pada hari ini, Minggu (23/4/2023). Ada dua desa yang menggelar Idulfitri pagi tadi, yakni penganut Kejawen di Grumbul Kalitanjung, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, dan jemaah Aboge di Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang.

Ketua II Paguyuban Kesepuhan Kejawen, Ki Pujo Kuato menerangkan, penentuan lebaran dilakukan berdasarkan perhitungan kalender Aboge. Hasilnya, tahun ini 1 syawal jatuh di hari Ahad Wage atau Minggu Wage, 23 April 2023.

"Perhitungan ini sudah dilaksanakan secara turun temurun dari nenek moyang kami," kata Ki Pujo, Kuato, Minggu (23/4/2023).

Selain Muhammadiyah, Prancis dan Negara Arab-Afrika Juga Rayakan Idulfitri Hari Ini

Pada kesempatan berbeda, Tokoh Agama Islam Aboge Desa Kracak, Jamang menjelaskan bahwa pelaksanaan salat Id hari ini ditentukan dengan dasar perhitungan serupa.

Umat islam Aboge di Desa Kracak, kata Jamang, menggunakan perhitungan dasar dengan rumus Waljiro, singkatan dari Syawal Siji Loro, atau hari pertama dan pasar kedua dari Rebo Wage. Berdasarkan perhitungan tersebut, 1 Syawal jatuh pada hari ini.

"Begitu juga tahun berikutnya, sudah ada rumus baku yang telah ada turun temurun," kata dia kepada awak media seusai pelaksanaan salat Id di Desa Kracak, dikutip dari Detik.com.

Setiap tahun di Desa Kracak, baik Idulfitri maupun Iduladha, waktunya sudah diketahui dari jauh-jauh hari.

Meskipun berbeda waktu lebaran dengan pemerintah dan Muhammadiyah, semua warga di kedua desa tersebut tetap saling menghormati. Belum pernah ada pertikaian karena hal ini.

Serba-Serbi Idulfitri 1444 H: Menag Imbau Pemda Izinkan Salat Ied di Lapangan

Ritual mengarak pusaka

Menurut tradisi Islam Kejawen Kalitanjung, lebaran disambut dengan mengarak pusaka berupa tombak dari Balaimalang menuju rumah kepala desa Tambaknegara pada Sabtu (22/4/2023) pukul 19.00 WIB. Arak-arakan ini dipimpin oleh para kiai dan nyai Kesepuhan Kejawen Kalitanjung bersama masyarakat dengan membawa obor tanpa bersuara atau yang disebut tapa bisu.

Pusaka akan disemayamkan di kediaman kepala desa. Setelah itu dilanjutkan takbiran semalam suntuk. Kemudian, warga akan menggelar upacara penjamasan (penyucian) benda pusaka. Maka dari itu, sang pusaka kembali diarak ke balaimalang pada pagi hari.

Pada Minggu Wage (23/4), akan dilakukan prosesi ritual penjemputan pusaka oleh para kesepuhan dari rumah kediaman kepala desa Tambaknegara ke Balaimalang untuk dijamas bersama benda pusaka yang lain.

"Acara ini sudah dilaksanakan secara turun temurun dari nenek moyang kami. Setiap tahun semakin banyak yang mengikuti, baik dari anak cucu yang pulang dari rantau maupun para tamu yang hadir dari luar daerah," ucap Ki Pujo Kuato.

Kenapa Ketupat Jadi Makanan Khas Lebaran?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini