Kisah Benteng Saksi Pertempuran Mataram Vs VOC yang Jadi Kawasan Kumuh

Kisah Benteng Saksi Pertempuran Mataram Vs VOC yang Jadi Kawasan Kumuh
info gambar utama

Penyerbuan di Batavia merupakan serangan yang digagas oleh Sultan Agung dari Kesultanan Mataram Islam pada tahun 1628 dan 1629. Dirinya bertujuan untuk mengusir VOC dari Pulau Jawa.

Serangan ini bermula dari tanggal 22 Agustus tahun 1928, di teluk Jakarta muncul 96 perahu yang membawa 900 prajurit di bawah Tumenggung Bahurekso dari kendal. Pasukan Mataram mengalami kehancuran karena kurang perbekalan.

Serangan kedua dipimpin oleh Adipati Ukur yang berangkat pada Mei 1629. Kekalahan pertama membuat pasukan Mataram Islam membuat lumbung perbekalan. Walau akhirnya bisa diketahui setelah adanya mata-mata.

Kemang, Bob Sadino, dan Transformasi Wilayah yang Tak Pernah Tidur

Situs sejarah pertempuran Mataram Islam melawan VOC kini masih berada di areal bekas Kastil Batavia, Kota Tua, Jakarta Barat. Tetapi situs tersebut kini telah berubah menjadi kawasan kumuh, pangkalan truk dan dipenuhi bangunan toko di sisi jalan Tongkol.

Kini sisa pondasi Kastil Batavia dan Fort Jacatra belum dikonservasi. Padahal ini merupakan peninggalan sejarah bersama antara Indonesia, Belanda, dan Inggris. Di sekeliling bekas Kastil Batavia juga masih terdapat sejumlah situs bersejarah.

“Di dekat Kastil Batavia yang tersisa adalah Galangan Kapal VOC, Gedung Rempah, Gedung Gandum, dan Menara Syahbandar yang didirikan di salah satu fondasi di ujung Kastil Batavia,” kata Yahya Saputra, budayawan Betawi yang dimuat Okezone.

Benteng bersejarah

Dirinya mengungkapkan bahwa galangan VOC yang berada di sisi barat Kastil Batavia merupakan bekas kediaman Pangeran Jaya Wikrama, penguasa Jayakarta yang kala itu berada di bawah kekuasaan Kesultanan Banten.

Sementara itu ada juga benteng tepi timur Batavia Kompleks Batavia yang dibangun pada tahun 1740. Benteng bersejarah tersebut berada persis di pinggir jalan Tol RE Martadinata, Jakarta Utara.

Dikatakan oleh Yahya, benteng tersebut tingginya mencapai empat meter lebih namun memang sejak awal tersembunyi. Tetapi dua bangunan benteng berbentuk rumah limas yang saling berhadapan itu dapat dilihat jelas dari jalan layang Tol RE Martadinata.

Mengingat Kampung-Kampung yang Pernah Kepung Kemegahan Kota Jakarta

Adolf Heuken dalam Sejarah Jakarta menjelaskan bahwa benteng sisi timur Batavia merupakan satu-satunya yang tersisa sebagai penanda batas wilayah Batavia atau Kota Lama Jakarta.

“Benteng tepi timur Batavia berada di pinggir Sungai Ciliwung. Benteng itu sekaligus dipergunakan sebagai gudang bahan makanan pada zaman VOC Belanda,” paparnya.

Fungsi benteng

Dijelaskan oleh Heuken, benteng tersebut memiliki dua fungsi yaitu sebagai gudang bahan makanan dan benteng penjagaan wilayah. Hal ini terlihat dengan adanya efisiensi penugasan militer.

Hal ini membuat tentara yang berjaga dapat menjaga keamanan persediaan bahan makanan, sekaligus menjaga batas wilayah. Selain itu, benteng tepi timur Batavia juga disebut sebagai gudang gandum (graanpakhuizen).

Gudang tersebut berada sekitar ratusan meter setelah Menara Syahbandar dari arah laut. Menara itu sekarang bisa dilihat berada di seberang jalan Gedung Galangan Kapal VOC yang berada di sebelah lokasi loji perdagangan Inggris.

Kisah Pilu Peziarah yang Menabur Bunga di Pemakaman yang Tenggelam

Sedangkan di selatan kastil terdapat Pecinan pertama di Jayakarta. Tetapi ketiga situs itu kemudian dirombak total oleh Belanda dan dinamai menjadi Batavia pada tahun 1619. Bangunan benteng itu sebetulnya terdiri atas lebih dua bangunan.

“Namun beberapa bangunan lainnya di sebelah selatan bangunan yang tersisa sekarang sudah dibongkar untuk jalan layang Tol RE Martadinata,” katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini