Tahukah Anda? Ternyata Pempek Semakin Laris Saat Bulan Ramadan

Tahukah Anda? Ternyata Pempek Semakin Laris Saat Bulan Ramadan
info gambar utama

Pempek banyak digemari orang. Namun pada bulan Ramadan, semakin banyak orang yang memburunya.

Siapa tidak tahu pempek? Makanan khas Palembang ini termasuk santapan yang terkenal di berbagai penjuru Indonesia. Rumah makan, kios, hingga toko daring yang menjual pempek pun bukan hal yang sulit ditemui.

Mungkin sudah banyak yang tahu pempek seperti apa. Pempek adalah makanan yang tersebuat dari adonan ikan yang dimakan dengan saus hitam pekat yang bernuansa asam, manis, dan pedas.

Menurut laman Kemendikbud RI, pempek awalnya dikenal dengan nama ‘Kelesan’. Nama itu berasal dari sebutan alat yang digunakan untuk menghaluskan daging ikan. Pada perkembangannya, nama 'Pempek' kemudian menjadi lebih populer yang konon disebabkan makanan tersebut dulunya biasa dijual oleh pria keturunan China yang disebut 'Apek".

WNI Asal Padang Jualan Indomie Rebus di China, Laris Manis!

Pempek di Bulan Ramadan

Selain terkait sejarahnya, ada fakta menarik lain, yakni pada bulan Ramadan, pempek ternyata semakin dicari.

Bulan Ramadan adalah saat di mana ada sejumlah makanan dan minuman yang banyak diburu. Biasanya, makanan seperti kolak atau minuman seperti es buah ramai dicari orang pada sore hari menjelang waktu berbuka. Pempek juga termasuk makanan yang banyak diburu.

Ini diketahui dari data menarik yang disampaikan oleh Asosiasi Pempek Kota Palembang. Menurut Ketua Asosiasi Pempek Palembang, Yeni, menjelaskan jika produksi pempek selama Ramadan mengalami peningkatan hingga mencapai 17 ton.

“Sebelum memasuki bulan Ramadhan produksi pempek per harinya hanya 11 ton dan saat memasuki Ramadhan kenaikan produksi pempek kurang lebih mencapai 17 ton per hari,” ujar Yeni seperti dilansir ANTARA.

Tingginya penjualan pempek selama Ramadan itu disumbang oleh konsumen dari berbagai daerah maupun Palembang sendiri. Jabodetabek adalah salah satu daerah di mana pesanan paling banyak berasal.

"Pesanan tetap banyak dari luar kota Palembang terutama Jabodetabek seperti halnya tahun kemarin," lanjutnya.

Menariknya lagi, meningkatnya penjualan ternyata tidak berhenti seiring dengan berakhirnya Ramadan. Setelah Hari Raya Idulfitri, pesanan pempek pun masih ramai.

"Setelah Lebaran ini, orderan pempek baik untuk oleh-oleh maupun untuk pengiriman masih tinggi," lanjut Yeni.

Meroketnya penjualan jelas menjadi berkah bagi produsen dan penjual pempek. Namun, ternyata ada juga masalah di baliknya, yakni bahan baku yang sulit didapat. Hanya saja, masalah ini tidak sampai membuat harga pempek mengalami kenaikan.

Surabaya yang Jadi Saksi Persebaran Peradaban Kuliner dari Madura





Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini