Radical Listening ASRI sebagai Inisiasi Pelayanan Kesehatan Gratis

Radical Listening ASRI sebagai Inisiasi Pelayanan Kesehatan Gratis
info gambar utama

Kesehatan manusia dan kesehatan alam adalah dua hal yang tak terpisahkan, manusia tidak akan sehat tanpa alam yang sehat begitupun sebaliknya. Ini pula yang mendorong dr. Kinari Webb mendirikan Yayasan ASRI di tahun 2007. Berawal saat dr. Kinari Webb mendengarkan mesin chainsaw, suara khas mesin pemotong pohon ini mengulik keingintahuan seorang mahasiswa biologi berkebangsaan Amerika yang sedang melakukan penelitian tentang orang utan, di akhir tahun 90an di Kawasan Taman Nasional Gunung Palung, Desa Sukadana Kabupaten Ketapang di Kalimantan Barat.

Dalam benak dr. Kinari, timbul pertanyaan kenapa masyarakat menebang pohon yang menopan hidup makhluk hidup? Pohon yang tumbuh subur, ada yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun. Dari sinilah muncul ide untuk melakukan radical listening, sebuah pendekatan unik yang menjadi cikal bakal lahirnya Yayasan Alam Sehat Lestari.

Dokter Kinari Webb bersama tim ASRI mendatangi masyarakat di sekitar TNGP dan melakukan radical listening dan mengajukan sejumlah pertanyaan, di antaranya pertanyaan berikut:

"Jika masyarakat dunia ingin berterima kasih kepada Anda karena melestarikan hutan, apa wujud terima kasih yang Anda butuhkan?"

Mereka menghabiskan waktu 400 jam duduk bersama dan mendengarkan masyarakat. Inilah yang masyarakat minta pertama: "Pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau”. Sulitnya akses pelayanan kesehatan yang mengakibatkan tingginya biaya Kesehatan. Untuk berobat ke kota terdekat embutuhkan waktu tiga hingga empat jam, sehingga terbayang berapa biaya yang dikeluarkan seorang kepala keluarga jika ada anggota keluarga mereka yang sakit.

Dalam proses radical listening, masyarakat juga menyampaikan jika mereka diminta berhenti menebang pohon, harus ada layanan kesehatan yang murah, berkualitas dan terjangkau serta bisa diakses oleh semua masyarakat di sekitar TNGP.

Setelah menyelesaikan studi sebagai seorang dokter, di tahun 2007 dr. Kinari Webb kembali ke Indonesia dan bersama sahabatnya drg. Hotlin Omposunggu mendirikan Yayasan ASRI yang berlokasi di Desa Sukadana, Kalimantan Barat. Yayasan ASRI memiliki tiga program utama yaitu kesehatan, konservasi dan pendidikan.

Menyelamatkan Hutan dengan Stetoskop


Yayasan ASRI memulai program pertama dan utama dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang kemudian diberi nama Klinik ASRI yang hadir untuk menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan. Klinik ASRI berupaya menyediakan layanan kesehatan terjangkau dan berkualitas untuk semua anggota masyarakat, sehingga masyarakat tidak lagi harus memilih antara kesehatan mereka dengan menebang pohon di hutan.

Baca juga: Akselerasi Transformasi Financial Technology di Indonesia

Dalam program Kesehatan, Klinik ASRI menjalankan dua layanan utama yaitu kesehatan umum seperti kesehatan gigi, laboratorium, imunisasi, KB, ambulans, latihan fisik dan kesehatan spesialis. Selain pelayanan onsite di klinik ASRI, juga tersedia pengobatan keliling, sekali dalam sebulan mendatangi daerah-daerah yang lebih terpencil lagi.

dr. Alvita Sedang Memeriksa Pasien. Foto: Stephanie Gee
info gambar

Berobat dengan Bibit Pohon

Agar semua lapisan masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan di Klinik ASRI, ASRI memberikan opsi pembayaran non-tunai. Masyarakat yang berobat ke Klinik ASRI dapat membayar tanpa menggunakan uang ataupun BPJS, misalnya membayar dengan bibit pohon, kerajinan tangan, kulit telur, dedak, sekam, tenaga kerja, bahkan dengan kotoran hewan.

Pasien datang berobat dengan membawa bibit pohon, yang kemudian dinilai atau dihargai dengan sejumlah uang, uniknya bibit yang telah dihargai ini tak diberikan dalam bentuk cash ke pasien tapi menjadi tabungan berobat pasien dan keluarganya. Bahkan salah satu pasien Bernama H. Syamsuddin telah memiliki tabungan berobat di Klinik ASRI sebesar Rp.40 juta yang bisa dimanfaatkan oleh anggota keluarganya untuk berobat tentunya dengan seizin pemilik tabungan. Bibit ini kemudian digunakan oleh program konservasi ASRI untuk reforestasi di area TNGP.

Pasien Membayar Biaya Perawatan Giginya dengan secara non Tunai dengan Bibit
info gambar

Untuk pasien yang tidak memiliki BPJS maupun bibit pohon, maka mereka masih bisa berobat di Klinik ASRI menggunakan cash/uang tunai, menariknya mereka juga mendapatkan diskon berobat.

Kalau satu daerah atau satu dusun melakukan praktik-praktik mengurangi logging, maka daerahnya diberikan diskon yang semakin tinggi. Diskonnya mulai dari 25%, 50% hingga 70% berdasarkan kelestarian atau kerusakan hutan di lingkungan dusun. Semakin hutan terjaga, maka masyarakat dusun mendapatkan diskon pengobatan yang semakin besar.

Menyelamatkan Hutan dan Kehidupan


Sejak tahun 2009 ASRI telah aktif bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Gunung Palung dan komunitas masyarakat dalam melakukan kegiatan-kegiatan konservasi hutan: reboisasi, monitoring deforestasi, Sahabat Hutan, pelatihan pertanian organik, Chainsaw Buyback, dan Kambing untuk Janda.

Kegiatan konservasi inipun kemudian dibagi lagi menjadi dua yakni yang berkontribusi langsung dan tak langsung untuk penyelamatan hutan dan lingkungannya. Konsorvasi langsung dilakukan melalui kegiatan reforestasi, penanaman pohon, reboisasi dalam Kawasan TNGP. Selain itu, monitoring reforestasi , masih terkait dengan diskon biaya pengobatan di klinik ASRI. Program monitoring penebangan ilegal yang dilaksanakan ASRI bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang aktivitas masyarakat yang mempunyai dampak kerusakan lingkungan. Aktifitas yang dimaksud meliputi penebang kayu di area perbatasan maupun di dalam TNGP. Dalam menjalankan aktivitas ini, ASRI dibantu oleh Sahabat Hutan, perwakilan masyarakat yang ditempatkan di seluruh dusun berbatasan TNGP.

Baca juga: Kopi Luwak, Minuman Pelipur Lara Petani Lampung yang Kini Dihargai Mahal
Tim Reboisasi sedang Menyemai Bibit Pohon Durian
info gambar

Program konservasi berikutnya adalah Chainsaw Buyback. Deforestasi di sekitar hutan Kalimantan terjadi karena adanya ketergantungan masyarakat terhadap hutan. Ketergantungan tersebut dikarenakan adanya akses yang mudah untuk melakukan penebangan, permintaan kayu yang tinggi, kurangnya sumber daya untuk mata pencaharian yang lain serta pendidikan dan keterampilan yang rendah.. Oleh karena itu, ASRI bekerja sama dengan Balai TNGP menawarkan solusi yang memungkinkan penebang untuk berhenti dari pekerjaannya dan beralih kepada mata pencaharian lain yang sesuai dengan minat dan keterampilannya.

Untuk memastikan dana modal tidak dipakai untuk kegiatan yang konsumtif, ASRI tidak memberikan dana cash, melainkan belanja bahan untuk set-up usaha bersama dengan mitra. Program ini juga dilihat sebagai solusi yang berkelanjutan karena adanya pemantauan (monitoring) rutin serta pendampingan dan dukungan dalam pengembangan usaha baru. Selain mengurangi terjadinya deforestasi di salah satu taman nasional Indonesia, program ini menurunkan risiko dari mantan logger maupun keluarga dari segi kesehatan serta keamanan.

Penebang Liar Menyerahkan Mesin Gergaji Miliknya dan bergabung dan Bergabung Chainsaw Buyback ASRI
info gambar

Kesehatan manusia tergantung pada kesehatan alamnya, untuk itu mimpi ASRI untuk menjalankan konsep Kesehatan Planetary sebagai gerakan bersama untuk menjaga manusia tetap sehat dan alam tetap lestari.

Referensi:
https://www.alamsehatlestari.org
https://www.youtube.com/watch?v=MLvG9jSwmaI

https://www.youtube.com/watch?v=SuU44n0iO78
(pastikan sertakan sumber data berupa tautan asli dan nama jika mengutip suatu data)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

II
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini