Tak Hanya Rumah Gadang Bagonjong, Ini dia Ragam Rumah Adat di Sumatra Barat

Tak Hanya Rumah Gadang Bagonjong, Ini dia Ragam Rumah Adat di Sumatra Barat
info gambar utama

Sumatra Barat adalah provinsi di Indonesia yang dikenal dengan makanan khasnya, yakni Rendang. Tidak hanya itu, provinsi ini juga memiliki kekhasan lain, seperti nasi padang atau Rumah Gadang. Bicara soal Rumah Gadang, umumnya dikenal oleh masyarakat luas dengan ciri khas atap yang menyerupai tanduk kerbau atau disebut juga 'bagonjong' dalam bahasa Minang.

Tahukah Kawan GNFI? Ternyata tak hanya Rumah Gadang dengan atap bagonjong saja yang ada di Sumatra Barat. Ada berbagai macam bentuk dan rupa Rumah Gadang, bahkan ada Uma-uma yang merupakan rumah adat khas dari Suku Mentawai.

Pada acara pameran foto narasi bertajuk Halaman Depan Multikulturalisme yang digelar 3-13 Maret yang lalu, dipamerkan aneka ragam rumah adat Sumatra Barat. Berikut ini beberapa ragam rumah adat Minangkabau dari berbagai penjuru daerah yang dipamerkan di acara tersebut.

Potret Rumah Gadang Tanpa Gonjong di Halaman Depan Multikulturalisme
info gambar

1. Rumah Gadang Tanpa Gonjong di Sinuruik

Jika pada umumnya Rumah Gadang dikenal identik dengan gonjong atau lengkungan yang menyerupai tanduk kerbau, Rumah Gadang yang satu ini justru tak memiliki gonjong. Inilah Rumah Gadang Sinuruik yang berada di Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat. Rumah ini berbentuk letter "U", terdiri atas dua bangunan utama yang dihubungkan oleh sebuah lorong. Satu bangunan berada di sisi kanan dan bangunan satunya lagi di sisi kiri. Meskipun tak memiliki gonjong, bangunan ini masih memiliki panggung sebagai salah satu ciri khas Rumah Gadang pada umumnya.

Potret salah satu Rumah Gadang Kajang Padati dalam Halaman Depan Multikulturalisme, diambil oleh Muhaimin Nurizqy
info gambar

2. Kajang Padati

Bagian yang menjadi keunikan dari Rumah Gadang ini adalah gonjong atau tanduk di bagian atap yang lebih rendah. Menurut Randi Reimena selaku periset dalam pameran foto narasi tersebut mengungkapkan alasan di balik bentuk atap yang rendah, "Gonjong dibuat rendah karena kondisi daerah yang berangin kencang, agar tidak cepat roboh maka dibuat rendah." Dirinya juga menambahkan bahwa kondisi geografis yang kerap dilanda badai angin laut tidak memungkinkan untuk membangun gonjong. Rumah Gadang yang satu ini dapat Kawan GNFI temui di sekitar Kecamatan Pauh hingga Kuranji, Kota Padang, Sumatra Barat.

Baca juga: Mengenal Rumah Gadang, Rumah Adat Sumatera Barat

Potret Corak Tionghoa pada Rumah Gadang Ukia Cino dalam pameran Halaman Depan Multikulturalisme, diambil oleh Muhaimin Nurrizqy
info gambar

3. Rumah Gadang Ukia Cino

Rumah Gadang biasanya tertatah ukiran-ukiran Minangkabau seperti itiak pulang patang, pucuak rabuang, dan lainnya. Berbeda dengan Rumah Gadang di daerah Silanggang, Kabupaten Limapuluh yang memiliki ornamen bercorak kebudayaan Tionghoa. Randi mengungkapkan bahwa konon datuak atau raja pada nagari setempat merupakan saudagar yang kerap berdagang dan kebetulan menyukai corak kebudayaan Tionghoa sehingga ukiran serta ornamen Tionghoa dilekatkan pada Rumah Gadang yang ia bangun.

Potret Rumah Gadang Limo Puncak dalam Halaman Depan Multikulturalisme, diambil oleh Muhaimin Nurrizqy
info gambar

4. Rumah Gadang Limo Puncak

Seperti namanya, Rumah Gadang yang satu ini memiliki lima puncak yang terdiri dari empat puncak gonjong dan satu puncak dari kubah yang menaungi beranda atau teras. Berdasarkan keterangan dari Randi Reimena, beranda atau barando adalah ruang khusus yang dirancang untuk menerima tamu yang datang untuk urusan di luar perkara adat. Sebagian beranda memiliki dinding, sebagian lagi dibiarkan terbuka. Beranda juga menjadi pintu masuk Rumah Gadang. Randi memberikan asumsi bahwa kubah pada beranda kemungkinan merupakan hasil akulturasi dengan budaya Aceh. Rumah Gadang ini berlokasi di Pasar Salayo, Kenagarian Salayo, Kota Solok.

Potret Uma-uma dalam Halaman Depan Multikulturalisme, diabadikan oleh Uyung Hamdani
info gambar

5. Uma-uma di Pesisiran Siberut

Selain diduduki oleh etnis Minangkabau, Sumatra Barat juga memiliki penduduk etnis asli Mentawai yang tinggal sejak ribuan tahun di Kepulauan Mentawai. Etnis Mentawai juga memiliki rumah adat yang disebut ‘Uma-uma’. Uma merupakan rumah besar memanjang dengan arsitektur panggung yang ditinggali babi. Dalam Uma, biasanya dipajang kerangka hasil buruan seperti monyet dan hewan ternak seperti babi.

”Corak dan ragam yang berbeda-beda pada Rumah Gadang, bahkan banyak di antaranya yang merupakan hasil akulturasi merupakan bentuk keterbukaan orang Minangkabau pada masa lampau,” ujar Randi menutup penjelasannya.

Itulah beberapa ragam rumah adat di Sumatra Barat. Sebenarnya masih banyak jenis Rumah Gadang seperti Rumah Gadang Mande Rubiah yang juga tak memiliki gonjong di Pesisir Selatan, Rumah Gadang Singok-singok di Kabupaten Limapuluh Kota, Rumah Gadang Baanjuang di Kabupaten Agam, Rumah Gadang Dua Gonjong di Kabupaten Pasaman Barat, dan lainnya. Jika Kawan GNFI tertarik dengan ragam rumah adat Sumatra Barat, Kawan dapat berkunjung ke pameran ini sembari menikmati keindahan alam Sumatra Barat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini