Tanaman Pala yang Telah Hidupi Masyarakat Fakfak dari Setiap Generasi

Tanaman Pala yang Telah Hidupi Masyarakat Fakfak dari Setiap Generasi
info gambar utama

Masyarakat Fakfak, Papua Barat telah menjadikan tanaman pala sebagai bagian dalam kehidupannya. Namun pengembangan komoditas unggulan tersebut masih mengalami kendala dalam sejumlah hal.

Alfons Kabes dan Aminah Ahek, petani di Desa Pang Wadar, Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak ini merawat dan menjaga 60 tanaman pala. Pasangan ini telah menghidupi keluarga mereka, mulai dari memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga menyekolahkan anak.

Kehadiran Cendrawasih dan Pertanda Sebuah Hutan yang Tetap Lestari

“Kalau ada yang berani menebang pala, sama saja ia telah menjatuhkan harga diri,” katanya yang dimuat Kompas.

Dirinya menyebut sebagai generasi kelima yang masih setia bekerja sebagai petani pala. Selain Alfons, orang tua, adik, kakak, om dan tantenya juga bekerja sebagai petani pala. Orang tuanya membagi merata lahan tanaman pala kepada anak-anaknya.

Komoditas unggulan

Kabupaten Fakfak merupakan daerah penghasil pala utama di Provinsi Papua Barat selain Kaimana. Pala Fakfak (Myristica argantea Warb) atau yang kerap disebut pala negeri biasanya dihasilkan oleh perkebunan rakyat.

Pala fakfak mempunya karakteristik bentuk tanaman tinggi dengan daun rimbun, Bentuk buah dan bijinya cukup khas yaitu bentuk buah lonjong berparuh. Kulit buah sewaktu muda halus, tetapi berubah menjadi berbintik cokelat seiring penuaan buah.

Pembangunan Jalan Lintas Batas Papua Kembali Dilanjutkan

Bila mengacu kepada sejarah, para ratusan tahun lalu, pala telah menjadi komoditas unggulan. Walau pala bukanlah berasal dari Fakfak, tetapi dari pulau-pulau kecil di tengah laut Banda, Maluku bagian selatan.

Diyakini penyebaran pala di hutan Fakfak dibantu lima burung pemakan biji pala. Kelima burung tersebut yakni Wamar, tuktumur, duktubur, wapour, dan tjerah. Dari sisa kotoran yang bertebaran di mana-mana, muncul bibit dan pohon pala yang baru.

Turun temurun

Telah lama pala jadi bagian penting kehidupan masyarakat Fakfak. Berdasarkan data dinas Perkebunan Fakfak, lebih dari 90 persen masyarakat Fakfak mengandalkan tanaman pala untuk kehidupan mereka.

Dalam satu tahun mereka bisa memproduksi hampir 2.000 ton biji pala. Dengan produksi itu, uang yang beredar di antara petani pala diperkirakan mencapai Rp160 miliar. Walau sebagian masuk pendapatan daerah.

Sarana Kreasi Muda Papua Youth Creative Hub Baru Diresmikan, Apa Saja Fasilitasnya?

“Itu peredaran uang. Tetapi, itu kan tidak langsung masuk pendapatan daerah kecuali uang itu sudah dibelanjakan,” ucap Abdul.

Walau begitu pemanfaatan komoditas pala masih belum optimal. Padahal potensi tanaman pala sangat banyak mulai dari daging hingga daun tanaman. Tetapi sejauh ini mayoritas petani masih fokus menjual biji pala dan fulinya, sedangkan dagingnya dibuang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini