Pembangunan Proyek Strategis Nasional Irigasi Baliase di Sulsel Akan Dilanjutkan

Pembangunan Proyek Strategis Nasional Irigasi Baliase di Sulsel Akan Dilanjutkan
info gambar utama

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperluas cakupan jaringan irigasi induk yang berasal dari Bendung Baliase di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu lumbung pangan nasional.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa program pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi merupakan salah satu program prioritas Kementerian PUPR. Hal ini bertujuan untuk mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan di Indonesia. Bendung dan Jaringan Irigasi Baliase juga termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 56 Tahun 2018.

Dengan memperluas jaringan irigasi, petani di Sulawesi Selatan akan memiliki akses yang lebih baik dan terjamin untuk memenuhi kebutuhan air di ladang mereka. Ini akan meningkatkan hasil panen dan produktivitas pertanian secara keseluruhan, serta mendukung ketahanan pangan nasional.

"Pembangunan bendung diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendung yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki.

Proyek pembangunan Jaringan Irigasi Baliase merupakan kelanjutan dari pembangunan Bendung Baliase yang telah selesai pada tahun 2018. Pada tahun anggaran 2023, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) yang merupakan bagian dari Ditjen Sumber Daya Air (SDA) akan melanjutkan pembangunan jaringan irigasi di Baliase dengan membangun tiga saluran irigasi.

Yang mana, ini terdiri dari Jaringan Irigasi DI Baliase kiri sepanjang 34,60 km, Jaringan Irigasi DI Baliase kanan 1 sepanjang 19,24 km, dan Jaringan Irigasi DI Baliase kanan 2 sepanjang 23 km.

Mengenal Bendungan Tangga, Bendungan Busur Pertama di Indonesia

Hingga tanggal 8 Mei 2023, progres fisik pembangunan Jaringan Irigasi DI Baliase kiri telah mencapai 22,17% dengan progres keuangan sebesar 15,20% dari total anggaran sebesar Rp126,6 miliar. Pembangunan DI Baliase kiri dijadwalkan selesai pada bulan Desember 2023 dengan manfaat irigasi seluas 3.421,28 hektar.

Sementara itu, pembangunan Jaringan Irigasi DI Baliase kanan 1 telah mencapai 12,21% dari progres fisik dengan progres keuangan sebesar 10,44%. Kontraktor Abipraya - Langgeng - Marinda (KSO) bertanggung jawab atas pembangunan DI Baliase kanan 1 dengan anggaran sebesar Rp68,3 miliar dan akan memberikan manfaat irigasi seluas 2.968,56 hektar.

Pembangunan Jaringan Irigasi Baliase bagian kanan 2 memerlukan anggaran sebesar Rp87,4 miliar dan akan memberikan manfaat irigasi seluas 1.716,87 hektar. Progres fisik pembangunan DI Baliase kanan 2 telah mencapai 17,77% dengan penyerapan keuangan sebesar 13,92%.

Total kebutuhan anggaran untuk pembangunan Bendung dan Jaringan Irigasi DI Baliase mencapai Rp1,3 triliun dengan progres konstruksi yang mencakup Proyek Strategis Nasional sebesar 82,74%.

Daerah Irigasi Baliase memiliki luas 21.928 hektar yang tersebar di 5 kecamatan, yaitu Masamba, Mappadeceng, Sukamaju, Baebunta, dan Malangke, yang memiliki potensi besar untuk pengembangan sumber daya lahan pertanian dan air irigasi.

5 Bendungan dengan Kapasitas Terbesar yang Jadi Penyokong PLTA di Indonesia



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MM
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini