AS vs Cina: Siapa yang Paling Berpengaruh di Asia Tenggara?

AS vs Cina: Siapa yang Paling Berpengaruh di Asia Tenggara?
info gambar utama

Dalam beberapa tahun terakhir, Asia Tenggara telah menjadi wilayah strategis bagi negara-negara besar untuk memperluas pengaruh mereka. Dengan jumlah penduduk yang besar, hal ini dapat dimanfaatkan oleh negara-negara besar untuk meningkatkan pengaruhnya. Diantaranya adalah AS dan Cina, yang pengaruhnya dapat dirasakan oleh negara-negara di kawasan ini.

Menurut laporan dari Lowy Institute, Cina telah memperluas lingkup pengaruhnya di Asia Tenggara dengan laju yang lebih cepat daripada Amerika Serikat selama lima tahun terakhir. Laporan ini menganalisis data dari Asia Power Index, dengan fokus pada pengaruh komparatif Tiongkok dan AS di kawasan ini antara tahun 2018 dan 2022.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa Tiongkok memiliki keunggulan 52% hingga 48% atas AS dalam hal pengaruh pada tahun 2018, yang meningkat menjadi 54% hingga 46% pada tahun 2022. Dinamika pengaruh memainkan peran penting dalam membentuk pilihan strategis negara-negara Asia Tenggara.

Metodologi Asia Power Index menilai pengaruh berdasarkan empat kategori, yakni hubungan ekonomi, jaringan pertahanan, kekuatan diplomatik, dan pengaruh budaya. Sejak tahun 2018, AS telah mengalami penurunan terbesar dalam pengaruh secara keseluruhan di Malaysia, terutama karena kemajuan Tiongkok dalam jaringan pertahanan dan pengaruh diplomatik.

Di Brunei dan Indonesia, AS telah berada di bawah Tiongkok. Di Brunei, pergeseran ini didorong oleh kemajuan Tiongkok dalam hubungan ekonomi dan jaringan pertahanan, meskipun sebagian dimitigasi oleh pengaruh diplomatik Beijing. Kemudian selama lima tahun terakhir, Cina telah membuat kemajuan yang signifikan dalam hubungan ekonomi dan jaringan pertahanan di Indonesia. Dan meskipun pengaruh diplomatik AS di Indonesia lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia Tenggara, AS masih tertinggal dari Cina.

AS juga telah mengalami penurunan pengaruh yang signifikan di Filipina sejak tahun 2018, terutama karena penurunan hubungan ekonomi. Jika penurunan ekonomi AS berlanjut dengan kecepatan yang sama selama lima tahun ke depan, pengaruh Tiongkok secara keseluruhan diproyeksikan akan melampaui Amerika Serikat.

Penurunan hubungan ekonomi AS dengan Filipina terbagi rata antara indikator perdagangan dan investasi. Amerika menjadi relatif kurang penting sebagai pasar ekspor bagi Filipina. Di sisi lain, ekspor barang dan jasa Filipina ke Tiongkok telah meningkat dari sekitar $12 miliar pada tahun 2015 menjadi lebih dari $21 miliar pada tahun 2021, sementara ekspor ke AS hanya meningkat sedikit.

Pada tahun 2022, AS memiliki hubungan ekonomi yang lebih lemah dibandingkan dengan Tiongkok di setiap negara di Asia Tenggara. Perbedaan terbesar ada di Laos, di mana AS hanya mendapat skor delapan poin dibandingkan dengan 92 poin milik China.

Meski begitu, hubungan pertahanan AS yang paling kuat adalah dengan Filipina, di mana AS memimpin atas Tiongkok. AS juga memiliki keunggulan dalam pertahanan dengan Thailand sebagai sekutu perjanjian AS. Hal ini mencerminkan pentingnya aliansi pertahanan bilateral yang terus berlanjut bagi kedua negara. Sebaliknya, Tiongkok memimpin dalam bidang pertahanan dengan Kamboja.

Di sektor lain pada tahun 2022, pengaruh diplomatik Tiongkok melampaui pengaruh AS di semua negara Asia Tenggara, yang menyoroti upaya intensif Tiongkok di kawasan itu melalui jaringan diplomatiknya. Meski begitu, AS masih memiliki sedikit keunggulan dalam pengaruh budaya, meskipun skornya menurun pada tahun 2022 di setiap negara Asia Tenggara kecuali Vietnam.

Di sektor budaya, meskipun terjadi penurunan di semua negara Asia Tenggara kecuali Vietnam pada tahun 2022, Amerika Serikat masih memiliki sedikit keunggulan dalam pengaruh budaya di kawasan ini. Selain itu, Amerika Serikat memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan Tiongkok di Filipina dan Vietnam, yang mungkin disebabkan oleh sentimen anti-Tiongkok di kedua negara tersebut. Di sisi lain, data Asia Power Index juga menunjukkan bahwa Tiongkok memiliki lebih banyak pertukaran orang ke orang dengan Asia Tenggara, terutama melalui hubungan diaspora dan pariwisata.

Secara keseluruhan, laporan ini mampu menunjukkan bahwa China telah membuat kemajuan yang signifikan dalam memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara, terutama dalam hubungan ekonomi, jaringan pertahanan, dan kekuatan diplomatik.

Namun, AS masih mempertahankan keunggulannya di beberapa bidang, seperti jaringan pertahanan dengan Filipina dan Thailand serta pengaruh budaya di beberapa negara. Secara keseluruhan, dinamika pengaruh antara Cina dan AS memainkan peran penting dalam membentuk pilihan strategis negara-negara Asia Tenggara.

Source: Lowy Institute Report

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini